Kuartal II/2019, Tenaga Pemasar Industri Asuransi Jiwa Melambat

Rabu, 11 September 2019 - 19:47 WIB
Kuartal II/2019, Tenaga Pemasar Industri Asuransi Jiwa Melambat
Kuartal II/2019, Tenaga Pemasar Industri Asuransi Jiwa Melambat
A A A
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, total Tertanggung industri asuransi jiwa pada kuartal II/2019 meningkat 11,9% menjadi 59.589.285 orang dibandingkan periode yang sama 2018 sebanyak 53.271.946 orang.

Ketua bidang Operasional & Perlindungan Konsumen Freddy Thamrin mengatakan, meningkatnya Jumlah Tertanggung diakibatkan adanya peningkatan dari jumlah tertanggung kumpulan sebesar 16,1% dan jumlah tertanggung perorangan sebesar 3,2% di kuartal kedua 2019.

“Kenaikan Jumlah Tertanggung, khususnya Jumlah Tertanggung Perorangan pada kuartal kedua 2019, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat atas pentingnya asuransi jiwa semakin meningkat," kata Freddy di Jakarta, Rabu (11/9/2019).

Dia menambahkan, AAJI juga terus berusaha untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat dengan merekrut tenaga pemasaran yang handal dan berkualitas.

Namun, asosiasi mencatat jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa berlisensi pada kuartal kedua 2019 mengalami perlambatan 0,9% menjadi 598.029 orang, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya berjumlah 603.605 orang.

Sekitar 90,8% dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan. Berdasarkan saluran keagenan berlisensi pada kuartal kedua 2018 dan kuartal II/2019, tercatat saluran Keagenan melambat 1,2% menjadi 543.034 orang dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebanyak 549.354 orang.

Sementara itu sebagai respon atas pesatnya perkembangan teknologi digital keuangan, AAJI berkomitmen untuk mendorong pelaku industri asuransi dan industri terkait lainnya untuk terus menerapkan best practices teknologi digital yang tepat guna di industri asuransi.

Untuk itu, AAJI kembali menyelenggarakan Digital & Risk Management in Insurance Seminar (DRIM AAJI 2019) pada 25-27 September 2019 nanti.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, pelaku industri asuransi jiwa harus segera menyiapkan strategi untuk menjawab perkembangan dunia digital saat ini.

"Perkembangan teknologi digital selayaknya diintegrasikan di dalam perencanaan bisnis perusahaan, dimana hal ini diharapkan dapat memaksimalkan penetrasi saluran distribusi, pengembangan produk, pelayanan pelanggan, bisnis proses, dan lain-lain," ujarnya.

Ajang DRIM 2019 diharapkan dapat mendorong industri asuransi agar siap menghadapi era digital ini dan dapat mendukung pengembangan beragam platform digital yang akan mendorong percepatan bisnis dalam meningkatkan penetrasi asuransi jiwa di Indonesia.

"Jumlah milenial di Indonesia itu sangat besar dimana sebagian dari mereka adalah pengguna internet dan sangat aktif dalam menggunakan layanan digital keuangan," tambah Ketua Panitia DRIM AAJI 2019 Wiroyo Karsono.

Dia memaparkan, DRIM AAJI 2019 bertujuan untuk mendorong industri asuransi agar lebih paham dan melihat potensi serta keunikan generasi milenial ini.

Melalui seminar ini, diharapkan nantinya, perusahaan asuransi dapat menganalisa secara tepat dan dapat menentukan keputusan bisnis terbaik guna meraih potensial generasi milenial, melalui literasi dan inklusi keuangan berbasis digital yang dilakukan.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5205 seconds (0.1#10.140)