Setelah IPO, Uni-Charm Siapkan Peningkatan Kapasitas Produksi

Jum'at, 20 Desember 2019 - 19:26 WIB
Setelah IPO, Uni-Charm Siapkan Peningkatan Kapasitas Produksi
Setelah IPO, Uni-Charm Siapkan Peningkatan Kapasitas Produksi
A A A
JAKARTA - PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) produsen popok bayi, produk pembalut wanita, dan produk popok dewasa di Indonesia resmi mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode UCID. Perseroan melepas 831.314.400 saham dalam penawaran saham perdana atau IPO dengan harga Rp1.500/saham.

Perseroan menargetkan dapat meraih dana IPO sebesar Rp1,25 triliun, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp6,23 triliun. Direktur Utama Uni-Charm Yuji Ishii mengatakan, jumlah saham yang dilepas ke publik melalui penawaran perdana sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Rencana perseroan dana IPO yang diperoleh akan dialokasikan 64,6% untuk kebutuhan belanja modal, sekitar 20,6% untuk pembayaran utang, dan sisanya sekitar 14,8% akan digunakan untuk modal kerja.

“Harga saham perdana sebesar Rp1.500/saham diharapkan akan mendapat respons positif di hari pertama perdagangan. Langkah ini merupakan bukti komitmen Uni-Charm Indonesia kepada para stakeholders dan rekanan usaha kami," ujar Yuji di Jakarta, Jumat (20/12/2019).

Lebih lanjut dia mengatakan dengan IPO perseroan akan fokus meningkatkan kapasitas produksi serta mendapat dana dengan biaya dana yang lebih terjangkau dari pinjaman perbankan. Rencana belanja modal yang akan dilakukan dibagi untuk memperkuat fasilitas produksi baru dan peremajaan fasilitas produksi yang sudah ada. Belanja modal diprioritaskan untuk produk pembalut wanita, karena pihaknya akan memperkenalkan fasilitas produksi baru khusus untuk produk penggunaan malam hari.

"Sehingga kapasitas produksi ditambah hingga 10% dari yang sudah terpasang. Rencana pembelian dilakukan di tahun 2020," ujarnya.

Sementara untuk produk pembalut wanita, popok dewasa dan popok bayi juga akan dilakukan modifikasi mesin yang akan menghasilkan efisiensi dan penurunan biaya produksi namun tidak berdampak pada kapasitas terpasang. Rencana modifikasi mesin akan dilakukan di tahun 2020 hingga 2021. "Kami juga akan melakukan peremajaan untuk fasilitas umum mulai tahun depan hingga tahun 2021," ujarnya.

Sementara itu, sekitar 20,6% untuk melunasi sebagian pinjaman kepada UCC yaitu sebesar USD19 juta dolar, dimana pembayaran pinjaman tersebut akan dilaksanakan setelah perseroan memperoleh dana hasil IPO. Setelah melakukan pembayaran tersebut, sisa utang berdasarkan perjanjian tersebut di atas adalah sebesar USD1 juta.

Dia menjelaskan setelah IPO komposisi pemegang saham sebesar 59,20% dikuasai UC Corporation, sebesar 20,80% oleh Purinusa, dan 20% oleh masyarakat. Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada Penawaran Umum Saham Perdana ini adalah PT Sinarmas Sekuritas.

"Dukungan dan sambutan pasar modal di Indonesia hingga kami dicatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia merupakan bukti kepercayaan yang diberikan kepada perseroan," ujarnya.

Unicharm menjadi perusahaan tercatat ke 54 sepanjang tahun 2019 dengan kode saham UCID dan menjadi emiten ke-667 di BEI. Saat perdana, saham Unicharm sempat menguat 6,67% dari harga penawaran umum Rp1.500/saham, kemudian kembali melesat 14% ke level Rp1.720/saham.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5856 seconds (0.1#10.140)