Jokowi Lantik Gus Ipul Jadi Mensos, Ekonom Ingatkan Nasib Miris Kelas Menengah

Rabu, 11 September 2024 - 12:55 WIB
loading...
Jokowi Lantik Gus Ipul...
Jokowi melantik Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sebagai Menteri Sosial, Rabu (11/9/2024). FOTO/Ist
A A A
JAKARTA - Jokowi melantik Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sebagai Menteri Sosial (Mensos), Rabu (11/9/2024). Gus Ipul menggantikan Tri Rismaharini yang mengundurkan diri lantaran mendaftar sebagai calon Gubernur Jawa Timur (Jatim).

Pelantikan Gus Ipul sebagai Mensos berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102P Tahun 2024 tentang pengangkatan Menteri Sosial Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.

Baca Juga: Harta Kekayaan Gus Ipul yang Dilantik Menjadi Mensos Rp24 Miliar

Usai dilantik Presiden, lelaki yang juga mengisi posisi Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu punya sederet pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan. Satu diantaranya, perluasan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyebut, Menteri Sosial baru harus membuat rencana perluasan bansos tunai untuk disalurkan bagi kelas menengah rentan. Program ini dipandang penting karena jumlah kelas menengah di Indonesia kian merosot.

"PR Mensos baru, Mensos bisa mulai siapkan rencana perluasan bansos tunai ke kelas menengah rentan," ujar Bhima saat dihubungi, Rabu (11/9/2024).

Merosotnya jumlah kelas menengah di dalam negeri berisiko tinggi terhadap perlambatan konsumsi rumah tangga. Kondisi itu akan mengganggu pertumbuhan makro ekonomi nasional.

Saat ini, kelas menengah di Indonesia turun level menjadi kelas menengah bawah atau aspiring middle class (AMC). Padahal, kelompok dalam hierarki sosial ekonomi tersebut punya peran besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Setidaknya, ada lima aspek yang mendorong kelompok menengah bawah. Bhima menyebut, lemahnya industri manufaktur menjadi faktor utama. Hampir sebagian besar kinerja manufaktur pada kuartal ke II/2024 mengalami tekanan, terutama padat karya.

Baca Juga: Gus Ipul Ajak PKB Kembali ke NU, Cak Imin: Jangan Hiraukan Makelar

Anjloknya kinerja industri manufaktur di dalam negeri membuat banyak perusahaan di bidang ini melakukan efisiensi dengan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pengurangan jumlah tenaga kerja menjadi kontribusi besar terhadap berkurangnya jumlah kelas menengah di Tanah Air.

“Memastikan bansos dengan data yang valid dan faktual sehingga lebih tepat sasaran juga mendesak,” paparnya.

Tak hanya itu, tugas lain dari Gus Ipul adalah penggunaan standar kemiskinan ekstrem yang baru dari Bank Dunia, yakni USD2,15 per hari. Menurutnya, standar ini segera diterapkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).

“Karena standar sebelumnya USD1,9 per hari belum mencerminkan dinamika inflasi yang mempengaruhi konsumsi orang miskin ekstrem,” ucap Bhima.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0884 seconds (0.1#10.140)