Indonesia-Jepang Luncurkan MRA, Percepat Pengurangan Emisi Karbon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Jepang meluncurkan Mutual Recognition Arrangement (MRA) untuk perdagangan karbon bilateral di ajang COP29 UNFCCC di Baku, Azerbaijan. MRA menjadi tonggak penting sebagai model pertama kerja sama internasional di bawah Perjanjian Paris, yang bertujuan mempercepat pengurangan emisi gas rumah kaca melalui sistem yang transparan dan terukur.
PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) sebagai Lembaga Testing, Inspection and Certification (TIC) mendukung implementasi MRA ini melalui keterlibatannya dalam program Joint Crediting Mechanism (JCM), dengan memastikan semua proyek pengurangan emisi mematuhi standar internasional.
Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Tbk, Arifin Lambaga menyatakan, MRA tidak hanya memfasilitasi perdagangan karbon lintas negara tetapi juga memastikan transparansi dan akuntabilitas.
"Kami siap mendukung upaya ini melalui program JCM dengan memastikan semua proyek pengurangan emisi memenuhi standar internasional," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (19/11/2024).
MRA merupakan kelanjutan dari inisiatif JCM yang dimulai pada 2013. JCM, yang didorong oleh Pemerintah Jepang, mendorong perusahaan Jepang berinvestasi dalam proyek rendah karbon di Indonesia, dengan fokus pada sektor efisiensi energi, energi terbarukan, dan penanganan limbah. Melalui skema ini, proyek-proyek mitigasi di Indonesia dapat menghasilkan kredit karbon yang diakui di Jepang, memfasilitasi perdagangan karbon yang lebih terintegrasi.
Sebelumnya, kredit karbon yang dihasilkan oleh proyek JCM di Indonesia belum sepenuhnya tercatat dalam Sistem Registri Nasional Indonesia (SRNI). Namun, dengan berlakunya MRA, semua proyek JCM di Indonesia kini diwajibkan untuk terdaftar dalam SRNI, yang akan memperkuat akuntabilitas serta efektivitas dalam pencapaian target pengurangan emisi nasional.
Dengan adanya MRA, PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) siap untuk terus berkontribusi dalam mendukung implementasi proyek-proyek pengurangan emisi melalui program JCM. Tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global, tetapi juga memastikan tercapainya target pengurangan emisi nasional secara efektif dan terukur.
“Kami optimistis, melalui kolaborasi ini, Indonesia dapat memperkuat komitmennya dalam ekonomi hijau berkelanjutan, memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan perekonomian,” tutup Arifin.
PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) sebagai Lembaga Testing, Inspection and Certification (TIC) mendukung implementasi MRA ini melalui keterlibatannya dalam program Joint Crediting Mechanism (JCM), dengan memastikan semua proyek pengurangan emisi mematuhi standar internasional.
Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Tbk, Arifin Lambaga menyatakan, MRA tidak hanya memfasilitasi perdagangan karbon lintas negara tetapi juga memastikan transparansi dan akuntabilitas.
"Kami siap mendukung upaya ini melalui program JCM dengan memastikan semua proyek pengurangan emisi memenuhi standar internasional," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (19/11/2024).
MRA merupakan kelanjutan dari inisiatif JCM yang dimulai pada 2013. JCM, yang didorong oleh Pemerintah Jepang, mendorong perusahaan Jepang berinvestasi dalam proyek rendah karbon di Indonesia, dengan fokus pada sektor efisiensi energi, energi terbarukan, dan penanganan limbah. Melalui skema ini, proyek-proyek mitigasi di Indonesia dapat menghasilkan kredit karbon yang diakui di Jepang, memfasilitasi perdagangan karbon yang lebih terintegrasi.
Sebelumnya, kredit karbon yang dihasilkan oleh proyek JCM di Indonesia belum sepenuhnya tercatat dalam Sistem Registri Nasional Indonesia (SRNI). Namun, dengan berlakunya MRA, semua proyek JCM di Indonesia kini diwajibkan untuk terdaftar dalam SRNI, yang akan memperkuat akuntabilitas serta efektivitas dalam pencapaian target pengurangan emisi nasional.
Dengan adanya MRA, PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) siap untuk terus berkontribusi dalam mendukung implementasi proyek-proyek pengurangan emisi melalui program JCM. Tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global, tetapi juga memastikan tercapainya target pengurangan emisi nasional secara efektif dan terukur.
“Kami optimistis, melalui kolaborasi ini, Indonesia dapat memperkuat komitmennya dalam ekonomi hijau berkelanjutan, memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan perekonomian,” tutup Arifin.
(nng)