3 Dampak Sanksi Rusia yang Merugikan Negara-negara Eropa, Bikin Industri Jatuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sanksi Rusia tidak hanya berdampak terhadap Moskow, tetapi juga kepada sejumlah negara-negara di Eropa. Setelah Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) menerapkan sanksi ekonomi ke Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin rupanya punya strategi sendiri supaya sanksi tersebut bisa menjadi bumerang untuk Benua Biru -julukan Eropa-.
Sanksi Barat langsung meluncur tidak lama setelah Rusia melayangkan invasi ke Ukraina, dimana Kremlin terus berupaya untuk mengembalikan stabilitas ekonomi dengan bergantung pada sekutu mereka seperti China, Korea Utara, dan beberapa negara Timur Tengah.
Sebagai balasan, Vladimir Putin lantas menciptakan cukup banyak kebijakan untuk merugikan sejumlah negara Eropa yang masih bergantung pada Moskow. Berikut ini beberapa dampak sanksi Rusia yang merugikan negara-negara Eropa.
Sebagai pembalasan atas sanksi Barat, Rusia langsung memotong pasokan gas untuk beberapa negara Eropa. Menurut Radio Liberty, Moskow dan media pro-Kremlin memperkirakan bahwa Eropa tanpa bantuan pasokan gas Rusia, akan mengalami krisis.
Untuk mengatasi kekurangan gas Rusia selama musim dingin dan selama sisa tahun 2023, UE melakukan penimbunan pasokan gas alam cair yang sebagian besar berasal dari Amerika Serikat.
Meskipun mampu bertahan, hal ini tetap akan menimbulkan dampak krisis energi jangka panjang menurut para ahli. Karena kehilangan gas Rusia sepenuhnya akan membuat banyak negara Eropa kesulitan, dan bahkan dapat menimbulkan perpecahan.
Pada tahun 2023 lalu, impor gas Rusia ke UE telah turun sekitar sepertiga, jika dibandingkan dengan tingkat sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Permusuhan antara Rusia dengan Barat ini juga punya berpeluang besar akan terjadinya perang hibrida. Mengingat Negeri Tirai Besi telah jadi negara yang paling menonjol akan berbagai serangan di beberapa negara.
Meski begitu, Rusia tidak berdiri sendiri dalam upaya anti-Baratnya. Negara ini dengan rajin menyeimbangkan kepentingannya dengan kepentingan negara-negara Barat, dan merekrut mitra seperti Belarus, Iran, dan Korea Utara.
Dengan menampung senjata dan pasukan nuklir, serta mempersenjatai dan memasok angkatan bersenjata, negara-negara ini akan memperburuk agresi Rusia. Namun, Tiongkok tetap menjadi bagian penting dari teka-teki ini.
Sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa (UE) terhadap Rusia juga menjadi senjata makan tuan setelah beberapa industri di Benua Biru mengalami krisis. Salah satu negara yang terkena dampak balasan Putin adalah Jerman.
Sanksi terhadap Rusia mendorong pelemahan dalam industri Jerman, membuat salah satu negara paling kuat di UE rentan terhadap kenaikan harga energi dan inflasi yang tinggi.
Pada bulan Juni, zona euro secara resmi mengumumkan telah memasuki resesi. Di antara faktor utama krisis keuangan ini adalah penurunan ekonomi terbesar blok tersebut, di atasnya adalah Jerman.
Sanksi Barat langsung meluncur tidak lama setelah Rusia melayangkan invasi ke Ukraina, dimana Kremlin terus berupaya untuk mengembalikan stabilitas ekonomi dengan bergantung pada sekutu mereka seperti China, Korea Utara, dan beberapa negara Timur Tengah.
Sebagai balasan, Vladimir Putin lantas menciptakan cukup banyak kebijakan untuk merugikan sejumlah negara Eropa yang masih bergantung pada Moskow. Berikut ini beberapa dampak sanksi Rusia yang merugikan negara-negara Eropa.
3 Dampak Sanksi Rusia yang Merugikan Negara-Negara Eropa
1. Krisis Energi
Sebagai pembalasan atas sanksi Barat, Rusia langsung memotong pasokan gas untuk beberapa negara Eropa. Menurut Radio Liberty, Moskow dan media pro-Kremlin memperkirakan bahwa Eropa tanpa bantuan pasokan gas Rusia, akan mengalami krisis.
Untuk mengatasi kekurangan gas Rusia selama musim dingin dan selama sisa tahun 2023, UE melakukan penimbunan pasokan gas alam cair yang sebagian besar berasal dari Amerika Serikat.
Meskipun mampu bertahan, hal ini tetap akan menimbulkan dampak krisis energi jangka panjang menurut para ahli. Karena kehilangan gas Rusia sepenuhnya akan membuat banyak negara Eropa kesulitan, dan bahkan dapat menimbulkan perpecahan.
Pada tahun 2023 lalu, impor gas Rusia ke UE telah turun sekitar sepertiga, jika dibandingkan dengan tingkat sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
2. Jadi Sasaran Perang Hibrida
Permusuhan antara Rusia dengan Barat ini juga punya berpeluang besar akan terjadinya perang hibrida. Mengingat Negeri Tirai Besi telah jadi negara yang paling menonjol akan berbagai serangan di beberapa negara.
Meski begitu, Rusia tidak berdiri sendiri dalam upaya anti-Baratnya. Negara ini dengan rajin menyeimbangkan kepentingannya dengan kepentingan negara-negara Barat, dan merekrut mitra seperti Belarus, Iran, dan Korea Utara.
Dengan menampung senjata dan pasukan nuklir, serta mempersenjatai dan memasok angkatan bersenjata, negara-negara ini akan memperburuk agresi Rusia. Namun, Tiongkok tetap menjadi bagian penting dari teka-teki ini.
3. Industri Mulai Jatuh
Sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa (UE) terhadap Rusia juga menjadi senjata makan tuan setelah beberapa industri di Benua Biru mengalami krisis. Salah satu negara yang terkena dampak balasan Putin adalah Jerman.
Sanksi terhadap Rusia mendorong pelemahan dalam industri Jerman, membuat salah satu negara paling kuat di UE rentan terhadap kenaikan harga energi dan inflasi yang tinggi.
Pada bulan Juni, zona euro secara resmi mengumumkan telah memasuki resesi. Di antara faktor utama krisis keuangan ini adalah penurunan ekonomi terbesar blok tersebut, di atasnya adalah Jerman.
(akr)