Mengintip Keistimewaan Bendungan Rp2,7 Triliun Garapan Waskita di NTT
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah merampungkan pembangunan bendungan Temef untuk menjadi yang terbesar di Nusa Tenggara Timur (NTT) . Letak bendungan itu yang mencakup tiga desa pada dua kecamatan, yakni Desa Oenino dengan Desa Pane Utara, Kecamata Oenino, serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara panjang puncaknya mencapai 535 meter (m) dengan tinggi 54,35 m. Corporate Secretary Ermy Puspa Yunita mengatakan, Bendungan Temef memiliki luas genangan 297,78 hektare (ha). Maka dapat menampung air hingga 45,78 juta meter kubik (m3).
“Ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang mempunyai curah hujan lebih rendah dibandingkan daerah lain. Maka pembangunan bendungan diikuti pula oleh pembangunan jaringan irigasinya,” ujarnya di Jakarta.
Nantinya kata dia, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir pada area hilir bendungan. Disebutkan, Bendungan Temef mampu mereduksi banjir di Kabupaten Malaka sebesar 15%.
Pembangunan Bendungan Temef, kata dia, memiliki keistimewaan dibandingkan bendungan lain. Pasalnya, Proyek Strategis Nasional (PSN) itu menjadi bendungan pertama yang menggunakan teknologi digital In Place Inclinometer (IPI) berupa aplikasi, sehingga memudahkan proses monitoring pekerjaan proyek.
“Proses cetak Riprap Beton pun dilakukan di lokasi proyek, proses ini sebagai solusi alternatif yang berdampak pada penghematan biaya dan quality control,” jelas Ermy. Ia melanjutkan, Bendungan Temef pun cukup unik karena memiliki motif dan gapura yang melambangkan persatuan dari beberapa desa lokal di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Ia menjelaskan, motif air pada bendungan utama sebagai tempat penampungan air atau main dam menggunakan batu alam yang biasa disebut kefa. Batu itu hanya ada di sekitar Temef atau Kabupaten Kefa.
Tidak hanya fokus pada pembangunan, Waskita Karya turut melakukan sejumlah kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) guna mengoptimalkan social values dari pembangunan proyek bagi masyarakat di kawasan Desa Oenino yang terletak dekat Bendungan Temef. Kegiatan dimaksud meliputi pembangunan bak air, membangun fasilitas umum dan olahraga, dukungan pengecoran gereja, donor darah bersama RSUD Soe, pelepasan bibit ikan dan penanaman pohon kelapa serta sosialisasi malaria dan Medical Check Up bersama Puskesmas Oenino.
Sebagai informasi, pembangunan Bendungan Temef terbagi menjadi empat paket pekerjaan. Paket I dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita-Bangunnusa, lalu Paket IV digarap oleh KSO PT Waskita-Bahagia-Guntur.
Sedangkan Paket II dan III dikerjakan oleh KSO PT Nindya-Bina Nusa Lestari. Sementara total anggaran pembangunan Bendungan ini sebesar Rp2,7 triliun.
Sementara panjang puncaknya mencapai 535 meter (m) dengan tinggi 54,35 m. Corporate Secretary Ermy Puspa Yunita mengatakan, Bendungan Temef memiliki luas genangan 297,78 hektare (ha). Maka dapat menampung air hingga 45,78 juta meter kubik (m3).
“Ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang mempunyai curah hujan lebih rendah dibandingkan daerah lain. Maka pembangunan bendungan diikuti pula oleh pembangunan jaringan irigasinya,” ujarnya di Jakarta.
Nantinya kata dia, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir pada area hilir bendungan. Disebutkan, Bendungan Temef mampu mereduksi banjir di Kabupaten Malaka sebesar 15%.
Pembangunan Bendungan Temef, kata dia, memiliki keistimewaan dibandingkan bendungan lain. Pasalnya, Proyek Strategis Nasional (PSN) itu menjadi bendungan pertama yang menggunakan teknologi digital In Place Inclinometer (IPI) berupa aplikasi, sehingga memudahkan proses monitoring pekerjaan proyek.
“Proses cetak Riprap Beton pun dilakukan di lokasi proyek, proses ini sebagai solusi alternatif yang berdampak pada penghematan biaya dan quality control,” jelas Ermy. Ia melanjutkan, Bendungan Temef pun cukup unik karena memiliki motif dan gapura yang melambangkan persatuan dari beberapa desa lokal di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Ia menjelaskan, motif air pada bendungan utama sebagai tempat penampungan air atau main dam menggunakan batu alam yang biasa disebut kefa. Batu itu hanya ada di sekitar Temef atau Kabupaten Kefa.
Tidak hanya fokus pada pembangunan, Waskita Karya turut melakukan sejumlah kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) guna mengoptimalkan social values dari pembangunan proyek bagi masyarakat di kawasan Desa Oenino yang terletak dekat Bendungan Temef. Kegiatan dimaksud meliputi pembangunan bak air, membangun fasilitas umum dan olahraga, dukungan pengecoran gereja, donor darah bersama RSUD Soe, pelepasan bibit ikan dan penanaman pohon kelapa serta sosialisasi malaria dan Medical Check Up bersama Puskesmas Oenino.
Sebagai informasi, pembangunan Bendungan Temef terbagi menjadi empat paket pekerjaan. Paket I dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita-Bangunnusa, lalu Paket IV digarap oleh KSO PT Waskita-Bahagia-Guntur.
Sedangkan Paket II dan III dikerjakan oleh KSO PT Nindya-Bina Nusa Lestari. Sementara total anggaran pembangunan Bendungan ini sebesar Rp2,7 triliun.
(akr)