Menciptakan SDM yang Mampu Hasilkan Karya

Minggu, 15 September 2019 - 12:10 WIB
Menciptakan SDM yang Mampu Hasilkan Karya
Menciptakan SDM yang Mampu Hasilkan Karya
A A A
JAKARTA - Visi Indonesia lima tahun ke depan, yang memfokuskan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM), merupakan panggilan kepada para insinyur untuk berkarya lebih besar lagi. Karya-karya keinsinyuran harus menjadi manfaat bagi orang lain.

”Ketika seruas jalan tol bisa membuat seorang ayah lebih cepat pulang ke rumah, ketika sebuah bendungan bisa membuat ribuan petak sawah tak lagi kekurangan air, ketika kereta cepat bisa mempermudah hidup jutaan penggunanya,” ujar Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto.

Heru yang juga chairman ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) ini mengamini pernyataan Presiden bahwa perubahan ke depan semakin cepat dan revolusi teknologi bergerak melesat. ”Tidak ada pilihan, Indonesia harus berlari kencang mengejar gelombang perubahan. Kami menyadari sumber daya manusia unggul menjadi kunci penting dari perubahan itu, karena inovasi yang hebat tidak akan lahir dari para medioker. Ini bukan hal mudah,” ujarnya.

Heru menyadari, mencetak SDM unggul harus dimulai dari sebuah database sehingga peta kekuatan diketahui, sebelum membuat sebuah peta jalan yang terintegrasi menuju tujuan bersama. Termasuk SDM yang memiliki keterbatasan. Heru mengatakan, PII sedang membuat pangkalan data keinsinyuran, setelah Presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 25/2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 11/2014 tentang Keinsiyuran.

”Inilah pintu masuk kami untuk menyusun database keinsinyuran pertama di Indonesia yang akan berisikan lebih dari 1 juta talenta-talenta terbaik bangsa. Tentu nama Insinyur Joko Widodo ada di dalamnya, lengkap dengan klasifikasi dan standar kompetensinya,” ucap Heru.

Pangkalan data ini, kata Heru, diharapkan bisa menjadi sumbangsih PII yang nantinya bisa disinergiskan dengan pusat manajemen talenta yang akan dibuat pemerintah. ”Jadi yang bagian SDM keinsinyuran, kami siap rampungkan,” kata Heru.

Profesi keinsinyuran bukan merupakan profesi yang tidak bisa digeluti oleh para difabel. Justru saat ini di dunia, kalangan difabel terlibat langsung dalam pengembangan beragam hal yang memuat kalangan difabel bisa melakukan berbagai kegiatan.

Salah satunya dilakukan Kursat Ceylan, seorang insinyur tunanetra yang berhasil menemukan dan menciptakan teknologi terbaru bernama We Walk. Dengan memanfaatkan Google Maps, tongkat berbasis teknologi tersebut membantu orang buta menavigasi lingkungan mereka.

Perjalanan pun lebih efisien ketika mereka sendirian. Kursat adalah salah satu pendiri Young Guru Academy (YGA), sebuah lembaga nirlaba Turki. Sebagai seseorang tunanetra, dia tahu secara langsung tantangan apa yang dihadapi orang-orang yang memiliki kekurangan seperti dirinya.

Dia pun memutuskan untuk mengaplikasikan ilmunya untuk menciptakan sesuatu yang dapat meningkatkan kehidupan orang lain. (Anton C)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5169 seconds (0.1#10.140)