5 Negara yang Banyak Gunakan Yuan China, Apa Artinya bagi Dolar AS?

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 07:24 WIB
loading...
5 Negara yang Banyak...
China terus mengirimkan pesan tegas mendorong penggunaan yuan di luar negeri menjadi prioritas utama menghadapi hegemoni dolar AS. FOTO/iStock Photo
A A A
JAKARTA - China terus mengirimkan pesan tegas mendorong penggunaan yuan di luar negeri menjadi prioritas utama menghadapi hegemoni dolar AS.

Dorongan ini telah melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan daya tarik yuan sebagai alternatif dalam perdagangan internasional dan sebagai mata uang cadangan.



Sebagai hasilnya, China telah melihat peningkatan penggunaan mata uangnya dalam pembiayaan perdagangan, pembayaran internasional, transaksi valuta asing dan aset cadangan bank sentral.

Belakangan ini, semakin banyak negara yang telah melepas obligasi AS mereka, meningkatkan cadangan emas dan menyelesaikan perdagangan bilateral dalam mata uang lokal.

Melansir dari SCMP, pada Maret 2023, mata uang yuan, menjadi mata uang yang paling banyak digunakan untuk transaksi lintas batas di China, menyalip dolar AS untuk pertama kalinya.



Berikut negara-negara yang banyak menggunakan yuan dalam transaksi perdagangan termasuk minyak dan gas;

1. Rusia

Konflik dengan Ukraina memaksa Moskow untuk mengadopsi penggunaan yuan yang lebih luas karena pembatasan yang dipimpin oleh Washington telah membatasi aksesnya kepada dolar AS.

Rusia telah memanfaatkan yuan secara signifikan setelah gelombang sanksi keuangan yang telah membuat cadangan mata uang asingnya dibekukan dan bank-bank besar Rusia dikeluarkan dari layanan pesan antar bank Swift, yang memfasilitasi pembayaran internasional.

Pada Oktober 2023, yuan melampaui dolar AS untuk pertama kalinya dan menjadi mata uang asing yang paling banyak diperdagangkan di bursa Moskow. Sementara pada April tahun lalu ekspor China ke Rusia naik 153,09%, sementara impor naik 8,06%. Yen kini menjadi mata uang melampaui dolar AS mengisi cadangan devisa Rusia.

2. Arab Saudi

Arab Saudi telah mempertimbangkan untuk menerima yuan dan bukannya dolar AS untuk penjualan minyak. Hal ini terjadi setelah Presiden Xi Jinping mengatakan dalam sebuah kunjungan ke Arab Saudi pada akhir tahun lalu bahwa harus ada paradigma baru untuk kerja sama energi, dan ia menyerukan untuk meningkatkan peran yuan sebagai mata uang untuk perdagangan minyak dan gas.

Xi mengatakan bahwa platform Shanghai Petroleum and Natural Gas Exchange akan sepenuhnya digunakan untuk penyelesaian yuan dalam perdagangan minyak dan gas.

3. Argentina

Argentina sejak akhir Apri 2023 berkomitmen membayar impor China dalam yuan, bukan lagi dalam dolar AS. Negara itu menggunakan yuan untuk membayar impor China senilai USD1,04 miliar pada April 2023.

People's Bank of China memperluas perjanjian pertukaran mata uangnya dengan Argentina sebesar 35 miliar yuan menjadi 165 miliar yuan.

4. Brasil

Brasil telah mulai menerima penyelesaian perdagangan dan investasi dalam yuan, dengan kesepakatan yang dicapai antara bank sentral pada bulan Februari 2023 dan penunjukan bank kliring yuan serta akses ke Sistem Pembayaran Antar Bank Lintas Batas, yang setara dengan layanan pesan keuangan internasional Swift, pada awal April.

Aset valuta asing dalam mata uang yuan di Brasil mencapai level tertinggi 5,37 persen dari total pada akhir tahun 2022, melampaui aset euro untuk menjadi yang terbesar kedua. Brasil adalah mitra dagang terbesar kesepuluh bagi China, dengan nilai perdagangan bilateral naik 4,9% menjadi USD171,5 miliar pada 2022 silam.

5. Bangladesh

Bangladesh dan Rusia telah setuju menggunakan yuan untuk menyelesaikan pembayaran pembangkit listrik tenaga nuklir yang dibangun Moskow. Rusia menginginkan pembayaran dilakukan dalam rubel setelah menerima sanksi akibat konflik dengan Ukraina.

Transaksi kemudian diselesaikan dalam yuan melalui Sistem Pembayaran Antar Bank Lintas Batas, yang dikembangkan oleh China.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0978 seconds (0.1#10.140)