Manfaatkan Momentum dari Pelemahan IHSG, Yuk Borong Saham
loading...
A
A
A
JAKARTA - Momentum melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk membeli saham. Pasalnya, kedepan indeks diproyeksi masih akan bergerak di dalam kondisi bullish.
IHSG pada penutupan perdagangan kemarin berakhir anjlok di atas level trading halt. IHSG ditutup merosot 257,92 poin atau 5,01% ke level 4.891,46 atau 4.891. Indeks bahkan sempat terkena trading halt (pembekuan sementara) pada sesi I perdagangan kemarin. IHSG pada saat itu berhenti di level 4.891,88 atau 4.892. (Baca: 7 Daerah Ini Masih Berlakukan PSBB)
Melemahnya IHSG salah satunya disebabkan oleh pengumuman keputusan diberlakukannya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di wilayah DKI Jakarta mulai Senin (14/9) pekan depan. Hal tersebut seperti disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI (Anies Baswedan) tadi malam, sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000,” ungkap Airlangga dalam diskusi virtual di Jakarta, kemarin.
Menurutnya kebijakan ‘gas dan rem’ oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang harus dilakukan dalam kondisi saat ini. Namun, bila rem dilakukan secara mendadak akan berpengaruh pada faktor ekonomi nasional. Sebab, ekonomi tidak saja dibangun dari faktor fundamental tapi juga dari sisi sentimen capital market. (Baca juga: Baru Disuntik Vaksin Buatan China, Pulang dari Semarang Relawan Ini Positif Corona)
“Kalau di gas mendadak itu tentu kita harus menjaga kepercayaan confidence dari publik, karena ekonomi tidak semua dari faktor fundamental tapi juga adanya sentimen terutama di sektor capital market,” tegasnya.
Hal yang sama juga turut disampaikan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Dia mengungkapkan bahwa injak rem dadakan pemberlakuan kembali PSBB di DKI Jakarta oleh Gubernur Anies Baswedan berpengaruh besar terhadap program pemulihan ekonomi yang sedang dijalankan pemerintah pusat. Tidak bisa dipungkiri bahwa DKI Jakarta berperan besar menopang pertumbuhan ekonomi nasional sehingga apabila PSBB diberlakukan kembali maka ekonomi terancam ambyar atau terpuruk.
“Karena pengumuman PSBB itu, otomatis pasar saham menjadi tertekan. Itu efek psikologisnya, dan kita akan melihat bagaimana itu akan berkembang selanjutnya,” kata Suahasil pada acara ASEAN Webinar Series di Jakarta, kemarin. (Baca juga: Tuntutlah Ilmu Walau ke Negeri China Ternyata Bukan Hadis Shahih)
Melemahnya IHSG seharusnya bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk membeli saham yang masih memiliki fundamental yang bagus. Sebagian analis menilai, kedepan IHSG akan berada di dalam kondisi bullish. Adapun bullish adalah suatu kondisi dimana pasar saham sedang mengalami tren naik atau menguat.
“IHSG masih bergerak di dalam kondisi bullish, major trendnya bullish. IHSG kalau pun turun, turunnya maksimal sampai tanggal 11 atau 14. Jadi, kalau kita lihat indeks turun mendekati tanggal 11 dan hari ini Dow Jones sudah naik harusnya support baru baik time support atau prime support akan terbentuk,” kata Founder Astronacci, Gema Goeyardy dalam acara Market Opening IDX Channel, kemarin.
Dia juga menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi buy weakness. Gema beralasan, ada situasi yang unik dalam perdagangan saham di Tanah Air dimana dia membandingkan antara grafik kenaikan Covid-19 yang meningkat di Indonesia dengan Dow Jones, IHSG dan rupiah. (Lihat videonya: Tawuran Remaja Sambil Berenang Kembali Terjadi di Jakarta Utara)
Emiten yang bergerak di bidang perbankan dan konsumer masih akan menjadi penopang utama untuk Indeks Harga Saham Gabungan selama PSBB. Sejumlah saham big cap yang dinilai potensial diantaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan lainnya. Sedangkan saham konsumer salah satunya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (ICBP). (Rina Anggraeni/Aditya Pratama/Hafid Fuad)
IHSG pada penutupan perdagangan kemarin berakhir anjlok di atas level trading halt. IHSG ditutup merosot 257,92 poin atau 5,01% ke level 4.891,46 atau 4.891. Indeks bahkan sempat terkena trading halt (pembekuan sementara) pada sesi I perdagangan kemarin. IHSG pada saat itu berhenti di level 4.891,88 atau 4.892. (Baca: 7 Daerah Ini Masih Berlakukan PSBB)
Melemahnya IHSG salah satunya disebabkan oleh pengumuman keputusan diberlakukannya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di wilayah DKI Jakarta mulai Senin (14/9) pekan depan. Hal tersebut seperti disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI (Anies Baswedan) tadi malam, sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000,” ungkap Airlangga dalam diskusi virtual di Jakarta, kemarin.
Menurutnya kebijakan ‘gas dan rem’ oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang harus dilakukan dalam kondisi saat ini. Namun, bila rem dilakukan secara mendadak akan berpengaruh pada faktor ekonomi nasional. Sebab, ekonomi tidak saja dibangun dari faktor fundamental tapi juga dari sisi sentimen capital market. (Baca juga: Baru Disuntik Vaksin Buatan China, Pulang dari Semarang Relawan Ini Positif Corona)
“Kalau di gas mendadak itu tentu kita harus menjaga kepercayaan confidence dari publik, karena ekonomi tidak semua dari faktor fundamental tapi juga adanya sentimen terutama di sektor capital market,” tegasnya.
Hal yang sama juga turut disampaikan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Dia mengungkapkan bahwa injak rem dadakan pemberlakuan kembali PSBB di DKI Jakarta oleh Gubernur Anies Baswedan berpengaruh besar terhadap program pemulihan ekonomi yang sedang dijalankan pemerintah pusat. Tidak bisa dipungkiri bahwa DKI Jakarta berperan besar menopang pertumbuhan ekonomi nasional sehingga apabila PSBB diberlakukan kembali maka ekonomi terancam ambyar atau terpuruk.
“Karena pengumuman PSBB itu, otomatis pasar saham menjadi tertekan. Itu efek psikologisnya, dan kita akan melihat bagaimana itu akan berkembang selanjutnya,” kata Suahasil pada acara ASEAN Webinar Series di Jakarta, kemarin. (Baca juga: Tuntutlah Ilmu Walau ke Negeri China Ternyata Bukan Hadis Shahih)
Melemahnya IHSG seharusnya bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk membeli saham yang masih memiliki fundamental yang bagus. Sebagian analis menilai, kedepan IHSG akan berada di dalam kondisi bullish. Adapun bullish adalah suatu kondisi dimana pasar saham sedang mengalami tren naik atau menguat.
“IHSG masih bergerak di dalam kondisi bullish, major trendnya bullish. IHSG kalau pun turun, turunnya maksimal sampai tanggal 11 atau 14. Jadi, kalau kita lihat indeks turun mendekati tanggal 11 dan hari ini Dow Jones sudah naik harusnya support baru baik time support atau prime support akan terbentuk,” kata Founder Astronacci, Gema Goeyardy dalam acara Market Opening IDX Channel, kemarin.
Dia juga menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi buy weakness. Gema beralasan, ada situasi yang unik dalam perdagangan saham di Tanah Air dimana dia membandingkan antara grafik kenaikan Covid-19 yang meningkat di Indonesia dengan Dow Jones, IHSG dan rupiah. (Lihat videonya: Tawuran Remaja Sambil Berenang Kembali Terjadi di Jakarta Utara)
Emiten yang bergerak di bidang perbankan dan konsumer masih akan menjadi penopang utama untuk Indeks Harga Saham Gabungan selama PSBB. Sejumlah saham big cap yang dinilai potensial diantaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan lainnya. Sedangkan saham konsumer salah satunya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (ICBP). (Rina Anggraeni/Aditya Pratama/Hafid Fuad)
(ysw)