Merayakan 57 Tahun ASEAN dan Inovasi Ekonomi di Melbourne
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka memperingati 57 tahun berdirinya ASEAN, ASEAN Day 2024 telah berlangsung meriah di Ruang Bhinneka KJRI Melbourne. Acara ini dihadiri oleh diplomat, mahasiswa, serta tokoh-tokoh dari komunitas bisnis, yang berkumpul untuk merayakan momen bersejarah ini. Dengan tema "Memperkuat ASEAN: Inovasi Bisnis dan Ekonomi", perayaan kali ini memberikan panggung bagi para calon pemimpin muda dan para diaspora pengusaha untuk berbagi pandangan mereka mengenai masa depan ekonomi ASEAN.
Acara tersebut dibuka oleh Konjen RI Melbourne, Kuncoro Waseso, bersama Konjen Malaysia, Nik Muhammad Nasyron Syah, dan Konsul Jenderal Filipina, Maria Lourdes Salcedo. Para peserta tampak antusias mengenakan pakaian tradisional dari berbagai negara ASEAN, sambil menikmati pertunjukan musik yang menggambarkan kekayaan budaya di tiga negara ASEAN. Salah satu sorotan dari acara ini adalah tarian Gemufamire dari Indonesia Timur yang melibatkan partisipasi meriah dari para hadirin.
Suara Pemuda Menentukan Masa Depan
Tiga mahasiswa yang mewakili Indonesia, Filipina, dan Malaysia menyampaikan presentasi yang menggugah pikiran, dengan masing-masing membagikan wawasan unik tentang tantangan dan peluang yang dihadapi ASEAN.
Arian, seorang pemimpin mahasiswa asal Indonesia, memaparkan penelitiannya tentang pengelolaan limbah inovatif di Jawa, Indonesia. "Pengelolaan melibatkan penduduk setempat dan dengan konsep berkelanjutan. Jadi tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat perekonomian lokal," ujar Arian. Proyeknya, yang menggunakan larva untuk mengelola limbah organik, menunjukkan bagaimana keterlibatan masyarakat dapat menghasilkan solusi yang berdampak.
Dari Filipina, Reymond Pepito menekankan pentingnya peran pemuda dalam mendorong perubahan di berbagai sektor. Ia menyerukan kolaborasi yang lebih kuat di antara komunitas mahasiswa ASEAN di Melbourne. "Kemitraan di antara mahasiswa ASEAN di Melbourne dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kawasan kita," kata Reymond, yang juga menekankan pentingnya menghargai pengetahuan tradisional dan warisan budaya.
Danish, yang mewakili Malaysia, berfokus pada harapan yang diberikan kepada mahasiswa di sektor bisnis serta peluang yang tersedia di Melbourne dan seluruh Australia.
Kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian individu; ini tentang bekerja sama dengan komunitas lokal dan belajar dari para tokoh di industri," ujarnya, mendorong rekan-rekannya untuk mencari kolaborasi dan bimbingan.
Wawasan dari Para Pemimpin Bisnis ASEAN
Acara ini juga menampilkan kisah inspiratif dari para anggota komunitas bisnis, yang berbagi perjalanan mereka dan memberikan nasihat berharga bagi generasi penerus pengusaha.
Nitalia Slamet berbagi tentang tantangan menjadi wanita Asia di industri yang didominasi pria. "Sikap kerja keras dan mindset 'just do it' menjadi kunci kesuksesan saya," ujarnya, mendorong yang lain untuk tetap gigih meski menghadapi rintangan.
Janeca dari Australia-Philippines Business Council menyoroti peluang yang akan datang bagi para profesional dan mahasiswa Filipina di Australia, dan mengundang komunitas ASEAN yang lebih luas untuk bergabung. "Kegiatan kami, dirancang untuk membangun jembatan dan menciptakan peluang. Kami menyambut semua orang untuk berkolaborasi dengan kami," katanya dikutip dari keterangan resmi, Selasa (13/8/2024).
Francis Goh dari Malaysia menceritakan perjalanannya dari kesulitan finansial hingga sukses di industri real estat. "Kami memulai dengan tekad dan rencana. Hari ini, perusahaan kami berkembang di seluruh Australia dan sekitarnya," kenang Francis, menekankan pentingnya ketekunan dan pemikiran ke depan.
Akhirnya, Celia Tran, yang mewakili Vietnam, berbicara tentang tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa saat memasuki dunia bisnis. "Membangun jaringan bisa terasa menakutkan, terutama bagi mahasiswa internasional, tetapi ada banyak profesional yang siap membantu. Jangan ragu untuk mengulurkan tangan," ia mendorong.
Membangun Masa Depan Asosiasi Mahasiswa ASEAN di Melbourne
Salah satu pembahasan kunci dalam ASEAN Day 2024 adalah gagasan yang diusulkan oleh Reymond Pepito untuk membentuk Asosiasi Mahasiswa ASEAN di Melbourne. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi dan dukungan di antara mahasiswa ASEAN di Australia, serta menyediakan suara dan platform yang bersatu untuk pertukaran budaya dan pengembangan profesional.
Gagasan ini mendapat sambutan hangat dari para Konsul Jenderal yang hadir. Mereka menyatakan antusiasme terhadap inisiatif ini dan menekankan kesiapan mereka untuk mendukung pembentukan asosiasi tersebut. "Asosiasi ini tidak hanya akan memperkuat hubungan di antara mahasiswa ASEAN, tetapi juga meningkatkan kehadiran kolektif kita di Australia," ujar Konsul Jenderal Waseso, sejalan dengan pernyataan rekan-rekannya.
Perayaan ini ditutup dengan pesta kuliner tradisional ASEAN, termasuk bakso dari Indonesia, pancit dari Filipina, dan sate dari Malaysia, yang menyajikan cita rasa warisan kuliner yang kaya dari kawasan ini. Hari ASEAN 2024 di Melbourne sukses besar, menyoroti persatuan, inovasi, dan potensi dalam komunitas ASEAN. Seiring dengan berkembangnya kawasan ini, suara para pemimpin muda dan pengusaha akan membentuk masa depan yang lebih baik.
Acara tersebut dibuka oleh Konjen RI Melbourne, Kuncoro Waseso, bersama Konjen Malaysia, Nik Muhammad Nasyron Syah, dan Konsul Jenderal Filipina, Maria Lourdes Salcedo. Para peserta tampak antusias mengenakan pakaian tradisional dari berbagai negara ASEAN, sambil menikmati pertunjukan musik yang menggambarkan kekayaan budaya di tiga negara ASEAN. Salah satu sorotan dari acara ini adalah tarian Gemufamire dari Indonesia Timur yang melibatkan partisipasi meriah dari para hadirin.
Suara Pemuda Menentukan Masa Depan
Tiga mahasiswa yang mewakili Indonesia, Filipina, dan Malaysia menyampaikan presentasi yang menggugah pikiran, dengan masing-masing membagikan wawasan unik tentang tantangan dan peluang yang dihadapi ASEAN.
Arian, seorang pemimpin mahasiswa asal Indonesia, memaparkan penelitiannya tentang pengelolaan limbah inovatif di Jawa, Indonesia. "Pengelolaan melibatkan penduduk setempat dan dengan konsep berkelanjutan. Jadi tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat perekonomian lokal," ujar Arian. Proyeknya, yang menggunakan larva untuk mengelola limbah organik, menunjukkan bagaimana keterlibatan masyarakat dapat menghasilkan solusi yang berdampak.
Dari Filipina, Reymond Pepito menekankan pentingnya peran pemuda dalam mendorong perubahan di berbagai sektor. Ia menyerukan kolaborasi yang lebih kuat di antara komunitas mahasiswa ASEAN di Melbourne. "Kemitraan di antara mahasiswa ASEAN di Melbourne dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kawasan kita," kata Reymond, yang juga menekankan pentingnya menghargai pengetahuan tradisional dan warisan budaya.
Danish, yang mewakili Malaysia, berfokus pada harapan yang diberikan kepada mahasiswa di sektor bisnis serta peluang yang tersedia di Melbourne dan seluruh Australia.
Kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian individu; ini tentang bekerja sama dengan komunitas lokal dan belajar dari para tokoh di industri," ujarnya, mendorong rekan-rekannya untuk mencari kolaborasi dan bimbingan.
Wawasan dari Para Pemimpin Bisnis ASEAN
Acara ini juga menampilkan kisah inspiratif dari para anggota komunitas bisnis, yang berbagi perjalanan mereka dan memberikan nasihat berharga bagi generasi penerus pengusaha.
Nitalia Slamet berbagi tentang tantangan menjadi wanita Asia di industri yang didominasi pria. "Sikap kerja keras dan mindset 'just do it' menjadi kunci kesuksesan saya," ujarnya, mendorong yang lain untuk tetap gigih meski menghadapi rintangan.
Janeca dari Australia-Philippines Business Council menyoroti peluang yang akan datang bagi para profesional dan mahasiswa Filipina di Australia, dan mengundang komunitas ASEAN yang lebih luas untuk bergabung. "Kegiatan kami, dirancang untuk membangun jembatan dan menciptakan peluang. Kami menyambut semua orang untuk berkolaborasi dengan kami," katanya dikutip dari keterangan resmi, Selasa (13/8/2024).
Francis Goh dari Malaysia menceritakan perjalanannya dari kesulitan finansial hingga sukses di industri real estat. "Kami memulai dengan tekad dan rencana. Hari ini, perusahaan kami berkembang di seluruh Australia dan sekitarnya," kenang Francis, menekankan pentingnya ketekunan dan pemikiran ke depan.
Akhirnya, Celia Tran, yang mewakili Vietnam, berbicara tentang tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa saat memasuki dunia bisnis. "Membangun jaringan bisa terasa menakutkan, terutama bagi mahasiswa internasional, tetapi ada banyak profesional yang siap membantu. Jangan ragu untuk mengulurkan tangan," ia mendorong.
Membangun Masa Depan Asosiasi Mahasiswa ASEAN di Melbourne
Salah satu pembahasan kunci dalam ASEAN Day 2024 adalah gagasan yang diusulkan oleh Reymond Pepito untuk membentuk Asosiasi Mahasiswa ASEAN di Melbourne. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi dan dukungan di antara mahasiswa ASEAN di Australia, serta menyediakan suara dan platform yang bersatu untuk pertukaran budaya dan pengembangan profesional.
Gagasan ini mendapat sambutan hangat dari para Konsul Jenderal yang hadir. Mereka menyatakan antusiasme terhadap inisiatif ini dan menekankan kesiapan mereka untuk mendukung pembentukan asosiasi tersebut. "Asosiasi ini tidak hanya akan memperkuat hubungan di antara mahasiswa ASEAN, tetapi juga meningkatkan kehadiran kolektif kita di Australia," ujar Konsul Jenderal Waseso, sejalan dengan pernyataan rekan-rekannya.
Perayaan ini ditutup dengan pesta kuliner tradisional ASEAN, termasuk bakso dari Indonesia, pancit dari Filipina, dan sate dari Malaysia, yang menyajikan cita rasa warisan kuliner yang kaya dari kawasan ini. Hari ASEAN 2024 di Melbourne sukses besar, menyoroti persatuan, inovasi, dan potensi dalam komunitas ASEAN. Seiring dengan berkembangnya kawasan ini, suara para pemimpin muda dan pengusaha akan membentuk masa depan yang lebih baik.
(nng)