2 Orang Terkaya China Kehilangan Lebih dari Rp276,4 Triliun, Ini Sebabnya

Rabu, 28 Agustus 2024 - 16:28 WIB
loading...
2 Orang Terkaya China...
Dua orang terkaya China kehilangan duit lebih dari USD18 miliar atau setara Rp276,4 triliun memperkuat sinyal kekhawatiran investor terhadap kesehatan ekonomi terbesar di Asia tersebut. Foto/Dok Bloomberg
A A A
HONG KONG - Dua orang terkaya China kehilangan duit lebih dari USD18 miliar atau setara Rp276,4 triliun (Kurs Rp15.357 per USD), akibat aksi jual saham yang terjadi pada perusahaan konsumer terbesar China hingga memecahkan rekor. Kondisi ini memperkuat sinyal kekhawatiran investor terhadap kesehatan ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Orang terkaya di China yang merupakan pendiri Nongfu Spring Co., Zhong Shanshan kehilangan USD4 miliar karena saham raksasa minuman itu turun sebanyak 12,9% pada hari Rabu (28/8/2024) di Hong Kong, menurut Bloomberg Billionaires Index. Sentimen tersebut membuat harta kekayaan, Zhong Shanshan kini tersisa USD45,5 miliar.



Sementara itu kekayaan pendiri PDD Holdings Inc., Colin Huang anjlok sebesar USD14,1 miliar pada hari Senin, kemarin seiring penurunan saham paling besar sepanjang sejarah perusahaan, setelah memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dipastikan bakal menyusut.

Kekalahan satu hari terbesar buat Huang yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjatuhkannya ke posisi keempat dalam daftar orang terkaya China versi Bloomberg setelah sempat memegang posisi teratas awal bulan ini.



Tren pelemahan kembali berlanjut pada hari Selasa, ketika saham pemilik Temu turun 4,1%, membuat Huang kehilangan harta kekayaan mencapai USD1,4 miliar. Salah satu pendiri Tencent Holdings Ltd., Pony Ma saat ini memegang posisi kedua dalam peringkat.

Penurunan kekayaan miliarder paling tajir China menggarisbawahi kepercayaan jangka panjang yang goyah pada konsumsi China, di mana banyak bisnis terbesar di dunia menghadapi perlambatan permintaan.

Persaingan makin sengit di tengah pembeli yang semakin hemat hingga memicu pemotongan harga yang tajam, menghasilkan produk yang melenyapkan margin seperti air mineral yang dijual oleh Nongfu dengan harga di bawah 1 yuan (USD0,14).

"Ekonomi China mungkin lebih buruk dari yang dipikirkan orang jika perusahaan konsumen seperti Nongfu dan PDD tidak berjalan dengan baik," kata Direktur pelaksana di Union Bancaire Privee, Vey-Sern Ling.

"Mereka mewakili segmen di mana permintaan seharusnya tangguh — minuman seharusnya menjadi produk yang menghasilkan uang," sambungnya.

Kedua perusahaan itu juga sedang berjuang melawan serangkaian kasus. Sebelumnya Nongfu mendapatkan kritik tajam di media sosial China setelah kematian Zong Qinghou – pendiri saingan utama Hangzhou Wahaha Group Co. – dengan beberapa pengguna menuduh bahwa Nongfu berencana untuk mendapatkan keuntungan atas pesaingnya.

Beberapa bulan kemudian, sebuah laporan dari Dewan Konsumen Hong Kong mempertanyakan kualitas air Nongfu, yang kemudian diklarifikasi.

PDD menghadapi reaksi keras bulan lalu ketika ratusan pedagang menggelar unjuk rasa di luar kantornya di China selatan, memprotes apa yang mereka sebut hukuman tidak adil yang semakin dibebankan oleh perusahaan. Dan ada pengawasan peraturan yang berkembang terhadap raksasa e-commerce Temu, dengan sanksi Uni Eropa mulai diterapkan.

Pendapatan Nongfu dari produk air minum kemasan turun 18% selama paruh pertama, dengan proporsi segmen dari total pendapatan turun menjadi sekitar 39%, dari 48% tahun lalu. Penurunan tersebut disebabkan oleh opini negatif publik terhadap perusahaan dan Zhong sejak akhir Februari.

Nongfu dan PDD "memiliki pesaing yang mengincar pangsa pasar mereka secara agresif," kata Li Xuetong, manajer dana di Shenzhen Enjoy Investment Management Co.

"Satu hal pasti bahwa kedua perusahaan yang dinilai oleh investor sebagai pemimpin di bidangnya masing-masing, tidak luput dari persaingan ketat seperti yang terlihat di industri lain - dan investor tampaknya memikirkan kembali seberapa aman tempat bertengger mereka," kata Li.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1098 seconds (0.1#10.140)