Rupiah Sepekan, Melemah Imbas Kekhawatiran Ekonomi AS dan China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada sepekan perdagangan 9-13 September 2024 bergerak dalam tren cenderung melemah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Bloomberg, Minggu (15/9/2024), rupiah spot pekan ini ditutup menguat 0,24 persen pada level Rp15.401 per dolar AS. Namun, dalam sepekan rupiah melemah 0,16 persen dibandingkan penutupan di awal pekan di Rp15.378.
Sementara itu, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada level Rp15.405 per dolar AS, Jumat (13/9). Secara mingguan, rupiah jisdor juga melemah ke 0,21 persen.
Sebelumnya, BI mencatat terjadi aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Tanah Air mencapai Rp1,31 triliun dalam sepekan ini.
"Berdasarkan data transaksi 9-12 September 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp1,31 triliun," kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Jumat (13/9).
Disisi lain, jika dilihat sepanjang pekan ini rupiah cenderung melemah, terutama pada awal pekan akibat kekhawatiran prospek ekonomi global dari AS dan China.Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen dari Asia juga membuat Indeks dolar melemah. Serangkaian komentar agresif dari pejabat BOJ mendorong pergerakan mata uang minggu ini.
"Jajak pendapat Reuters yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan para analis memposisikan diri untuk pembacaan inflasi konsumen yang kuat minggu depan," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (13/9).
Adapun Ibrahim melihat ekonomi Indonesia tengah berada di persimpangan jalan yang penuh tantangan. Serangkaian data terbaru menunjukkan sinyal-sinyal pelemahan yang semakin mengkhawatirkan.
Deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut, penurunan Purchasing Managers Index (PMI) di bawah ambang batas ekspansi, dan peningkatan angka pengangguran menjadi bukti melambatnya pertumbuhan ekonomi.Oleh sebab itu Indonesia juga membutuhkan stimulus. Jika The Fed menurunkan suku bunga, maka akan mendorong Bank Indonesia untuk memotong suku bunga juga.
Dengan demikian berdampak ke mata uang rupiah kembali menguat, inflasi terkendali, perekonomian kembali tumbuh itu dibarengi dengan lowongan kerja yang terus meningkat. Pada pekan depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah masih bergerak fluktuatif namun akan ditutup menguat di rentang Rp15.350 - Rp15.420.
Mengutip data Bloomberg, Minggu (15/9/2024), rupiah spot pekan ini ditutup menguat 0,24 persen pada level Rp15.401 per dolar AS. Namun, dalam sepekan rupiah melemah 0,16 persen dibandingkan penutupan di awal pekan di Rp15.378.
Sementara itu, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada level Rp15.405 per dolar AS, Jumat (13/9). Secara mingguan, rupiah jisdor juga melemah ke 0,21 persen.
Sebelumnya, BI mencatat terjadi aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Tanah Air mencapai Rp1,31 triliun dalam sepekan ini.
"Berdasarkan data transaksi 9-12 September 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp1,31 triliun," kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Jumat (13/9).
Disisi lain, jika dilihat sepanjang pekan ini rupiah cenderung melemah, terutama pada awal pekan akibat kekhawatiran prospek ekonomi global dari AS dan China.Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen dari Asia juga membuat Indeks dolar melemah. Serangkaian komentar agresif dari pejabat BOJ mendorong pergerakan mata uang minggu ini.
"Jajak pendapat Reuters yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan para analis memposisikan diri untuk pembacaan inflasi konsumen yang kuat minggu depan," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (13/9).
Adapun Ibrahim melihat ekonomi Indonesia tengah berada di persimpangan jalan yang penuh tantangan. Serangkaian data terbaru menunjukkan sinyal-sinyal pelemahan yang semakin mengkhawatirkan.
Deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut, penurunan Purchasing Managers Index (PMI) di bawah ambang batas ekspansi, dan peningkatan angka pengangguran menjadi bukti melambatnya pertumbuhan ekonomi.Oleh sebab itu Indonesia juga membutuhkan stimulus. Jika The Fed menurunkan suku bunga, maka akan mendorong Bank Indonesia untuk memotong suku bunga juga.
Dengan demikian berdampak ke mata uang rupiah kembali menguat, inflasi terkendali, perekonomian kembali tumbuh itu dibarengi dengan lowongan kerja yang terus meningkat. Pada pekan depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah masih bergerak fluktuatif namun akan ditutup menguat di rentang Rp15.350 - Rp15.420.
(fch)