Beban Bunga Utang Tembus Rp18.468 Triliun, Musk: AS Makin Cepat Menuju Kebangkrutan

Selasa, 10 September 2024 - 21:30 WIB
loading...
Beban Bunga Utang Tembus...
CEO Tesla, Elon Musk mengklaim bahwa beban utang federal Amerika Serikat (AS) saat ini sudah melebihi anggaran pertahanan, sehingga sudah mengkhawatirkan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - CEO Tesla, Elon Musk mengklaim bahwa beban utang federal Amerika Serikat (AS) saat ini sudah melebihi anggaran pertahanan. Hal ini disampaikan Musk dalam sebuah wawancara dengan podcast All-In.

Departemen Keuangan AS mengumumkan pada akhir Juli 2024, bahwa utang nasional telah melampaui USD35 triliun, setelah melonjak satu triliun dalam periode enam bulan.



Pada bulan Juni, Dewan AS meloloskan versi RUU kebijakan pertahanan tahunan yang mengesahkan rekor pengeluaran mencapai USD895 miliar, menandai peningkatan 1% dibandingkan tahun fiskal sebelumnya.

"Pembayaran bunga utang nasional saat ini lebih tinggi dari seluruh anggaran Departemen Pertahanan dan terus meningkat," kata Musk.

CEO SpaceX itu memperingatkan bahwa AS "akan bangkrut dengan sangat cepat."



Orang terkaya di dunia itu juga menekankan bahwa setiap triliun dolar utang yang ditambahkan adalah uang yang "anak-anak dan cucu-cucu kita harus membayar entah bagaimana."

Menurut Musk, AS sudah menghabiskan lebih dari satu triliun dolar per tahun untuk membayar utang nasionalnya.

Awal pekan ini, miliarder teknologi itu membagikan postingan di platform X (sebelumnya Twitter) oleh akun yang fokus pada keuangan dan ekonomi, yang menyatakan bahwa AS harus membayar bunga utang lebih dari USD1,2 triliun atau setara Rp18.468 triliun (Kurs Rp15.390 per USD) dalam 12 bulan mendatang, yang dilaporkan setara dengan sekitar 25% dari pendapatan pemerintah.

Sebelumnya mengawali bulan ini, Musk juga memperingatkan bahwa tingkat pengeluaran pemerintah saat ini menempatkan AS di jalur tercepat menuju kebangkrutan. Ia juga menekankan, bahwa pengeluaran pemerintah yang berlebihan bakal memicu inflasi.

Pada bulan Agustus, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi tahunan mengalami penurunan di bawah 3% pada bulan sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 2021. Harga barang dan jasa naik 2,9%, sementara inflasi inti, yang tidak termasuk industri makanan dan energi, naik 3,2% selama 12 bulan sebelumnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1615 seconds (0.1#10.140)