Investasi UEA Rp314,9 Triliun, Bukti BUMN Kian Menarik Investor

Rabu, 15 Januari 2020 - 18:19 WIB
Investasi UEA Rp314,9 Triliun, Bukti BUMN Kian Menarik Investor
Investasi UEA Rp314,9 Triliun, Bukti BUMN Kian Menarik Investor
A A A
JAKARTA - Sejumlah BUMN mulai dari PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) hingga Inalum telah menandatangani kesepakatan kerjasama dan investasi dengan beberapa perusahaan di Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini dilakukan bersamaan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke UEA. Penandatanganan BUMN ini setidaknya menjadi bagian dari 11 perjanjian proyek senilai Rp314,9 triliun atau USD22,89 miliar.

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, kepercayaan investor ini membuktikan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan investasi terbaik di dunia.

"Berbagai komitmen yang sudah ditandatangani itu menjadi bukti meski ekonomi global lagi bergejolak namun Indonesia masih menarik perhatian dunia untuk berinvestasi," ucap Mamit di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Diketahui, pada bidang energi, investasi UEA akan ditanamkan pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar yang berbasis di Abu Dhabi nantinya akan bermitra dengan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBi) untuk membangun PLTS Terapung Cirata sebesar 145 Mega Watt Peak (MWp).

Investasi di pembangkit ini diperkirakan mencapai Rp1,8 triliun. PLTS Terapung Cirata diproyeksikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.

Selain pengembangan energi baru terbarukan, ditandatangani pula kesepakatan bisnis sejumlah proyek migas seperti pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan antara Pertamina dengan Mubadala, potensi minyak mentah di Balongan antara Pertamina dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), hingga penyediaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) antara ADNOC dengan Pertamina.

Pada subsektor mineral, ditandatangani pula kerja sama Emirates Global Aluminium (EGA) dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam rangka penambahan produksi ingot alloy dan billet. Pada masa uji coba penambahan produksi direncanakan sekitar 20.000 ton, dimana kapasitas produksi normal saat ini mencapai 250.000 ton.

"Berbagai proyek hasil kerjasama ini akan menjadi upaya BUMN dalam melakukan transfer knowledge. Dengan begitu ke depan daya saing BUMN kita juga bakal lebih baik," ucapnya.

Meski masih dalam tahap komitmen investasi, Mamit mengaku masih ada hal penting yang harus dikerjakan pemerintah untuk meningkatkan status menjadi realisasi investasi. Hal itu adalah penyederhanaan regulasi.

"Saya rasa apa yang sudah dilakukan dengan menggandeng perusahaan internasional itu sudah cukup bagus. Hanya saja penyederhanaan regulasi karena selama ini semua mentok di tahap ini," pungkas Mamit.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4231 seconds (0.1#10.140)