Ekonomi Global Rentan, Menkeu Sri Mulyani: Terlalu Dini Melihat Pemulihan Saat Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyadari pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19 masih terlalu awal. Apalagi, kondisi perekonomian secara global masih rentan dan penuh ketidakpastian akibat wabah virus asal Wuhan tersebut.
"Ini masih sangat dini dan terlalu rentan bagi kita melihat pemulihan ekonomi," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam video yang diunggah LPS, Kamis (17/9/2020).
(Baca Juga: Jaga-Jaga Ekonomi 2021 Masih Ruwet, Sri Mulyani Siapkan Celengan Rp15,8 Triliun )
Menurutnya, jika pemerintah sudah mendapatkan harapan akan mendapatkan vaksin di akhir tahun, itu semua belum cukup untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Sebab, vaksin sendiri membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama bagi banyak negara.
"Because covid masih di sini bersama kita, meskipun banyak hope dan diskusi mengenai vaksin, tapi ini membutuhkan waktu lebih lama bagi banyak negara," bebernya.
(Baca Juga: Joss! Menteri Erick Sebut Negara Asia Bakal Ambil Alih 'Kekuasaan' AS dan Eropa )
Sambung mantan Direktur Bank Dunia itu menambahkan, kontraksi ekonomi Indonesia bukan berarti situasi menjadi buruk, karena Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
"Indonesia masih dealing dengan ketidakpastian ini, meskipun jika dibandingkan negara-negara lain kontraksi ekonomi kita di kuartal II 5,3% lebih mild dari negara lain yang kontraksinya lebih dalam," tandasnya.
"Ini masih sangat dini dan terlalu rentan bagi kita melihat pemulihan ekonomi," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam video yang diunggah LPS, Kamis (17/9/2020).
(Baca Juga: Jaga-Jaga Ekonomi 2021 Masih Ruwet, Sri Mulyani Siapkan Celengan Rp15,8 Triliun )
Menurutnya, jika pemerintah sudah mendapatkan harapan akan mendapatkan vaksin di akhir tahun, itu semua belum cukup untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Sebab, vaksin sendiri membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama bagi banyak negara.
"Because covid masih di sini bersama kita, meskipun banyak hope dan diskusi mengenai vaksin, tapi ini membutuhkan waktu lebih lama bagi banyak negara," bebernya.
(Baca Juga: Joss! Menteri Erick Sebut Negara Asia Bakal Ambil Alih 'Kekuasaan' AS dan Eropa )
Sambung mantan Direktur Bank Dunia itu menambahkan, kontraksi ekonomi Indonesia bukan berarti situasi menjadi buruk, karena Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
"Indonesia masih dealing dengan ketidakpastian ini, meskipun jika dibandingkan negara-negara lain kontraksi ekonomi kita di kuartal II 5,3% lebih mild dari negara lain yang kontraksinya lebih dalam," tandasnya.
(akr)