Survei Sun Life Ungkap Dampak Finansial dan Kesehatan Mental dari Diabetes Tipe 2

Sabtu, 16 November 2024 - 18:51 WIB
loading...
Survei Sun Life Ungkap...
Survei Sun Life mewawancarai 3.647 orang di Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam mengenai kesadaran mereka tentang faktor risiko diabetes, pengobatan, dan pencegahan. Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Penelitian baru oleh Sun Life mengungkapkan biaya tersembunyi dari hidup dengan diabetes tipe 2 serta dampaknya pada keuangan dan kesehatan mental di Asia. Menyoroti kebutuhan mendesak akan pendidikan, pencegahan, dan akses terhadap perawatan.

Survei Sun Life berjudul Healthy Habits, Healthier Futures: Preventing Diabetes in Asia mewawancarai 3.647 orang di Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam mengenai kesadaran mereka tentang faktor risiko diabetes, pengobatan, dan pencegahan. Survei ini mencakup 600 orang yang saat ini hidup dengan diabetes tipe 2 , memberikan wawasan tentang kehidupan dengan kondisi ini.

Chief Client Officer Sun Life Indonesia Kah Jing Lee mengatakan, beban fisik, mental, dan finansial dari diabetes bisa sangat besar. Jumlah penderita diabetes yang tidak mampu membiayai perawatan yang konsisten menunjukkan kebutuhan mendesak akan akses yang terjangkau ke pengobatan.

”Sebagai perusahaan asuransi, kami berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pencegahan diabetes tipe 2 sedini mungkin melalui habituasi gaya hidup aktif dan sehat bagi generasi muda serta didukung dengan penyediaan akses olahraga bagi komunitas masyarakat yang membutuhkan,” katanya dalam siaran pers, Sabtu (16/11/2024).

Penelitian ini mengikuti peningkatan kasus diabetes yang bersifat endemik dalam beberapa dekade terakhir, dengan lebih dari 540 juta orang hidup dengan kondisi ini di seluruh dunia. Lebih dari 90 juta di antaranya berada di Asia Tenggara.

Di mana jumlah orang dewasa dengan diabetes diperkirakan akan melonjak menjadi 152 juta pada tahun 2045, yang menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang serius. Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum, mencakup sekitar 90% dari kasus global.

Penelitian ini mengungkapkan meskipun jumlah kasus terus meningkat, hanya sedikit orang yang secara aktif mengambil langkah untuk menurunkan risiko mereka terkena diabetes atau mempelajari lebih lanjut tentang kondisi ini. Bagi mereka yang menderita diabetes, dampaknya tidak hanya bersifat fisik.

Selain dampak fisik dari diabetes, kondisi ini memiliki biaya finansial yang signifikan, mencegah banyak orang mendapatkan perawatan kesehatan yang sesuai. Sepertiga (37%) dari mereka yang hidup dengan diabetes di Indonesia melaporkan dampak finansial yang 'parah' atau signifikan dalam hidup mereka, dengan 81% tidak mampu secara konsisten membiayai perawatan yang sesuai.

Kekhawatiran finansial terkait diabetes bahkan lebih dominan dibandingkan kekhawatiran kesehatan. Sebanyak 74% non-diabetesi merasa 'sangat khawatir' atau 'khawatir' akan beban finansial yang mungkin terjadi akibat diagnosis diabetes tipe 2, yang menyoroti perlunya perlindungan asuransi kesehatan.

Penelitian ini juga mengungkapkan dampak kesehatan mental yang tersembunyi dari penyakit ini, dengan 63% penderita diabetes melaporkan dampak negatif pada kesehatan mental mereka setelah diagnosis. Hal ini diperburuk oleh dampak sosial yang dialami di rumah dan di tempat kerja. Sebanyak 70% penderita diabetes merasa dihakimi oleh keluarga dan teman setelah didiagnosis dan 74% menghadapi penilaian atau prasangka di tempat kerja terkait kondisi mereka.

Risiko diabetes terus meningkat di Indonesia. Namun hanya 47% dari populasi yang menjalani pemeriksaan tahunan untuk diabetes tipe 2 dan 36% belum pernah melakukan pemeriksaan, yang menyebabkan diagnosis tak terduga dan kasus yang seharusnya bisa dicegah.

Hanya sebagian kecil yang secara konsisten melakukan langkah pencegahan. Seperti menjaga pola makan sehat, memantau berat badan dan gula darah, serta rutin berolahraga. Satu dari lima orang tidak memastikan anak-anak mereka mengonsumsi makanan sehat, dan 27% tidak mendorong anak-anak mereka untuk berolahraga.

Banyak orang kesulitan memahami informasi gizi. Sebanyak 31% kesulitan mengidentifikasi gula dan lemak tersembunyi dalam pola makan mereka, sementara 23% kesulitan memahami dampak makanan tertentu pada kadar gula darah mereka.

Olahraga teratur, pola makan sehat, dan skrining dini memiliki kekuatan untuk mengurangi risiko diabetes, namun bergantung pada peningkatan kesadaran. Sejak 2012, Sun Life telah mengalokasikan lebih dari USD53 juta untuk memerangi diabetes secara global melalui kemitraan strategis yang mendukung komunitas yang paling rentan.

Melalui kemitraan lokal dengan rumah sakit, institusi medis, dan yayasan di seluruh wilayah, Sun Life menyediakan akses ke pemeriksaan glukosa darah, nasihat nutrisi dan konseling, program olahraga, paket perawatan diabetes. Termasuk program edukasi lokal untuk anak-anak, yang dapat memberdayakan masyarakat dalam memantau risiko diabetes mereka.

Steven Ho selaku AVP, Direktur Medis mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa sangat penting untuk menangani kesenjangan pengetahuan yang signifikan tentang diabetes – faktor risikonya, serta pentingnya diagnosis dini dan pencegahan. Dengan meningkatkan kesadaran dan membongkar mitos umum, kita dapat memberdayakan individu untuk membuat pilihan kesehatan yang lebih baik.

”Mengadopsi langkah pencegahan seperti menjalani pola makan yang lebih sehat, berolahraga secara teratur, dan memantau kadar gula darah dapat secara signifikan meningkatkan hasil kesehatan dan bahkan mengarah pada remisi," ujarnya.

Kurangnya Pemahaman tentang Pengobatan Diabetes Tipe 2
Meskipun tidak ada obat, para profesional medis mengatakan banyak orang dapat membalikkan kondisi diabetes dalam waktu satu tahun setelah diagnosis melalui perubahan gaya hidup positif seperti pilihan makanan yang lebih sehat dan lebih banyak berolahraga. Mengadopsi perubahan gaya hidup ini dapat menjaga kadar glukosa tetap normal tanpa perlu insulin. Namun, kesadaran tentang potensi membalikkan diabetes masih terbatas. Hanya setengah dari masyarakat umum yang percaya bahwa diabetes tipe 2 dapat dikelola tanpa obat-obatan.

Hanya sedikit penderita diabetes di Indonesia yang secara aktif mencoba memulihkan kondisi mereka. Sementara 91% diabetesi percaya bahwa remisi mungkin terjadi, kebanyakan dari mereka tidak percaya hal itu dapat dicapai dalam waktu satu tahun meskipun banyak profesional medis menyarankan bahwa ini memungkinkan.

Memberdayakan orang untuk secara efektif mengelola kondisi mereka memerlukan akses ke perawatan kesehatan dan nasihat medis, edukasi tentang strategi manajemen terbaru, dukungan perilaku untuk perubahan gaya hidup, serta pilihan makanan dan olahraga yang terjangkau dan mudah diakses.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0990 seconds (0.1#10.140)