Lagi dan lagi, Sri Mulyani Revisi Ekonomi 2020 Jadi Minus 1,1%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merevisi target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini menjadi minus 1,1 hingga 0,2%. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, turunya proyeksi ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi masih akan tertekan akibat adanya pandemi COVID-19.
“Pemerintah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini minus 1,1% hingga 0,2%. Jadi hanya mendekati nol, pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dari perkiraan," kata Menkeu Sri Mulyani saat Rapat Kerja Banggar DPR RI, Selasa (1/9/2020).
(Baca Juga: Belanja Rp2.747 Triliun Jadi Senjata Sri Mulyani Kerek Pertumbuhan Ekonomi )
Sambung dia menerangkan, IMF (International Monetary Fund) juga turut merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi minus 0,3% per Juli 2020 dibanding beberapa bulan sebelumnya pada Maret-April 0,5%. Sedangkan OECD meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi sangat tajam menjadi minus 3,9% hingga minus 2,8%.
"Revisi proyeksi mereka terhadap ekonomi Indonesia dikoreksi sangat tajam minus 3,9% hingga minus 2,8%," imbuhnya.
(Baca Juga: Reformasi Sistem Kesehatan, Sri Mulyani Gelontorkan Rp169,7 Triliun di 2021 )
Diungkapkan juga oleh Mantan Direktur Bank Dunia itu bahwa, pemulihan ekonomi akan sangat bergantung berbagai faktor. Untuk itu, skenario penanganan covid -19 harus berhasil agar bisa memulihkan ekonomi 2021.
"Di 2021 tergantung akselerasi reformasi bidang struktural untuk tingkatkan produktivitas, daya saing dan iklim investasi serta tergantung kemampuan fiskal dalam mendukung program PEN baik pemulihan sisi demand dalam bentuk bansos dan BLT. Lalu suplai sisi pemulihan sektor produksi," jelasnya.
“Pemerintah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini minus 1,1% hingga 0,2%. Jadi hanya mendekati nol, pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dari perkiraan," kata Menkeu Sri Mulyani saat Rapat Kerja Banggar DPR RI, Selasa (1/9/2020).
(Baca Juga: Belanja Rp2.747 Triliun Jadi Senjata Sri Mulyani Kerek Pertumbuhan Ekonomi )
Sambung dia menerangkan, IMF (International Monetary Fund) juga turut merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi minus 0,3% per Juli 2020 dibanding beberapa bulan sebelumnya pada Maret-April 0,5%. Sedangkan OECD meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi sangat tajam menjadi minus 3,9% hingga minus 2,8%.
"Revisi proyeksi mereka terhadap ekonomi Indonesia dikoreksi sangat tajam minus 3,9% hingga minus 2,8%," imbuhnya.
(Baca Juga: Reformasi Sistem Kesehatan, Sri Mulyani Gelontorkan Rp169,7 Triliun di 2021 )
Diungkapkan juga oleh Mantan Direktur Bank Dunia itu bahwa, pemulihan ekonomi akan sangat bergantung berbagai faktor. Untuk itu, skenario penanganan covid -19 harus berhasil agar bisa memulihkan ekonomi 2021.
"Di 2021 tergantung akselerasi reformasi bidang struktural untuk tingkatkan produktivitas, daya saing dan iklim investasi serta tergantung kemampuan fiskal dalam mendukung program PEN baik pemulihan sisi demand dalam bentuk bansos dan BLT. Lalu suplai sisi pemulihan sektor produksi," jelasnya.
(akr)