Pemerataan Internet Memacu Perkembangan UMKM Olahan Susu Asal Yogya

Kamis, 17 Oktober 2024 - 14:18 WIB
loading...
Pemerataan Internet...
UMKM produk susu sapi olahan dan es krim, Sweet Sundae, asal Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi salah satu usaha yang merasakan manfaat dari pemerataan internet. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) produk susu sapi olahan dan es krim, Sweet Sundae, asal Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi salah satu usaha yang merasakan manfaat dari pemerataan internet. Selama satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerataan jaringan internet menjadi fokus guna memberikan manfaat ekonomi secara berkeadilan terutama pada masyarakat pedesaan.

Akses internet saat ini menjadi kebutuhan masyarakat terutama semenjak pandemi Covid-19, yang sempat memaksa seluruh masyarakat banyak menghabiskan waktu di dalam rumah saja. Ketersediaan internet juga memudahkan UMKM dalam menggalang pelanggan, beserta menciptakan transaksi yang dilakukan tanpa tatap muka.



Seperti yang dilakukan oleh UMKM produk susu sapi olahan dan es krim, Sweet Sundae, asal Daerah Istimewa Yogyakarta. Sweet Sundae kini menjadi salah satu binaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) yang disebut UMKM yang berhasil membina ekonomi masyarakat sekitar desa Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

“Desa-desa kami di Yogyakarta sudah mendapatkan akses internet, setiap desa disini sudah mendapatkan dana desa tiga miliar rupiah, gabungan dana desa, desa wisata ditambah dana keistimewaan seluruh Yogyakarta. Jadi semuanya disini sudah memiliki akses internet,” tutur Owner sekaligus CEO Sweet Sundae, Andromeda Sindoro saat dihubungi MPI, Jumat (11/10/2024).

Pemerataan Internet Memacu Perkembangan UMKM Olahan Susu Asal Yogya


Pria yang akrab disapa Andro tersebut mengatakan, akses internet digunakan oleh pihaknya untuk bertahan dan berkembang, bahkan di masa krisis ekonomi Pandemi Covid-19. Andro menjelaskan, bisnis UMKM-nya yang sudah berkembang sejak 2008, berbasis bussiness to bussiness, ditransformasikan menjadi langsung menjual ke konsumen, membutuhkan internet secara masif.

“Jadi sedari masa pandemi, kami bertransformasi menjadi Business to consumer, seperti awal pendirian usaha. Saat itu, semua marketing kami mendaftarkan merek dagang dan akun usaha di seluruh market place yang ada di Indonesia,” katanya.

Upaya digitalisasi pemasaran produk Sweet Sundae berupa es krim, susu, mentega, krim hingga yoghurt, mendapatkan permintaan yang cukup besar. Andro menerangkan, ketika pemesanan melalui market place ditambah laman resmi UMKM-nya mulai dikenal luas, dirinya pun mengalami kendala berbeda lagi.

“Permasalahan kita setelah pesanan mulai banjir konsumen, biaya ongkos kirim ini mulai menjadi permasalahan. Pengiriman melalui jasa mitra ojek online cukup membebani biaya dari modal usaha, tapi beruntungnya Pemprov DIY bersedia membuat suatu platform khusus,” tutur Andro.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1705 seconds (0.1#10.140)