Tahun 2022 Warga Sulawesi Bisa Halan-Halan Naik Kereta Api
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan, proyek perkeretaapian yang digagas pemerintah akan terus berlangsung meski pandemi Covid-19 masih melanda Tanah Air. Saat ini, pihaknya akan fokus untuk mulai membangun jalur kereta api (KA) di Sulawesi.
Zulfikri mengatakan, meski konsentrasi terbesarnya masih di Pulau Jawa dan sebagian Sumatera. Diharapkan, jalur KA di Sulawesi bisa beroperasi akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022.
"Perkeretaapian kita bangun masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sebagian Sumatera, dan kita sudah mulai di Sulawesi. Insya Allah di masa pandemi pun kita bisa membangun. Ini bisa dioperasikan di akhir tahun depan atau di awal tahun 2022 di Sulawesi," ujar Zulfikri, di Jakarta, Kamis (17/9/2020). ( Baca juga:Tangan Kanan Bos OJK: Kunci Atasi Masalah Ekonomi adalah Penyelesaian Pandemi )
Di tengah pandemi, dia juga membeberkan pencapaian Kemenhub dalam realisasi proyek KA di beberapa wilayah. Di Sumatera misalnya, Kemenhub telah membangun jalur KA Bandar Tinggi-Kuala Tanjung dengan panjang 21,5 km, KA Prabumulih-Kertapati, KA Martapura-Baturaja dengan panjang 32 km, dan KA Kotabumi-Cempaka sepanjang 9 km.
Lalu, proyek KA Bandara Kualanamu, termasuk jalur ganda dan jalan layang, KA Bandara Internasional Minangkabau, dan LRT Sumatera Selatan juga sudah terealisasi. Pihaknya juga akan meneruskan rencana pembangunan kereta api Bandara YIA (Kedundang-YIA).
"Dalam rangka mendukung destinasi wisata super-prioritas, kami akan membangun konektivitas, salah satunya jalur KA baru akses menuju Borobudur," kata dia.
Dari datanya, Zulfikri menjelaskan, perjalanan kereta api meningkat di tahun 2019 menjadi 2.079 perjalanan dibandingkan tahun 2015 sebanyak 1.599 perjalanan. ( Baca juga:Selain Konser Musik, Kampanye Cakada Harus Inovatif di Tengah Pandemi )
"Yang terbanyak adalah KA jarak jauh yang memberikan dukungan konektifitas antar-wilayah atau antar-kota. Ini adalah asa yang kita sudah capai sampai akhir 2019," ujar dia.
Kemudian dari sisi pemanfaatan, jumlah penumpang pada 2019 meningkat jadi 453,4 juta dari 327,8 juta di tahun 2015. Perjalanan masyarakat di hari besar maupun perjalanan di kota-kota Jabodetabek menjadi kontributor terbesar peningkatan ini.
Sementara, laju angkutan barang juga terpantau meningkat 12,7% ton per tahun. Tahun 2015 ada sekitar 29,7 ton per tahun. "Tahun 2019 menjadi sekitar 47,6 juta ton per tahun," katanya.
Zulfikri mengatakan, meski konsentrasi terbesarnya masih di Pulau Jawa dan sebagian Sumatera. Diharapkan, jalur KA di Sulawesi bisa beroperasi akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022.
"Perkeretaapian kita bangun masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sebagian Sumatera, dan kita sudah mulai di Sulawesi. Insya Allah di masa pandemi pun kita bisa membangun. Ini bisa dioperasikan di akhir tahun depan atau di awal tahun 2022 di Sulawesi," ujar Zulfikri, di Jakarta, Kamis (17/9/2020). ( Baca juga:Tangan Kanan Bos OJK: Kunci Atasi Masalah Ekonomi adalah Penyelesaian Pandemi )
Di tengah pandemi, dia juga membeberkan pencapaian Kemenhub dalam realisasi proyek KA di beberapa wilayah. Di Sumatera misalnya, Kemenhub telah membangun jalur KA Bandar Tinggi-Kuala Tanjung dengan panjang 21,5 km, KA Prabumulih-Kertapati, KA Martapura-Baturaja dengan panjang 32 km, dan KA Kotabumi-Cempaka sepanjang 9 km.
Lalu, proyek KA Bandara Kualanamu, termasuk jalur ganda dan jalan layang, KA Bandara Internasional Minangkabau, dan LRT Sumatera Selatan juga sudah terealisasi. Pihaknya juga akan meneruskan rencana pembangunan kereta api Bandara YIA (Kedundang-YIA).
"Dalam rangka mendukung destinasi wisata super-prioritas, kami akan membangun konektivitas, salah satunya jalur KA baru akses menuju Borobudur," kata dia.
Dari datanya, Zulfikri menjelaskan, perjalanan kereta api meningkat di tahun 2019 menjadi 2.079 perjalanan dibandingkan tahun 2015 sebanyak 1.599 perjalanan. ( Baca juga:Selain Konser Musik, Kampanye Cakada Harus Inovatif di Tengah Pandemi )
"Yang terbanyak adalah KA jarak jauh yang memberikan dukungan konektifitas antar-wilayah atau antar-kota. Ini adalah asa yang kita sudah capai sampai akhir 2019," ujar dia.
Kemudian dari sisi pemanfaatan, jumlah penumpang pada 2019 meningkat jadi 453,4 juta dari 327,8 juta di tahun 2015. Perjalanan masyarakat di hari besar maupun perjalanan di kota-kota Jabodetabek menjadi kontributor terbesar peningkatan ini.
Sementara, laju angkutan barang juga terpantau meningkat 12,7% ton per tahun. Tahun 2015 ada sekitar 29,7 ton per tahun. "Tahun 2019 menjadi sekitar 47,6 juta ton per tahun," katanya.
(uka)