Garap Low Cost Funding, BTN Jemput Bola Layanan Remitansi dari Pekerja Migran

Sabtu, 30 November 2019 - 18:20 WIB
Garap Low Cost Funding, BTN Jemput Bola Layanan Remitansi dari Pekerja Migran
Garap Low Cost Funding, BTN Jemput Bola Layanan Remitansi dari Pekerja Migran
A A A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk fokus menggarap ladang bisnis untuk mendukung langkah perseroan dalam meningkatkan pundi-pundi low cost funding. BTN serius untuk menggenjot perolehan dana murah tersebut untuk mendukung bisnis perseroan dalam pembiayaan perumahan.

Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang, BTN melepas 200 orang lebih pekerja magang yang akan diberangkatkan ke Jepang. Dan ini salah satu upaya BTN untuk merealisasikan perolehan dana murah bagi perseroan. Kepada lebih dari 200 pekerja migran, diberikan fasilitas pelayanan perbankan oleh BTN untuk mempermudah mereka dalam melakukan transaksi di negara tempat mereka magang kerja.

Ini merupakan salah satu terobosan yang dilakukan BTN dalam upaya meningkatkan perolehan dana murah bagi perusahaan. Dimana transaksi remitansi dari para pekerja magang tersebut akan mengalir ke Indonesia.

"Ada banyak manfaat dari model bisnis ini. Ada devisa dari mereka masuk ke Indonesia. Transaksi menggunakan kartu debit BTN dengan basis produk Tabungan akan menambah perolehan dana murah disamping fee based income dari berbagai layanan yang dapat dinikmati oleh para pekerja magang di negara asing tersebut," ujar Corporate Secretary Bank BTN, Achmad Chaerul dalam keterangan resmi, Sabtu (30/11/2019).

Dia menambahkan, ini merupakan model bisnis yang menjadi konsentrasi perseroan dan untuk ke depan akan dikembangkan secara lebih masif lagi. Pekerja magang yang diberangkatkan oleh Pemerintah Daerah Semarang bekerja sama dengan BTN tersebut sebagian besar merupakan lulusan SMU. Nantinya mereka akan bekerja di bidang manufaktur, perkebunan dan bidang-bidang pekerjaan lainnya.

"Untuk mempermudah kegiatan transaksi keuangan selama mereka di Jepang, para pekerja magang dapat menggunakan produk e-Batarapos TKI dari Bank BTN. Produk ini memiliki fitur yang telah disesuaikan dengan kebutuhan para pekerja magang," paparnya.

Banyak kemudahan yang ditawarkan seperti setoran awal yang ringan, fitur zero to closed dengan jangka waktu selama 1 tahun. Dengan fitur ini akan mengakomodir kebutuhan para pekerja magang yang baru mendapatkan gaji setelah beberapa bulan bekerja di luar negeri.

Disamping itu mereka akan diberikan ATM berlogo Visa dan layanan internet banking. Para pekerja magang dapat mengirimkan uang ke rekening e-Batarapos TKI, dengan harapan sepulang dari bekerja di luar negeri para pekerja migran tersebut akan memiliki tabungan yang dapat mereka gunakan untuk membuka usaha, membeli rumah atau untuk kebutuhan lainnya.

"Transaksi berputar melalui tabungan e-Batarapos TKI ini, akan meningkatkan perolehan dana murah yang saat ini menjadi konsentrasi perseroan," kata Chaerul.

Menurut Chaerul, dari kegiatan ini diharapkan Bank BTN mampu meraup potensi penghimpunan DPK murah sekitar Rp20 miliar setiap tahunnya dari 200 pekerja magang yang akan diberangkatkan ke Jepang. "Ini baru di kota Semarang dan belum menghitung di kota lainnya seperti Padang dan lainnya yang ke depan akan terus kita jalankan," ia menambahkan.

Selama tahun ini, Bank BTN telah menyelenggarakan 2 kegiatan seremoni serupa yaitu di kota Padang dan Semarang. Direncanakan pada Desember nanti, Bank BTN akan menyelenggarakan kegiatan serupa di kota Pati.

Chaerul menambahkan selain bisnis layanan kiriman uang (cash to account) ke rekening e-Batarapos TKI, Bank BTN juga bekerjasama dengan agen layanan kiriman uang seperti Moneygram dan Finnet (Delima) terkait layanan kiriman uang (cash to cash) untuk mengakomodir kebutuhan nasabah yang ingin mengambil kiriman uang dalam bentuk uang tunai di Bank BTN. Dari bisnis ini nantinya Bank BTN akan mendapatkan pendapatan fee based income berdasarkan volume transaksi yang terjadi.

Selain Jepang, Bank BTN juga mengincar bisnis layanan kiriman uang (remitansi) dari Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan dimana banyak Pekerja Magang atau Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di ketiga negara tersebut.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6559 seconds (0.1#10.140)