500 Orang Terkaya di Dunia Kebakaran Jenggot Imbas Ambruknya Wall Street
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ratusan orang terkaya di dunia kehilangan duitnya total USD134 miliar atau setara Rp2.121 triliun (Rp15,835 per USD) imbas ambruknya Wall Street atau bursa saham AS , sejak beberapa hari terakhir. Kekhawatiran resesi di AS menyebabkan aksi jual yang dipicu dari data ketenagakerjaan serta aktivitas manufaktur yang melemah.
Dihimpun dari The National News, Kamis (8/8/2024) miliarder yang paling menderita dari peristiwa ini adalah pendiri Amazon, Jeff Bezos. Ia dilaporkan telah kehilangan USD15 miliar atau setara Rp237 triliun dalam waktu yang sangat singkat.
Kerugian ini menjadi yang terburuk bagi Bezos untuk ketiga kalinya usai saham platform e-commerce terbesar di dunia jatih 8,8%. Selanjutnya disusul oleh pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk yang kehilangan USD6,57 miliar (Rp100 triliun) karena saham perusahaan kendaraan listriknya itu turun lebih dari 4,2%.
Menurut Forbes, Bos Oracle, Larry Ellison kehilangan sekitar USD5 miliar karena saham perusahaannya bertahan 3% lebih rendah. Sementara salah satu pendiri Alphabet (induk Google) Sergey Brin dan kekayaan Larry Page masing-masing berkurang lebih dari USD3 miliar, usai saham perusahaan induk Google itu terjun bebas hingga 2,35%.
Masih dari miliarder teknologi lainnya, ada Bos Meta Platforms, Mark Zuckerberg yang menelan kerugian sekitar USD3 miliar karena saham Facebook turun hampir 2%. Pendiri Dell Technologies, Michael Dell juga kehilangan hampir USD3 miliar usai saham perusahaannya anjlok 5,7%.
Kepala eksekutif LVMH Bernard Arnault, mantan kepala eksekutif Microsoft, Bill Gates dan Steve Ballmer, serta chairman Berkshire Hathaway Warren Buffet, yang termasuk dalam 10 orang terkaya di dunia, secara kolektif kehilangan lebih dari USD7 miliar.
"Pasar keuangan global berada dalam keadaan cemas yang meningkat, dengan indeks utama mengalami penurunan sangat signifikan dan sentimen investor bergeser dengan cepat," kata Nigel Green, kepala eksekutif perusahaan penasihat keuangan deVere Group.
Laporan tersebut menyeret Nasdaq Composite yang padat teknologi turun 2,4%, membawa kerugiannya menjadi sekitar 10% sejak rekor penutupan pada 10 Juli, mengonfirmasi bahwa itu berada di wilayah koreksi. Indeks atau saham berada dalam koreksi ketika ditutup 10% atau sedikit membaik.
Dihimpun dari The National News, Kamis (8/8/2024) miliarder yang paling menderita dari peristiwa ini adalah pendiri Amazon, Jeff Bezos. Ia dilaporkan telah kehilangan USD15 miliar atau setara Rp237 triliun dalam waktu yang sangat singkat.
Kerugian ini menjadi yang terburuk bagi Bezos untuk ketiga kalinya usai saham platform e-commerce terbesar di dunia jatih 8,8%. Selanjutnya disusul oleh pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk yang kehilangan USD6,57 miliar (Rp100 triliun) karena saham perusahaan kendaraan listriknya itu turun lebih dari 4,2%.
Menurut Forbes, Bos Oracle, Larry Ellison kehilangan sekitar USD5 miliar karena saham perusahaannya bertahan 3% lebih rendah. Sementara salah satu pendiri Alphabet (induk Google) Sergey Brin dan kekayaan Larry Page masing-masing berkurang lebih dari USD3 miliar, usai saham perusahaan induk Google itu terjun bebas hingga 2,35%.
Masih dari miliarder teknologi lainnya, ada Bos Meta Platforms, Mark Zuckerberg yang menelan kerugian sekitar USD3 miliar karena saham Facebook turun hampir 2%. Pendiri Dell Technologies, Michael Dell juga kehilangan hampir USD3 miliar usai saham perusahaannya anjlok 5,7%.
Kepala eksekutif LVMH Bernard Arnault, mantan kepala eksekutif Microsoft, Bill Gates dan Steve Ballmer, serta chairman Berkshire Hathaway Warren Buffet, yang termasuk dalam 10 orang terkaya di dunia, secara kolektif kehilangan lebih dari USD7 miliar.
"Pasar keuangan global berada dalam keadaan cemas yang meningkat, dengan indeks utama mengalami penurunan sangat signifikan dan sentimen investor bergeser dengan cepat," kata Nigel Green, kepala eksekutif perusahaan penasihat keuangan deVere Group.
Laporan tersebut menyeret Nasdaq Composite yang padat teknologi turun 2,4%, membawa kerugiannya menjadi sekitar 10% sejak rekor penutupan pada 10 Juli, mengonfirmasi bahwa itu berada di wilayah koreksi. Indeks atau saham berada dalam koreksi ketika ditutup 10% atau sedikit membaik.