Pacu Produktivitas Hortikultura, Bank Jatim Teken MoU dengan Kemenko Perekonomian
loading...
A
A
A
MALANG - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim meneken perjanjian kerjasama dengan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian. Kerjasama yang ditandatangani terkait Pengembangan Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura.
Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim R. Arief Wicaksono menjelaskan, ruang lingkup Bank Jatim dalam MoU kali ini adalah memverifikasi/melakukan pengecekan dokumen petani dalam proses pengajuan pembiayaan. Baik melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun skema kredit lainnya.
Selain itu, Bank Jatim juga memberikan pendampingan manajemen ekonomi usaha pertanian dan pengelolaan manajemen keuangan untuk pemanfaatan KUR ataupun model pembiayaan lainnya. Bank Jatim juga memfasilitasi penguatan inklusi keuangan baik melalui KUR maupun skema kredit lainnya untuk petani dalam rangka mendukung budidaya pertanian kemitraan closed loop agribisnis hortikultura.
"Lewat kolaborasi dengan multi stakeholders ini akan memberikan solusi dari hulu hingga hilir. Sehingga rantai pasok akan tertata dengan baik sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan para petani," kata dia, Kamis (5/9/2024).
Baca Juga: Bank Jatim Jalin Sinergi Dengan BRI Insurance, Perkuat Layanan Asuransi
Menurut Arief, pembiayaan memegang peran yang sangat penting dalam menciptakan usaha pertanian yang menguntungkan dan berkelanjutan. Maka dari itu, lewat penandatanganan MoU ini, BJTM ingin membantu kesejahteraan petani lewat fasilitasi akses kredit yang terjangkau.
"Dukungan pembiayaan yang terjangkau dapat melipatgandakan manfaat yang bisa diperoleh petani dari program closed loop. Kami berharap support ini dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan para petani di Jawa Timur," ungkapnya.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti mengatakan, program closed loop agribisnis hortikultura ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Malang serta memberikan kepastian harga bagi petani.
Sehingga ke depannya bisa berkontribusi terhadap swasembada pangan nasional. Sekarang sudah ada 7 daerah di Jatim yang menjadi pilot project untuk penerapan program closed loop agribisnis hortikultura. Antara lain Jember, Jombang, Pasuruan, Malang, dan lain-lain.
“Lewat closed loop ini kami ingin membangun ekosistem end to end, mulai dari penyediaan sarana produksi seperti pupuk dan bibit, pembiayaan, hingga pendampingan budidaya yang baik dengan good agriculture practices dan penerapan smart farming,” terangnya.
Baca Juga: Bank Jatim Serahkan Bantuan 1 Unit Ambulans ke BKD Jatim
Yuli melanjutkan, melalui realisasi program closed loop tersebut, petani tidak perlu khawatir lagi mengenai proses penanaman hingga pemasaran produk hasil pertanian. Karena semuanya akan terintegrasi dalam jalinan kerja sama ini.
"Dengan adanya kemitraan seperti ini, pola tanam akan lebih teratur sesuai dengan permintaan pasar sehingga tidak ada lagi over supply yang menyebabkan harga anjlok," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Malang Sanusi menambahkan, untuk ke depannya, keberhasilan program kemitraanclosedloopagribisnis holtikultura di Kabupaten Malang ini diharapkan menjadisuccessstorybagi pengembangan pada sektor holtikultura. Dengan demikian, program ini juga dapat dikembangkan dan direplikasi pada daerah lainnya.
"Semoga pembangunan sektor holtikultura nantinya akan semakin maju dan berkembang di Kabupaten Malang," tuturnya.
Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim R. Arief Wicaksono menjelaskan, ruang lingkup Bank Jatim dalam MoU kali ini adalah memverifikasi/melakukan pengecekan dokumen petani dalam proses pengajuan pembiayaan. Baik melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun skema kredit lainnya.
Selain itu, Bank Jatim juga memberikan pendampingan manajemen ekonomi usaha pertanian dan pengelolaan manajemen keuangan untuk pemanfaatan KUR ataupun model pembiayaan lainnya. Bank Jatim juga memfasilitasi penguatan inklusi keuangan baik melalui KUR maupun skema kredit lainnya untuk petani dalam rangka mendukung budidaya pertanian kemitraan closed loop agribisnis hortikultura.
"Lewat kolaborasi dengan multi stakeholders ini akan memberikan solusi dari hulu hingga hilir. Sehingga rantai pasok akan tertata dengan baik sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan para petani," kata dia, Kamis (5/9/2024).
Baca Juga: Bank Jatim Jalin Sinergi Dengan BRI Insurance, Perkuat Layanan Asuransi
Menurut Arief, pembiayaan memegang peran yang sangat penting dalam menciptakan usaha pertanian yang menguntungkan dan berkelanjutan. Maka dari itu, lewat penandatanganan MoU ini, BJTM ingin membantu kesejahteraan petani lewat fasilitasi akses kredit yang terjangkau.
"Dukungan pembiayaan yang terjangkau dapat melipatgandakan manfaat yang bisa diperoleh petani dari program closed loop. Kami berharap support ini dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan para petani di Jawa Timur," ungkapnya.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti mengatakan, program closed loop agribisnis hortikultura ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Malang serta memberikan kepastian harga bagi petani.
Sehingga ke depannya bisa berkontribusi terhadap swasembada pangan nasional. Sekarang sudah ada 7 daerah di Jatim yang menjadi pilot project untuk penerapan program closed loop agribisnis hortikultura. Antara lain Jember, Jombang, Pasuruan, Malang, dan lain-lain.
“Lewat closed loop ini kami ingin membangun ekosistem end to end, mulai dari penyediaan sarana produksi seperti pupuk dan bibit, pembiayaan, hingga pendampingan budidaya yang baik dengan good agriculture practices dan penerapan smart farming,” terangnya.
Baca Juga: Bank Jatim Serahkan Bantuan 1 Unit Ambulans ke BKD Jatim
Yuli melanjutkan, melalui realisasi program closed loop tersebut, petani tidak perlu khawatir lagi mengenai proses penanaman hingga pemasaran produk hasil pertanian. Karena semuanya akan terintegrasi dalam jalinan kerja sama ini.
"Dengan adanya kemitraan seperti ini, pola tanam akan lebih teratur sesuai dengan permintaan pasar sehingga tidak ada lagi over supply yang menyebabkan harga anjlok," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Malang Sanusi menambahkan, untuk ke depannya, keberhasilan program kemitraanclosedloopagribisnis holtikultura di Kabupaten Malang ini diharapkan menjadisuccessstorybagi pengembangan pada sektor holtikultura. Dengan demikian, program ini juga dapat dikembangkan dan direplikasi pada daerah lainnya.
"Semoga pembangunan sektor holtikultura nantinya akan semakin maju dan berkembang di Kabupaten Malang," tuturnya.
(nng)