Tingkatkan Co-firing, PLTU Jeranjang Siapkan Ekosistem Biomassa
loading...
A
A
A
LOMBOK - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) secara berkelanjutan terus meningkatkan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pengganti batu bara dalam program co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang 3x25 megawatt (MW), Lombok. Tak hanya demi menekan emisi, penggunaan biomassa di PLTU tersebut juga berkontribusi pada perekonomian setempat.
Manajer PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang Yunisetya Ariwibawa mengatakan, porsi biomassa pembangkit tersebut akan ditingkat dari sekitar 7% saat ini menjadi sekitar 14% pada tahun 2025. Untuk diketahui, secara akumulatif, total konsumsi biomassa PLTU Jeranjang sepanjang 2024 sampai dengan Agustus saja telah mencapai 15.796 ton.
"Kebutuhan biomassa semakin meningkat. Jadi kalau sekarang masih fokus di limbah, tentunya akan habis. Ke depan tentunya harus disiapkan ekosistem penghasil biomassa, seperti dengan hutan energi," ungkapnya di acara Media Gathering PLN IP di Lombok, Kamis (5/9/2024).
Untuk itu, kata dia, PLN membutuhkan dukungan seluruh pemangku kepentingan, khususnya dalam mendorong penyediaan pasokan biomassa di masa mendatang. Saat ini, imbuh dia, telah mulai dilakukan pilot project penanaman hutan energi.
Dia mengatakan, diharapkan ke depan penanaman hutan energi ini melibatkan masyarakat, di mana PLN nantinya akan berperan sebagai pembeli biomassa yang dihasilkan. Dengan begitu, biomassa juga akan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat.
Di sisi lain, sambung dia, selama kurang lebih lima tahun implementasi co-firing di PLTU Jeranjang, pihaknya juga mencatat adanya peningkatan pendapatan. Menurut Asisten Manager Energi Primer PLTU Jeranjang Ribut Handoyo, pendapatan tambahan yang dihasilkan sekitar Rp45,33 miliar per tahun.
Di luar itu, penggunaan biomassa tersebut merupakan perwujudan dari komitmen PLN IP dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada 2060, juga target bauran energi nasional dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025.
Manajer PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang Yunisetya Ariwibawa mengatakan, porsi biomassa pembangkit tersebut akan ditingkat dari sekitar 7% saat ini menjadi sekitar 14% pada tahun 2025. Untuk diketahui, secara akumulatif, total konsumsi biomassa PLTU Jeranjang sepanjang 2024 sampai dengan Agustus saja telah mencapai 15.796 ton.
"Kebutuhan biomassa semakin meningkat. Jadi kalau sekarang masih fokus di limbah, tentunya akan habis. Ke depan tentunya harus disiapkan ekosistem penghasil biomassa, seperti dengan hutan energi," ungkapnya di acara Media Gathering PLN IP di Lombok, Kamis (5/9/2024).
Untuk itu, kata dia, PLN membutuhkan dukungan seluruh pemangku kepentingan, khususnya dalam mendorong penyediaan pasokan biomassa di masa mendatang. Saat ini, imbuh dia, telah mulai dilakukan pilot project penanaman hutan energi.
Dia mengatakan, diharapkan ke depan penanaman hutan energi ini melibatkan masyarakat, di mana PLN nantinya akan berperan sebagai pembeli biomassa yang dihasilkan. Dengan begitu, biomassa juga akan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat.
Di sisi lain, sambung dia, selama kurang lebih lima tahun implementasi co-firing di PLTU Jeranjang, pihaknya juga mencatat adanya peningkatan pendapatan. Menurut Asisten Manager Energi Primer PLTU Jeranjang Ribut Handoyo, pendapatan tambahan yang dihasilkan sekitar Rp45,33 miliar per tahun.
Di luar itu, penggunaan biomassa tersebut merupakan perwujudan dari komitmen PLN IP dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada 2060, juga target bauran energi nasional dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025.
(fjo)