Dedolarisasi Menggema, Emas dan Beberapa Mata Uang Non-dolar Bersinar

Kamis, 08 Agustus 2024 - 20:37 WIB
loading...
Dedolarisasi Menggema,...
Upaya membuang king dolar menjadi pembicaraan hangat dalam beberapa tahun terakhir, terlebih setelah invasi Rusia ke Ukraina memicu sanksi Barat besar-besaran. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Era mata uang dunia mulai bergeser, akan tetapi greenback masih akan berkuasa untuk sementara waktu. Upaya membuang king dolar menjadi pembicaraan hangat dalam beberapa tahun terakhir, terlebih setelah invasi Rusia ke Ukraina memicu sanksi Barat besar-besaran.

Bersama dengan sekutunya, sanksi Barat memaksa Rusia keluar dari sistem keuangan global berbasis dolar AS. Pekan lalu, bank Swiss UBS bergabung dengan analis yang mendorong kembali narasi dedolarisasi , dengan mengatakan dunia yang berpusat pada dolar AS akan bertahan "selama beberapa tahun ke depan."



Di sisi lain beberapa mata uang dan komoditas terutama emas akan memainkan "peran penting" dalam rezim mata uang dunia yang bergeser. Hal ini diungkapkan dalam catatan Alejo Czerwonko, CIO UBS untuk pasar negara berkembang di Amerika.



Diterangkan alasan kenapa dominasi dolar AS sangat kuat, hal itu dikarenakan USD sudah sangat mengakar dalam sistem keuangan global dan sangat likuid. "Ini juga menawarkan pasar derivatif yang dalam - forward, swap, opsi, dan lain-lain - memberi pelaku pasar kemampuan untuk melakukan lindung nilai eksposur secara efisien," tambah Czerwonko dari UBS.

Siapa Pesaing Dolar?


Greenback dipakai hampir 50% dari semua pembayaran global dan 84% dari kontrak pembiayaan perdagangan. Angka itu jauh melampaui pesaing terdekatnya, euro yang menyumbang 23% dari semua pembayaran global dan hanya 6% dari pembiayaan perdagangan, menurut data SWIFT.

Mata uang AS masih menyumbang bagian terbesar dari cadangan devisa global, yakni 60% dari kepemilikan FX bank sentral, menurut data Dana Moneter Internasional (IMF).

Sebagai perbandingan, yuan China menyumbang kurang dari 5% dari pembayaran global dan pembiayaan perdagangan, secara terpisah. Yuan juga menyumbang hanya 2,3% dari cadangan global.

Meskipun mata uang pesaing greenback tertinggal di belakang, bukan berarti dolar tidak memiliki pesaing lain.

UBS dan laporan Bloomberg Intelligence yang dirilis terpisah menandai emas sebagai komditas yang menonjol di antara para pesaing dolar. Harga emas spot awal Agustus diperdagangkan pada rekor tertinggi di kisaran USD2.500 per ons berkat kuatnya permintaan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
OECD Pangkas Proyeksi...
OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI, Rupiah Melemah di Atas Rp16.500
Ketakutan Resesi AS...
Ketakutan Resesi AS dan Perang Timur Tengah Mengangkat Harga Emas ke Rekor Sepanjang Masa
Raksasa Ritel Asal AS...
Raksasa Ritel Asal AS di Ambang Kebangkrutan, Ratusan Toko Terancam Tutup
Mata Uang yang Paling...
Mata Uang yang Paling Banyak Dipalsukan di Dunia, Dolar AS Jadi Target Utama
Resmikan Pabrik Emas...
Resmikan Pabrik Emas Freeport di Gresik, Prabowo: Kita Tidak Ingin hanya Jual Bahan Baku
Prabowo Undang Jokowi...
Prabowo Undang Jokowi Resmikan Pabrik Emas Freeport, tapi Tidak Datang
Resmikan Pabrik Emas...
Resmikan Pabrik Emas Freeport, Prabowo Ceritakan Makna Angka 08 dalam Hidupnya
Prabowo Resmikan Smelter...
Prabowo Resmikan Smelter Emas Freeport Senilai Rp10 Triliun di Gresik
Langganan Rekor, Harga...
Langganan Rekor, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp1.741.000 per Gram
Rekomendasi
Daftar 14 Kementerian/Lembaga...
Daftar 14 Kementerian/Lembaga yang Bisa Diisi Prajurit Aktif setelah RUU TNI Disahkan
Donald Trump Janjikan...
Donald Trump Janjikan Sistem Rudal Patriot Tambahan untuk Ukraina
RUU TNI Segera Disahkan...
RUU TNI Segera Disahkan DPR, Ini 3 Pasal yang Direvisi
Berita Terkini
Respons Pengusaha Soal...
Respons Pengusaha Soal THR Ormas: Minta Boleh, Tapi Jangan Maksa
1 jam yang lalu
Hadapi Puncak Panen,...
Hadapi Puncak Panen, Bulog Kediri Realisasikan Penyerapan Gabah Petani Terbesar di Jatim
1 jam yang lalu
Rusia Kantongi Rp470,1...
Rusia Kantongi Rp470,1 Triliun usai Caplok Aset Properti Perusahaan Asing
2 jam yang lalu
Deregulasi Besar-besaran,...
Deregulasi Besar-besaran, Menko Airlangga Target Industri Kembali Bergeliat
3 jam yang lalu
Harga Emas Masih Meroket,...
Harga Emas Masih Meroket, 1 Gram Dijual Rp1.774.000
3 jam yang lalu
Prabowo Perintahkan...
Prabowo Perintahkan Pangkas Aturan Penghambat Investasi, Luhut Bentuk Tim Khusus
4 jam yang lalu
Infografis
Kevin Diks Janjikan...
Kevin Diks Janjikan Darah dan Air Mata untuk Timnas Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved