Tol Laut Pelni Tak Sekadar Turunkan Biaya Logistik
loading...
A
A
A
Pada muatan berangkat kapal tol laut yang dioperasikan, Pelni mengangkut sembako seperti gula, tepung terigu, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar dan yang lainnya. Ada juga barang kebutuhan penting seperti benih padi, jagung dan kedelai, pupuk, semen, elpiji tiga kilogram, triplek, besi baja konstruksi, baja ringan.
Menurut Marcellus, inovasi-inovasi yang bisa dilakukan diantaranya mendorong pelaku usaha di daerah seperti, nelayan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk lebih banyak menghasilkan produk yang bisa dipasarkan ke wilayah lain menggunakan kapal Pelni yang memiliki jadwal pelayaran yang tetap dan teratur.
Senada, Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai, Pelni harus terus memaksimalkan potensi muatan balik pada kapal tol laut. Salah satunya dengan membawa hasil alam dari daerah untuk dapat dipasarkan di Jawa. “Sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat,” paparnya.
Terlebih, kapal-kapal tol laut Pelni mampu mengangkut potensi muatan seperti sembako, curah, batubara, batang kayu, dan lainya. Kolaborasi dan dukungan dari para pelaku usaha sektor kemaritiman juga dinilai perlu. Misalnya, di sektor kepelabuhanan, agar kapal-kapal Pelni lebih efisien melakukan bongkar muat barang, dibutuhkan fasilitas pelabuhan yang handal.
“Jangan sampai kapal-kapal Pelni justru mengalami kendala karena faktor ketidaksiapan pelabuhan. Karena itu perlu sinergi dan kolaborasi lebih kuat lagi,” sebutnya.
Untuk menjaga stabilitas kinerja, khususnya menyangkut masalah keuangan, Siswanto menyarankan agar Pelni memperkuat ekspansi angkutan barang ke mancanegara dan menggarap sektor-sektor lain di luar logistik. “Misalnya, pasar wisata kelautan. Karena sudah saatnya Pelni berekspansi go international,” katanya.
Pembukaan rute-rute kapal wisata ke Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina dinilai potensial, mengingat saat ini, sektor wisata kelautan mulai menunjukkan pertumbuhan peminat. “Wisatawan berkentong tebal menjadi salah satu potensi pasar yang bisa di bidik Pelni,” kata Siswanto.
Dia pun optimistis, selain menjadi tumpuan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah, Pelni juga akan menjadi penggerak pertumbuhan sektor pariwisata. “Terpenting, jangan berhenti berinovasi,” tutupnya.
Negara dan masyarakat di kawasan 3TP tetunya masih menggantungkan asa kepada Pelni. Karenanya, Direktur Utama Pelni Tri Andayani menegaskan komitmen Pelni untuk terus melayani negeri. Ikhtiar yang dilakukan, salah satunya yakni menambah kapal dan menjaga performa kapal-kapal yang sedang beroperasi untuk terus dalam kondisi prima.
Menurut Andayani, kebutuhan armada kapal yang memadai harus terus dilakukan untuk mendukung aksesibilitas dan konektivitas masyarakat. Terlebih, Indonesia merupakan negara kepulauan. Pelni pun berencana untuk menambah dua kapal baru. Satu unit kapal diperkirakan membutuhkan dana Rp1,3 triliun.
Menurut Marcellus, inovasi-inovasi yang bisa dilakukan diantaranya mendorong pelaku usaha di daerah seperti, nelayan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk lebih banyak menghasilkan produk yang bisa dipasarkan ke wilayah lain menggunakan kapal Pelni yang memiliki jadwal pelayaran yang tetap dan teratur.
Senada, Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai, Pelni harus terus memaksimalkan potensi muatan balik pada kapal tol laut. Salah satunya dengan membawa hasil alam dari daerah untuk dapat dipasarkan di Jawa. “Sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat,” paparnya.
Terlebih, kapal-kapal tol laut Pelni mampu mengangkut potensi muatan seperti sembako, curah, batubara, batang kayu, dan lainya. Kolaborasi dan dukungan dari para pelaku usaha sektor kemaritiman juga dinilai perlu. Misalnya, di sektor kepelabuhanan, agar kapal-kapal Pelni lebih efisien melakukan bongkar muat barang, dibutuhkan fasilitas pelabuhan yang handal.
“Jangan sampai kapal-kapal Pelni justru mengalami kendala karena faktor ketidaksiapan pelabuhan. Karena itu perlu sinergi dan kolaborasi lebih kuat lagi,” sebutnya.
Untuk menjaga stabilitas kinerja, khususnya menyangkut masalah keuangan, Siswanto menyarankan agar Pelni memperkuat ekspansi angkutan barang ke mancanegara dan menggarap sektor-sektor lain di luar logistik. “Misalnya, pasar wisata kelautan. Karena sudah saatnya Pelni berekspansi go international,” katanya.
Pembukaan rute-rute kapal wisata ke Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina dinilai potensial, mengingat saat ini, sektor wisata kelautan mulai menunjukkan pertumbuhan peminat. “Wisatawan berkentong tebal menjadi salah satu potensi pasar yang bisa di bidik Pelni,” kata Siswanto.
Dia pun optimistis, selain menjadi tumpuan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah, Pelni juga akan menjadi penggerak pertumbuhan sektor pariwisata. “Terpenting, jangan berhenti berinovasi,” tutupnya.
Negara dan masyarakat di kawasan 3TP tetunya masih menggantungkan asa kepada Pelni. Karenanya, Direktur Utama Pelni Tri Andayani menegaskan komitmen Pelni untuk terus melayani negeri. Ikhtiar yang dilakukan, salah satunya yakni menambah kapal dan menjaga performa kapal-kapal yang sedang beroperasi untuk terus dalam kondisi prima.
Menurut Andayani, kebutuhan armada kapal yang memadai harus terus dilakukan untuk mendukung aksesibilitas dan konektivitas masyarakat. Terlebih, Indonesia merupakan negara kepulauan. Pelni pun berencana untuk menambah dua kapal baru. Satu unit kapal diperkirakan membutuhkan dana Rp1,3 triliun.