HKTI Gandeng IBA Pasarkan Produk Pertanian Indonesia ke Mancanegara
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bertekad menginternasionalkan produk pertanian di Tanah Air. Hal ini ditandai dengan penandatanganani nota kesepahaman (MoU) antara HKTI dengan International Business Association (IBA).
Langkah strategis tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari strategi HKTI menembus pasar internasional untuk promosi dan pemasaran hasil pertanian Indonesia di mancanegara.
Penandatanganan nota kesepahaman ini juga dipandang penting sebagai salah satu sarana bagi pebisnis Indonesia, terutama dalam bidang pertanian sektor pangan dan hortikultura untuk dapat bertemu, bertukar pandangan dan pengalaman dengan pihak luar.
Sekaligus sebagai salah satu ajang mencari pasangan bisnis (business matching) melalui pertemuan dan forum (business meeting and forum). Sebagai organisasi terbesar yang memayungi jutaan petani dan pelaku pertanian hortikultura di Indonesia, HKTI memandang perlunya sebuah terobosan dalam mencari peluang memasarkan hasil-hasil pertanian.
HKTI melihat IBA sebagai sebuah entitas lintas negara yang memiliki kesamaan visi dan misi, dengan dukungan para pengusaha mapan dari luar negeri di dalamnya.
"IBA merupakan sebuah organisasi nirlaba yang telah berhasil memajukan usaha dan pengusaha di berbagai negara di Asia. IBA juga sudah melakukan penjajakan untuk membuka peluang kerja sama hingga ke Afrika. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan penting bagi HKTI untuk menandatangani nota kesepahaman ini," kata Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Ketua HKTI, di JCC Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Moeldoko mengatakan, sudah waktunya bagi petani sektor pangan dan pelaku pertanian hortikultura di Tanah Air merambah pasar internasional secara menyeluruh dan berkesinambungan. Untuk itu, HKTI memerlukan mitra kerja sama yang sudah terbukti mampu meningkatkan dan memberi nilai tambah bagi hasil-hasil pertanian di berbagai negara.
"IBA merupakan organsisasi nonprofit yang memiliki prinsip 'mengembalikan dan membaktikan kepada masyarakat di mana mereka berada dan berusaha' (giving back to society). Sehingga kerja sama ini dapat memberi manfaat tidak hanya bagi HKTI, petani dan pelaku pertanian, tapi juga masyarakat di sekitar mereka," tutur Moeldoko.
Melalui kerjasama ini, HKTI dengan dukungan IBA, juga akan mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan teknik dan mesin pertanian canggih ke Indonesia kepada para petani dan pelaku pertanian. Di samping mengirim anak-anak muda Indonesia ke negara lain untuk belajar bidang pertanian agar ada proses alih teknologi dan dan pengetahuan.
"Sebagai negara yang memiliki penduduk salah satu terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk dapat mengembangkan pertanian menjadi industri berskala internasional. Untuk itu, IBA memosisikan diri sebagai mitra petani dan pelaku pertanian hortikultura melalui kerja sama dengan HKTI," timpal Shan Shan, Ketua IBA.
Lebih lanjut dikatakan, kerjasama tersebut dilakukan dengan mengindahkan aturan yang ada dan berlaku di Indonesia. Tentunya dengan memerhatikan prinsi-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
Segera setelah penandatanganan nota kesepahaman, IBA dan HKTI akan menyusun serangkaian langkah strategis untuk kerjasama yang langsung, nyata, dan menyeluruh. Langkah ini akan melibatkan dan memberi dampak bagi petani, pelaku pertanian, dan pengusaha hortikultura di Indonesia.
MoU diakukan bersamaan dengan perhelatan Asian Agriculture and Food Forum 2020 (ASASFF) kedua, setelah diadakan pada 2018 lalu. Forum diikuti oleh tidak kurang dari 105 peserta dari 10 negara dan tahun ini peserta dari luar negeri ikut membuka peluang kerja sama dengan pemain lokal.
Salah satunya adalah Taiwan Development Institute (TDI). Salah satu lembaga think-thank terkemuka di Asia yang berdiri sejak 1992 tersebut memiliki visi menghimpun ahli dan peneliti, serta tim riset terbaik dalam satu atap guna menghasilkan studi dan riset.
Nah hasil riset TDI telah dan terus akan menjadi bahan studi terbaik bagi masyarakat Asia dan dunia. Sebagai sebuah organisasi nirlaba yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Taiwan, TDI memiliki misi untuk menghasilkan riset, perencanaan dan desain, evaluasi, manajemen, dan pelayanan promosi yang terkait konsultasi yang meliputi 16 sektor. Mulai dari kajian kebijakan publik, pembangunan regional, preservasi lingkungan, hingga manajemen bisnis dan studi humanitarian.
Selain TDI, Kim Chan Place International Co. Ltd juga hadir dan membuka booth-nya di sini. Perusahaan yang berkonsentrasi pada produksi minyak citronella itu merupakan salah satu peserta forum yang sangat membuka diri dan peluang berkontribusi lebih luas bagi pertanian dan industri agrikultur nasional.
Sementara itu, Sekjen HKTI Mayjen TNI (Purn) Bambang Budi Waluyo, menyatakan, perusahaan Taiwan yang ikut serta dan membuka booth dalam ASAFF 2020 merupakan perusahaan mapan yang telah teruji produknya. Baik dalam hal mutu maupun pemasaran sehingga diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan pembelajaran bagi industrI berbasis pertanian di Indonesia.
Salah satunya adalah Huang Ting Natural Good Food Workshop Co. yang memproduksi mentega wijen dan kacang murni alami, dan berbagai produk makanan sehat berbasis kacang. Tanaman yang juga menjadi salah satu andalan pertanian Indonesia untuk dapat menembus pasar mancanegara.
Langkah strategis tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari strategi HKTI menembus pasar internasional untuk promosi dan pemasaran hasil pertanian Indonesia di mancanegara.
Penandatanganan nota kesepahaman ini juga dipandang penting sebagai salah satu sarana bagi pebisnis Indonesia, terutama dalam bidang pertanian sektor pangan dan hortikultura untuk dapat bertemu, bertukar pandangan dan pengalaman dengan pihak luar.
Sekaligus sebagai salah satu ajang mencari pasangan bisnis (business matching) melalui pertemuan dan forum (business meeting and forum). Sebagai organisasi terbesar yang memayungi jutaan petani dan pelaku pertanian hortikultura di Indonesia, HKTI memandang perlunya sebuah terobosan dalam mencari peluang memasarkan hasil-hasil pertanian.
HKTI melihat IBA sebagai sebuah entitas lintas negara yang memiliki kesamaan visi dan misi, dengan dukungan para pengusaha mapan dari luar negeri di dalamnya.
"IBA merupakan sebuah organisasi nirlaba yang telah berhasil memajukan usaha dan pengusaha di berbagai negara di Asia. IBA juga sudah melakukan penjajakan untuk membuka peluang kerja sama hingga ke Afrika. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan penting bagi HKTI untuk menandatangani nota kesepahaman ini," kata Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Ketua HKTI, di JCC Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Moeldoko mengatakan, sudah waktunya bagi petani sektor pangan dan pelaku pertanian hortikultura di Tanah Air merambah pasar internasional secara menyeluruh dan berkesinambungan. Untuk itu, HKTI memerlukan mitra kerja sama yang sudah terbukti mampu meningkatkan dan memberi nilai tambah bagi hasil-hasil pertanian di berbagai negara.
"IBA merupakan organsisasi nonprofit yang memiliki prinsip 'mengembalikan dan membaktikan kepada masyarakat di mana mereka berada dan berusaha' (giving back to society). Sehingga kerja sama ini dapat memberi manfaat tidak hanya bagi HKTI, petani dan pelaku pertanian, tapi juga masyarakat di sekitar mereka," tutur Moeldoko.
Melalui kerjasama ini, HKTI dengan dukungan IBA, juga akan mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan teknik dan mesin pertanian canggih ke Indonesia kepada para petani dan pelaku pertanian. Di samping mengirim anak-anak muda Indonesia ke negara lain untuk belajar bidang pertanian agar ada proses alih teknologi dan dan pengetahuan.
"Sebagai negara yang memiliki penduduk salah satu terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk dapat mengembangkan pertanian menjadi industri berskala internasional. Untuk itu, IBA memosisikan diri sebagai mitra petani dan pelaku pertanian hortikultura melalui kerja sama dengan HKTI," timpal Shan Shan, Ketua IBA.
Lebih lanjut dikatakan, kerjasama tersebut dilakukan dengan mengindahkan aturan yang ada dan berlaku di Indonesia. Tentunya dengan memerhatikan prinsi-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
Segera setelah penandatanganan nota kesepahaman, IBA dan HKTI akan menyusun serangkaian langkah strategis untuk kerjasama yang langsung, nyata, dan menyeluruh. Langkah ini akan melibatkan dan memberi dampak bagi petani, pelaku pertanian, dan pengusaha hortikultura di Indonesia.
MoU diakukan bersamaan dengan perhelatan Asian Agriculture and Food Forum 2020 (ASASFF) kedua, setelah diadakan pada 2018 lalu. Forum diikuti oleh tidak kurang dari 105 peserta dari 10 negara dan tahun ini peserta dari luar negeri ikut membuka peluang kerja sama dengan pemain lokal.
Salah satunya adalah Taiwan Development Institute (TDI). Salah satu lembaga think-thank terkemuka di Asia yang berdiri sejak 1992 tersebut memiliki visi menghimpun ahli dan peneliti, serta tim riset terbaik dalam satu atap guna menghasilkan studi dan riset.
Nah hasil riset TDI telah dan terus akan menjadi bahan studi terbaik bagi masyarakat Asia dan dunia. Sebagai sebuah organisasi nirlaba yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Taiwan, TDI memiliki misi untuk menghasilkan riset, perencanaan dan desain, evaluasi, manajemen, dan pelayanan promosi yang terkait konsultasi yang meliputi 16 sektor. Mulai dari kajian kebijakan publik, pembangunan regional, preservasi lingkungan, hingga manajemen bisnis dan studi humanitarian.
Selain TDI, Kim Chan Place International Co. Ltd juga hadir dan membuka booth-nya di sini. Perusahaan yang berkonsentrasi pada produksi minyak citronella itu merupakan salah satu peserta forum yang sangat membuka diri dan peluang berkontribusi lebih luas bagi pertanian dan industri agrikultur nasional.
Sementara itu, Sekjen HKTI Mayjen TNI (Purn) Bambang Budi Waluyo, menyatakan, perusahaan Taiwan yang ikut serta dan membuka booth dalam ASAFF 2020 merupakan perusahaan mapan yang telah teruji produknya. Baik dalam hal mutu maupun pemasaran sehingga diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan pembelajaran bagi industrI berbasis pertanian di Indonesia.
Salah satunya adalah Huang Ting Natural Good Food Workshop Co. yang memproduksi mentega wijen dan kacang murni alami, dan berbagai produk makanan sehat berbasis kacang. Tanaman yang juga menjadi salah satu andalan pertanian Indonesia untuk dapat menembus pasar mancanegara.
(ven)