China: Kenaikan Tarif Tidak Akan Selesaikan Perselisihan Dagang

Selasa, 07 Mei 2019 - 16:01 WIB
China: Kenaikan Tarif Tidak Akan Selesaikan Perselisihan Dagang
China: Kenaikan Tarif Tidak Akan Selesaikan Perselisihan Dagang
A A A
BEIJING - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Minggu (5/5) lalu mengancam akan menaikkan tarif impor barang-barang senilai USD200 miliar asal China menjadi 25% dari sebelumnya 10% jika hingga akhir minggu ini tidak tercapai kesepakatan antara kedua negara.

Menanggapi ancaman tersebut, Kementerian Luar Negeri Cihna hari ini menyatakan bahwa perang tarif tidak akan menyelesaikan masalah dalam perselisihan perdagangan bilateral yang sedang berlangsung antara kedua negara.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang saat berbicara pada konferensi pers harian mengatakan, China berharap bahwa Amerika Serikat akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah satu sama lain.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, yang telah menjadi wakil AS dalam negosiasi dagang antara kedua negara mengatakan bahwa Beijing telah mengingkari komitmen yang telah dibuat sebelumnya yang akan mengubah perjanjian secara substansial.

"Selama seminggu terakhir ini kita telah melihat erosi komitmen oleh China," kata Lighthizer kepada wartawan. "Itu menurut kami tidak bisa diterima," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/5/2019).

Sementara itu, China menyatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu akan mengunjungi AS pada 9-10 Mei untuk pembicaraan perdagangan. Wakil Perdana Menteri China Liu He diperkirakan berada di Washington pada hari Kamis dan Jumat untuk pembicaraan lebih lanjut.

"Kami tidak akan membatalkan pembicaraan pada titik ini. Tapi untuk saat ini, Jumat (10/5) nanti kenaikan tarif akan diterapkan (jika tak ada kesepakatan)," kata Lighthizer.

Sementara itu, sejumlah negara meminta AS dan China menahan diri agar. Prancis misalnya, mendesak AS dan China untuk menghindari meningkatnya ketegangan perdagangan lebih lanjut antara kedua negara.

"Saya sangat mendesak kepada semua pihak untuk menghindari keputusan yang akan mengancam dan membahayakan pertumbuhan global pada bulan-bulan mendatang," ujar Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5221 seconds (0.1#10.140)