Dolar AS dalam Bahaya, 52% Perdagangan China Diselesaikan dengan Yuan

Jum'at, 05 Juli 2024 - 07:40 WIB
loading...
Dolar AS dalam Bahaya, 52% Perdagangan China Diselesaikan dengan Yuan
China semakin serius dedolarisasi dengan menghentikan kenaikan laju dolar AS. FOTO/Shutterstock
A A A
JAKARTA - China semakin serius dedolarisasi dengan menghentikan kenaikan laju dolar AS. Mulai dari menjalin kemitraan perdagangan baru dalam mata uang lokal hingga meyakinkan negara-negara berkembang untuk meninggalkan dolar AS dalam kesepakatan perdagangan.

China semakin menentukan bagaimana transaksi lintas batas harus diselesaikan. Tiongkok menunjukkan kepada negara-negara BRICS dan negara-negara berkembang lainnya bagaimana agenda dedolarisasi harus dijalankan dalam skala global.

Baca Juga: Rusia Mulai Ancam Israel, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Moskow vs Tel Aviv Tahun 2024

Data terbaru menunjukkan hasil yang mengejutkan tentang bagaimana yuan China telah menembus dolar AS secara global. Pada Maret 2024, 52,9% dari seluruh perdagangan di China telah diselesaikan dalam yuan China bukan dalam dolar AS. Hanya 42,8% perdagangan di China yang diselesaikan dalam dolar AS, yang merupakan titik terendah secara drastis.

Perkembangan ini mengkhawatirkan, dan jika anggota BRICS lainnya mengikuti jejak China, dolar AS akan berada dalam bahaya. Dolar AS tumbuh subur karena penawaran dan permintaan dan jika mata uang lokal digunakan dalam transaksi maksimum maka mata uang ini akan mulai menurun di pasar valas.

Selain itu, China menunjukkan kepada negara-negara BRICS dan dunia bahwa langkah pertama dalam dedolarisasi adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Melansir Watcher Guru, pada 2010 lalu, 84% perdagangan di China diselesaikan dalam dolar AS dan 0,3% dalam yuan Tiongkok. Keadaan berbalik pada tahun 2024 setelah aliansi BRICS memulai inisiatif dedolarisasi.

Baca Juga: Putin dan Erdogan Kompak Buang Dolar, Bidik Kerja Sama Dagang Rp1.600 T

Tidak hanya China, bahkan rekan BRICS-nya, Rusia juga semakin banyak menggunakan yuan China untuk transaksi lintas batas. Mata uang lokal bertujuan untuk berada di kursi pengemudi ekonomi dengan mendorong dolar AS di kursi belakang.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0859 seconds (0.1#10.140)