Ekonom: BI Cenderung Ikuti The Fed Tahan Suku Bunga Acuan

Rabu, 22 Januari 2020 - 14:40 WIB
Ekonom: BI Cenderung Ikuti The Fed Tahan Suku Bunga Acuan
Ekonom: BI Cenderung Ikuti The Fed Tahan Suku Bunga Acuan
A A A
JAKARTA - Ekonom BNI Ryan Kiryanto memperkirakan Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan tetap di angka 5%, meski bank sentral sebenarnya masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Adapun keputusan menahan suku bunga diyakini karena faktor eksternal, mengikuti The Fed yang cenderung menahan suku bunganya.

"Saya kira RDG BI besok akan mengambil keputusan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRRR) di level 5%, pun dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility yang tetap tidak berubah. Pertimbangan dari faktor eksternal adalah ada kecenderungan bank-bank sentral (termasuk Fed) menahan suku bunga acuannya, lantaran target pertumbuhan ekonomi dan laju inflasinya yang masih sesuai target," ujar Ryan Kiryanto saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Bank-bank sentral di seluruh dunia menurutnya cenderung menunggu dan mengikuti arah the Fed yang cenderung menahan diri untuk tidak menurunkan Fed fund rate. Pasalnya, perekonomian AS masih tumbuh kuat berkisar 2% dengan inflasi 1,8% atau mendekati target 2%.

"Angka Purchasing Manager Index (PMI) di AS juga masih di atas ambang normal yang 50, tepatnya sekitar 52-53 yang artinya perekonomian AS masih ekspansif. Jerman dan beberapa negara maju pun mampu tumbuh positif di atas 1%. Kesepakatan trade war fase satu, tekanan Brexit yang menurun serta risiko geopolitik yang juga mereda, memberikan pijakan bagi bank-bank sentral untuk tidak mengubah stance suku bunga acuannya," papar Ryan.

Adapun Pertimbangan dari faktor domestik, lanjut Ryan, yakni arah perkembangan ekonomi yang juga masih on the track, di mana ekonomi mampu tumbuh 5,04% (angka sementara 2019) dengan outlook 5,1-5,3% (2020); inflasi terjaga baik di level 2,72% (2019) dan berkisar 3% (proyeksi 2020); persepsi investor asing masih optimis dengan outlook perekonomian yang tumbuh stabil di kisaran 5% di saat sejumlah negara mengalami koreksi ke bawah; kebijakan moneter dan fiskal dinilai sinkron dan akomodatif (counter cyclical atau dovish) untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi; serta kondisi politik dan keamanan dalam negeri relatif stabil.

Meskipun demikian, Ryan mengatakan bahwa tetap masih ada ruang bagi BI untuk kemungkinan menurunkan bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,75% di pertemuan RDG BI di bulan-bulan berikutnya.

"Untuk RDG BI kali ini maupun di waktu-waktu yang akan datang BI juga masih punya kebijakan makroprudensial yang bisa direlaksasi untuk menstimulasi permintaan kredit baik dari sisi supply maupun demand," jelasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3362 seconds (0.1#10.140)