Terus Berdoa Ya, Menteri Erick Bilang Ekonomi Baru Akan Stabil pada 2022

Selasa, 15 September 2020 - 16:31 WIB
loading...
Terus Berdoa Ya, Menteri Erick Bilang Ekonomi Baru Akan Stabil pada 2022
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah mencatat pemulihan ekonomi nasional akan kembali pulih pada tahun 2022. Pada tahun itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai sama dengan kondisi ketika Covid-19 belum menyebar ke Indonesia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir menyebut, meski World Bank dan Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan dalam negeri akan positif pada 2021, namun pihaknya meyakini stabilitas ekonomi hanya akan benar-benar terjadi pada pada kuartal I-2022.

"Kita berharap ke depan nantinya, dan sudah banyak riset menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan Indonesia, kita lihat dari World Bank, ADB bisa kembali positif. Tetapi ekonomi tumbuh benar-benar itu sama seperti sebelum Covid-19, semua memprediksi kuartal 1-2022," kata Erick di Jakarta, Selasa (15/9/2020). ( Baca juga:Tak Seperti Kemarin, Hari Ini Indeks Ditutup Masuk ke Zona Merah )

Untuk mengejar target tersebut, sejumlah langka pun dilakukan pemerintah, seperti program stimulus ekonomi kepada sejumlah sektor bisnis dan masyarakat. Hal itu bertujuan untuk mendorong tingkat konsumsi masyarakat dan memberikan penguatan bagi sektor usaha untuk mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

"Ekonomi Indonesia tumbuh bila program selanjutnya berjalan baik, masyarakat juga akan bisa bertahan. Ada catatan bahwa hal ini mampu mendorong ekonomi Indonesia," kata dia. ( Baca juga:Debat di Radio, Indonesia Usir Kapal Coast Guard China dari Perairan Natuna )

Upaya lain untuk mendorong stabilitas ekonomi adalah pemerintah juga akan meningkatkan kemampuan produksi sumber daya alam. Pemaksimalan tersebut tidak hanya terbatas pada mineral namun juga pertanian dan maritim.

"Ekonomi dunia akan shifting ke negara selatan seperti China, India di beberapa negara Asia dibandingkan di Eropa dan Amerika Serikat. Afrika juga akan potensi karena perdagangan south to south diprioritaskan," ujar dia.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1579 seconds (0.1#10.140)