Ini Nama 4 Pilot Batik Air yang Evakuasi 250 WNI dari Wuhan
Ini Nama 4 Pilot Batik Air yang Evakuasi 250 WNI dari Wuhan
A
A
A
JAKARTA - Maskapai Batik Air melakukan misi kemanusiaan dengan mengevakuasi 250 WNI dari Wuhan, China. Evakuasi ini untuk menyelematkan Warga Negara Indonesia dari wabah virus corona yang sedang melanda China.
Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan misi kemanusiaan Batik Air dalam upaya mendukung negara dan program pemerintah telah beroperasi sesuai standar keselamatan penerbangan dengan prinsip-prinsip kesehatan.
Dalam misi tersebut, Batik Air dengan nomor penerbangan ID-8618 membawa 18 kru dan 30 tim medis pada Sabtu (1/2). Pesawat lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) pukul 13.00 WIB dan tiba di Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China (WUH) pada 19.00 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+08).
Kemudian, penerbangan bernomor ID-8619 rute Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan tujuan Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau (BTH) berangkat pada 04.30 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+08) dan sudah mendarat normal di Batam pukul 08.30 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+07) pada Minggu (2/2).
Dalam misi kemanusiaan ini, ada yang menarik netizen perihal siapa pilot Batik Air yang mengevakuasi 250 WNI dari Wuhan. Karena menjadi pilot ke Wuhan saat ini tidaklah mudah, dengan situasi wabah virus corona yang menghantui mereka. Sangat banyak pilot dari maskapai penerbangan dunia lainnya yang menolak ke sana.
Danang Mandala Prihantoro menjelaskan bahwa pilot yang mengevakuasi bukanlah Widi Tjiu seperti yang ramai dibicarakan di media sosial. Adapun pilot yang mengevakuasi ada empat, mereka adalah Captain Destyo Usodo, Captain Suyono Suwito, First Officer Hendra Tjin dan First Officer Taufan Widya.
"Empat pilot yang mengevakuasi adalah Captain Destyo Usodo, Captain Suyono Suwito, First Officer Hendra Tjin dan First Officer Taufan Widya. Mereka yang sudah siap dan memang ditugasi pemerintah," ujar Danang saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan misi kemanusiaan Batik Air dalam upaya mendukung negara dan program pemerintah telah beroperasi sesuai standar keselamatan penerbangan dengan prinsip-prinsip kesehatan.
Dalam misi tersebut, Batik Air dengan nomor penerbangan ID-8618 membawa 18 kru dan 30 tim medis pada Sabtu (1/2). Pesawat lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) pukul 13.00 WIB dan tiba di Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China (WUH) pada 19.00 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+08).
Kemudian, penerbangan bernomor ID-8619 rute Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan tujuan Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau (BTH) berangkat pada 04.30 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+08) dan sudah mendarat normal di Batam pukul 08.30 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+07) pada Minggu (2/2).
Dalam misi kemanusiaan ini, ada yang menarik netizen perihal siapa pilot Batik Air yang mengevakuasi 250 WNI dari Wuhan. Karena menjadi pilot ke Wuhan saat ini tidaklah mudah, dengan situasi wabah virus corona yang menghantui mereka. Sangat banyak pilot dari maskapai penerbangan dunia lainnya yang menolak ke sana.
Danang Mandala Prihantoro menjelaskan bahwa pilot yang mengevakuasi bukanlah Widi Tjiu seperti yang ramai dibicarakan di media sosial. Adapun pilot yang mengevakuasi ada empat, mereka adalah Captain Destyo Usodo, Captain Suyono Suwito, First Officer Hendra Tjin dan First Officer Taufan Widya.
"Empat pilot yang mengevakuasi adalah Captain Destyo Usodo, Captain Suyono Suwito, First Officer Hendra Tjin dan First Officer Taufan Widya. Mereka yang sudah siap dan memang ditugasi pemerintah," ujar Danang saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (3/2/2020).
(ven)
Explore More