Gara-gara Ketipu Skema Ponzi, Investor India Rugi Rp1,63 Triliun
loading...

Ribuan investor di India kehilangan hampir USD100 juta atau setara Rp1,63 triliun (kurs Rp16.310 per USD) setelah terjebak penipuan lewat skema Ponzi. Foto/Dok
A
A
A
HYDERABAD - Ribuan investor di India kehilangan hampir USD100 juta atau setara Rp1,63 triliun (kurs Rp16.310 per USD) setelah terjebak penipuan lewat skema ponzi , usai tergiur janjiinvestasi jangka pendek dengan imbal hasil tinggi. Pernyataan ini disampaikan oleh polisi dan beberapa korban kepada Reuters.
Polisi India menangkap dua orang pelaku penipuan pada hari Sabtu, setelah sebuah kasus diajukan terhadap Falcon Invoice Discounting, yang menjanjikan pengembalian hingga 22% dengan klaim menghubungkan deposan dengan pihak-pihak seperti Amazon dan produsen biskuit Britannia.
Falcon mengumpulkan 17 miliar rupee (atau sekitar USD196 juta setara Rp3,19 triliun) dari hampir 7.000 investor sejak 2021. Mereka hanya melunasi setengahnya, menurut pernyataan dari polisi di negara bagian selatan Telangana.
Ankit Bihani, seorang pengusaha toko perhiasan yang berbasis di New Delhi, bertemu dengan 50 investor lainnya pekan lalu untuk membahas langkah-langkah, termasuk upaya hukum, usai 500 juta rupee yang mereka katakan telah hilang.
"Sebagian besar dari mereka (investor) mengetahui tentang platform investasi itu melalui media sosial dan berinvestasi di dalamnya," kata Bihani kepada Reuters.
Diungkapkan Falcon menggunakan uang dari investor baru untuk membayar kepada mereka yang lebih lama dan mengalihkan dana yang tersisa ke berbagai entitas cangkang, berdasarkan keterangan polisi. Sementara itu pihak berwenang sedang memburu Amardeep Kumar, pendiri Falcon dan terdakwa utama, kata seorang sumber.
Namun, beberapa korban bertanya-tanya apakah mereka akan mendapatkan kembali uang mereka yang ditipu usai mempercayakan investasi kepada Falcon. Dalam beberapa kasus, dana tersebut merupakan tabungan seumur hidup.
"Ini adalah uang hasil jerih payah saya. Kami tidak tahu kapan dan bagaimana kami akan mendapatkannya kembali," kata Roopesh Chauhan, seorang karyawan teknologi yang kehilangan 15 juta rupee.
Sedangkan S. Smriti, yang merupakan seorang asisten profesor, menghubungi polisi setelah kehilangan lebih dari 3 juta rupee. "Uang itu semua tabungan kami," kata Smriti.
Pihak berwenang India belakangan menyoroti melonjaknya keluhan belakangan ini dari orang-orang yang ditipu oleh skema investasi palsu yang mengandalkan aplikasi, situs web, dan call centre untuk menipu investor yang tidak menaruh curiga.
Polisi India menangkap dua orang pelaku penipuan pada hari Sabtu, setelah sebuah kasus diajukan terhadap Falcon Invoice Discounting, yang menjanjikan pengembalian hingga 22% dengan klaim menghubungkan deposan dengan pihak-pihak seperti Amazon dan produsen biskuit Britannia.
Falcon mengumpulkan 17 miliar rupee (atau sekitar USD196 juta setara Rp3,19 triliun) dari hampir 7.000 investor sejak 2021. Mereka hanya melunasi setengahnya, menurut pernyataan dari polisi di negara bagian selatan Telangana.
Ankit Bihani, seorang pengusaha toko perhiasan yang berbasis di New Delhi, bertemu dengan 50 investor lainnya pekan lalu untuk membahas langkah-langkah, termasuk upaya hukum, usai 500 juta rupee yang mereka katakan telah hilang.
"Sebagian besar dari mereka (investor) mengetahui tentang platform investasi itu melalui media sosial dan berinvestasi di dalamnya," kata Bihani kepada Reuters.
Diungkapkan Falcon menggunakan uang dari investor baru untuk membayar kepada mereka yang lebih lama dan mengalihkan dana yang tersisa ke berbagai entitas cangkang, berdasarkan keterangan polisi. Sementara itu pihak berwenang sedang memburu Amardeep Kumar, pendiri Falcon dan terdakwa utama, kata seorang sumber.
Namun, beberapa korban bertanya-tanya apakah mereka akan mendapatkan kembali uang mereka yang ditipu usai mempercayakan investasi kepada Falcon. Dalam beberapa kasus, dana tersebut merupakan tabungan seumur hidup.
"Ini adalah uang hasil jerih payah saya. Kami tidak tahu kapan dan bagaimana kami akan mendapatkannya kembali," kata Roopesh Chauhan, seorang karyawan teknologi yang kehilangan 15 juta rupee.
Sedangkan S. Smriti, yang merupakan seorang asisten profesor, menghubungi polisi setelah kehilangan lebih dari 3 juta rupee. "Uang itu semua tabungan kami," kata Smriti.
Pihak berwenang India belakangan menyoroti melonjaknya keluhan belakangan ini dari orang-orang yang ditipu oleh skema investasi palsu yang mengandalkan aplikasi, situs web, dan call centre untuk menipu investor yang tidak menaruh curiga.
(akr)
Lihat Juga :