Negara Berkembang Ramai-ramai Melawan Produk Murah China! Ada Indonesia hingga Brasil

Senin, 09 Desember 2024 - 14:01 WIB
loading...
Negara Berkembang Ramai-ramai...
Banjir produk murah China terancam bisa merusak pengaruh Negeri Tirai Bambu -julukan China- di beberapa negara-negara berkembang. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Banjir produk murah China terancam bisa merusak pengaruh Negeri Tirai Bambu -julukan China- di beberapa negara- negara berkembang . China seperti diketahui sedang menggambarkan dirinya sebagai pesaing ekonomi Barat dengan mengusung 'Global South'.

Tetapi dalam menanamkan pengaruhnya, China menghadapi rintangan serta reaksi yang beragam terhadap praktik perdagangannya. Dari Indonesia hingga Brasil, barang-barang murah asal China, termasuk kendaraan elektronik, tekstil, dan baja, membanjiri pasar.



Menurut para kritikus, produk murah China telah menenggelamkan industri lokal yang masih berusaha pulih dari kemerosotan ekonomi yang terkait dengan Covid-19. Sementara itu ekspor China tumbuh pada tingkatan sekitar 12% dalam dolar secara year-on-year, menurut data perdagangan Oktober, dimana 50% barang tersebut dikirim ke negara berkembang.

"Ada reaksi yang signifikan di seluruh negara berkembang terhadap praktik perdagangan, pinjaman, dan investasi China, sebuah tren yang meningkat pasca-COVID," kata Charles Austin Jordan, seorang analis riset senior di tim China Projects Rhodium Group di Brussels.

Seperti dilansir Business Insider, pada sepanjang tahun ini, Brasil telah mengenakan tarif 35% pada kabel serat optik China, serta 25% untuk impor baja dan besi. Sementara Indonesia telah memberlakukan tarif 200% pada impor tekstil China.

Sementara itu Thailand membentuk komite khusus pemerintah untuk menekan impor China setelah penutupan ratusan pabrik domestik, sementara Peru dan Meksiko juga memberlakukan langkah-langkah anti-dumping pada baja China.

Belt and Road

Dalam beberapa dekade terakhir, ekonomi Barat yang kaya telah dituduh mengabaikan hubungan ekonomi dan diplomatik mereka dengan negara berkembang, dan China melangkah masuk ke celah tersebut.

Sebagai bagian dari inisiatif ekonomi "Belt and Road", China telah menginvestasikan miliaran dolar dalam proyek-proyek infrastruktur di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia, hingga meningkatkan pengaruh politik dan ekonominya.

Sementara itu, konsumen di negara berkembang telah diuntungkan dari masuknya barang-barang China dengan harga murah. "Tidak diragukan lagi, ini telah menjadi anugerah besar bagi negara-negara tersebut dalam jangka pendek," kata Jordan.

Namun integrasi yang lebih dekat dengan ekonomi China harus dibayar mahal. Ketika ekonomi negara-negara berkembang menjadi lebih erat dengan China, volume impor China yang murah terus meningkat.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Saling Silang AS-China...
Saling Silang AS-China Soal Tarif, Rupiah Terguncang ke Rp16.855
Bank Dunia Membunyikan...
Bank Dunia Membunyikan Alarm Soal Jeratan Utang di Negara Berkembang, Termasuk RI?
Menteri Luar Negeri...
Menteri Luar Negeri China Sebut Tarif AS Tindakan Egois yang Ekstrem
United Tractors Tanggapi...
United Tractors Tanggapi Serius Soal Banjir Produk Alat Berat dari China
4 Negara Pemilik Cadangan...
4 Negara Pemilik Cadangan Emas Terbesar di Dunia, Intip Gudang Penyimpanannya
Aksi Jual Amerika Menguat,...
Aksi 'Jual Amerika' Menguat, China Buang Dolar AS Rp387 Triliun
Kelabui AS, China Gunakan...
Kelabui AS, China Gunakan Label Palsu 'Made in Korea' Agar Lolos ke Amerika
Negosiasi Gagal, Trump...
Negosiasi Gagal, Trump Siap Berlakukan Tarif Baru Dua Pekan ke Depan
China Desak AS Cabut...
China Desak AS Cabut Kebijakan Tarif Sepihak, Bantah Sudah Bicara dengan Trump
Rekomendasi
Bocoran Harga, Interior,...
Bocoran Harga, Interior, dan Eksterior Jetour X20e, Calon Bintang Baru Mobil Listrik Mungil di Indonesia
AFI Minta Pemerintah...
AFI Minta Pemerintah Perkuat Produk Lokal dan Pengawasan Barang Impor
Diskusi Ngojak Soal...
Diskusi Ngojak Soal Air Bersih, DPRD Jakarta: Kenaikan Tarif PAM Jaya Masih Logis
Berita Terkini
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
41 menit yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
2 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
3 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
4 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
4 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
4 jam yang lalu
Infografis
10 Negara dengan Utang...
10 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved