Enggak Berasa, Ternyata Resesi Ekonomi Sudah Kita Jalani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para menteri kabinet Presiden Joko Widodo berbeda pandangan tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga. Sebagian memproyeksikan ekonomi akan minus lagi dan masuk ke jurang resesi . Sebagian lain percaya ekonomi bisa bangkit dengan pertumbuhan positif.
Contoh saja Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahfud MD menilai pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga akan kembali minus. Pandangan berbeda muncul dari Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartanto. Ia menilai Indonesia tak akan masuk ke jurang resesi, meskipun ekonomi kembali tumbuh minus.
Menanggapi hal, pengamat ekonomi Piter Abdullah memandang, resesi itu hanya stempel untuk kondisi ketika terjadi pertumbuhan negatif selama dua triwulan berturut turut. ( Baca juga:Cegah Truk ODOL, Pemalsuan Kartu Uji KIR Harus Ditindak )
"Triwulan II sudah negatif, sekarang kita di triwulan II yang diperkirakan akan negatif juga. Jadi nanti di Oktober kita akan diberi stempel resmi resesi. Tapi resesinya sendiri sudah kita jalani sejak kemarin," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (31/8/2020).
Jadi sebenarnya resesi sudah Indonesia jalani sebelumnya. Namun diberi stempel resmi nanti di bulan Oktober ketika sudah ada angka resmi dari BPS.
Menurut dia, resesi itu sekarang sebuah kenormalan baru, dan bukan sebuah isu besar. Karena semua negara mengalami resesi dan penyebabnya sama, yaitu wabah Covid-19.
Pelaku pasar di pasar modal memahami itu dan mereka juga paham bahwa ketika wabah nanti berlalu, resesi juga akan usai. Bahkan ekonomi akan mendapatkan momentum untuk rebound. ( Baca juga:Kasus Korupsi PT DI, Mantan Pejabat Polri Mangkir dari Panggilan KPK )
"Justru sekarang banyak peluang di pasar modal. Time to buy, itu sebabnya pasar modal sekarang sudah bergerak naik duluan," jelas dia.
Contoh saja Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahfud MD menilai pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga akan kembali minus. Pandangan berbeda muncul dari Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartanto. Ia menilai Indonesia tak akan masuk ke jurang resesi, meskipun ekonomi kembali tumbuh minus.
Menanggapi hal, pengamat ekonomi Piter Abdullah memandang, resesi itu hanya stempel untuk kondisi ketika terjadi pertumbuhan negatif selama dua triwulan berturut turut. ( Baca juga:Cegah Truk ODOL, Pemalsuan Kartu Uji KIR Harus Ditindak )
"Triwulan II sudah negatif, sekarang kita di triwulan II yang diperkirakan akan negatif juga. Jadi nanti di Oktober kita akan diberi stempel resmi resesi. Tapi resesinya sendiri sudah kita jalani sejak kemarin," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (31/8/2020).
Jadi sebenarnya resesi sudah Indonesia jalani sebelumnya. Namun diberi stempel resmi nanti di bulan Oktober ketika sudah ada angka resmi dari BPS.
Menurut dia, resesi itu sekarang sebuah kenormalan baru, dan bukan sebuah isu besar. Karena semua negara mengalami resesi dan penyebabnya sama, yaitu wabah Covid-19.
Pelaku pasar di pasar modal memahami itu dan mereka juga paham bahwa ketika wabah nanti berlalu, resesi juga akan usai. Bahkan ekonomi akan mendapatkan momentum untuk rebound. ( Baca juga:Kasus Korupsi PT DI, Mantan Pejabat Polri Mangkir dari Panggilan KPK )
"Justru sekarang banyak peluang di pasar modal. Time to buy, itu sebabnya pasar modal sekarang sudah bergerak naik duluan," jelas dia.
(uka)