Jaga Paru-Paru Dunia, Zurich Reboisasi Hutan Atlantik di Brasil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai negara yang memiliki kawasan hutan hujan dengan keanekaragaman hayati, Brasil perlu mendapat dukungan dunia. Apalagi Brasil memiliki hutan Amazon yang menjadi salah satu paru-paru dunia.Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Zurich Insurance Group (Zurich) sepakat untuk mendukun g proyek reboisasi berkelanjutan di Brasil untuk mengembalikan lahan peternakan yang tandus menjadi hutan asli yang kaya akan flora dan fauna.
Zurich mengakui pentingnya ekosistem yang sehat dalam upaya mengatasi perubahan iklim, terutama dengans efek buruk akibat hilangnya keanekaragaman hayati yang diungkapkan oleh beberapa badan internasional. Proyek delapan tahun ini akan membantu memulihkan Hutan Atlantik Brasil, hutan hujan Brasil, melalui penanaman 1 juta pohon dengan spesies asli yang dipilih secara cermat bekerja sama dengan lembaga nonprofit Instituto Terra.
Proyek ini merupakan bagian dari komitmen Zurich tahun lalu sebagai perusahaan asuransi pertama yang menandatangani UN Business Ambition untuk perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan pelaku usaha internasional untuk berkomitmen menghentikan kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas masa pra-industri. Hutan yang sehat dengan spesies asli dapat menghindari situasi 'gurun hijau' atau perkebunan monokultur yang tidak dapat mendukung fungsi ekosistem.
"Penanaman pohon dapat menjadi sarana penting untuk menekan laju perubahan iklim dan melestarikan keanekaragaman hewan, tumbuhan, dan ekosistem di planet kita," ungkap Zurich’s CEO Europe, Middle East & Africa and Bank Distribution Alison Martin dalam keterangan resminya yang diterima SINDOnews, di Jakarta, Kamis (24/9/2020).
Menurut dia dukungan tersebut bukan tentang berapa banyak pohon yang ditanam, tetapi tentang kualitas dan kemampuannya untuk menunjang kehidupan lainnya. Melalui program tersebut Zurich berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim yang kerap terabaikan yaitu keanekaragaman hayati.
"Reboisasi yang sukses membutuhkan perencanaan, pengelolaan dan keterlibatan. Selama delapan tahun ke depan. Kamui ingin menginspirasi karyawan, pelanggan, dan masyarakat untuk lebih mengenal pentingnya keanekaragaman hayati," ungkapnya.
Zurich pun menyadari pentingnya mengatasi perubahan iklim yang disebabkan oleh hilangnya keanekaragaman hayati; keduanya saling berhubungan karena jumlah spesies hewan dan tumbuhan kini punah lebih cepat dari sebelumnya.
Menurut the 2020 United Nations’ (UN) Global Biodiversity Outlook 5, keanekaragaman spesies dalam ekosistem merupakan kunci untuk mengatasi perubahan iklim, ketahanan pangan jangka panjang, serta mencegah terjadinya pandemi di masa depan. Nyatanya, tak satu pun dari 20 target untuk melestarikan keragaman yang ditetapkan oleh PBB untuk periode 2010 hingga 2020 tercapai.
Pandemi Covid-19 bahkan membuat hal ini semakin genting; jika ekosistem terus memburuk, pembatas alami antara manusia dan faktor penyakit, misalnya kelelawar, mulai rusak. Inisiatif Hutan Atlantik melengkapi kerja sama jangka panjang Zurich dengan proyek konservasi rimba raya di Indonesia yang dikelola oleh Infinite Earth, dan memperkuat keterlibatan Zurich dalam konservasi ekologi di beberapa area deforestasi terparah secara global.
Hutan subtropis berkelanjutan pohon-pohon tersebut akan ditanam selama delapan tahun ke depan untuk menciptakan kembali hutan subtropis berkelanjutan di Provinsi Minas Gerais, Brasil, yang pada abad ke-20 dibuka untuk peternakan sapi yang menyisakan hanya 7% dari hutan Atlantik asli di Brasil. Program reboisasi dari Zurich ini akan menanam 80 hingga 120 spesies pohon berbeda di lahan seluas 700 hektare atau setara dengan sekitar 850 lapangan sepak bola, secara bertahap untuk meningkatkan keanekaragaman hayati hutan dan menahan karbon dari atmosfer.
Adapun program tersebut dimulai sejak tahun 1998 oleh Instituto Terra, sebuah organisasi non-profit swasta yang didirikan oleh fotografer terkenal, pemenang penghargaan internasional, SebastiĂŁo Salgado, dan istrinya Lelia. Setiap karyawan Zurich akan menanam satu pohon untuk setiap orang dari 55 ribu karyawan Zurich di seluruh dunia, dan sisanya bagi pelanggan yang ingin menanam pohon melalui pembelian polis asuransi Zurich.
Zurich telah berhasil mengurangi separuh emisi CO2 per karyawan sejak tahun 2007 dan terus meningkatkan efisiensi operasional serta persentase energi terbarukan. Sisa emisi dari operasional Zurich diimbangi dengan kredit karbon dari konservasi keanekaragaman hayati rimba raya bersertifikasi REDD+ di Kalimantan, Indonesia. Dengan demikian, Zurich telah beroperasi sebagai bisnis dengan karbon netral sejak 2014. Reboisasi eksklusif ini akan membantu memulihkan keanekaragaman hayati melalui penanaman satu juta pohon, termasuk satu pohon untuk setiap karyawan perusahaan itu.
Zurich mengakui pentingnya ekosistem yang sehat dalam upaya mengatasi perubahan iklim, terutama dengans efek buruk akibat hilangnya keanekaragaman hayati yang diungkapkan oleh beberapa badan internasional. Proyek delapan tahun ini akan membantu memulihkan Hutan Atlantik Brasil, hutan hujan Brasil, melalui penanaman 1 juta pohon dengan spesies asli yang dipilih secara cermat bekerja sama dengan lembaga nonprofit Instituto Terra.
Proyek ini merupakan bagian dari komitmen Zurich tahun lalu sebagai perusahaan asuransi pertama yang menandatangani UN Business Ambition untuk perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan pelaku usaha internasional untuk berkomitmen menghentikan kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas masa pra-industri. Hutan yang sehat dengan spesies asli dapat menghindari situasi 'gurun hijau' atau perkebunan monokultur yang tidak dapat mendukung fungsi ekosistem.
"Penanaman pohon dapat menjadi sarana penting untuk menekan laju perubahan iklim dan melestarikan keanekaragaman hewan, tumbuhan, dan ekosistem di planet kita," ungkap Zurich’s CEO Europe, Middle East & Africa and Bank Distribution Alison Martin dalam keterangan resminya yang diterima SINDOnews, di Jakarta, Kamis (24/9/2020).
Menurut dia dukungan tersebut bukan tentang berapa banyak pohon yang ditanam, tetapi tentang kualitas dan kemampuannya untuk menunjang kehidupan lainnya. Melalui program tersebut Zurich berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim yang kerap terabaikan yaitu keanekaragaman hayati.
"Reboisasi yang sukses membutuhkan perencanaan, pengelolaan dan keterlibatan. Selama delapan tahun ke depan. Kamui ingin menginspirasi karyawan, pelanggan, dan masyarakat untuk lebih mengenal pentingnya keanekaragaman hayati," ungkapnya.
Zurich pun menyadari pentingnya mengatasi perubahan iklim yang disebabkan oleh hilangnya keanekaragaman hayati; keduanya saling berhubungan karena jumlah spesies hewan dan tumbuhan kini punah lebih cepat dari sebelumnya.
Menurut the 2020 United Nations’ (UN) Global Biodiversity Outlook 5, keanekaragaman spesies dalam ekosistem merupakan kunci untuk mengatasi perubahan iklim, ketahanan pangan jangka panjang, serta mencegah terjadinya pandemi di masa depan. Nyatanya, tak satu pun dari 20 target untuk melestarikan keragaman yang ditetapkan oleh PBB untuk periode 2010 hingga 2020 tercapai.
Pandemi Covid-19 bahkan membuat hal ini semakin genting; jika ekosistem terus memburuk, pembatas alami antara manusia dan faktor penyakit, misalnya kelelawar, mulai rusak. Inisiatif Hutan Atlantik melengkapi kerja sama jangka panjang Zurich dengan proyek konservasi rimba raya di Indonesia yang dikelola oleh Infinite Earth, dan memperkuat keterlibatan Zurich dalam konservasi ekologi di beberapa area deforestasi terparah secara global.
Hutan subtropis berkelanjutan pohon-pohon tersebut akan ditanam selama delapan tahun ke depan untuk menciptakan kembali hutan subtropis berkelanjutan di Provinsi Minas Gerais, Brasil, yang pada abad ke-20 dibuka untuk peternakan sapi yang menyisakan hanya 7% dari hutan Atlantik asli di Brasil. Program reboisasi dari Zurich ini akan menanam 80 hingga 120 spesies pohon berbeda di lahan seluas 700 hektare atau setara dengan sekitar 850 lapangan sepak bola, secara bertahap untuk meningkatkan keanekaragaman hayati hutan dan menahan karbon dari atmosfer.
Adapun program tersebut dimulai sejak tahun 1998 oleh Instituto Terra, sebuah organisasi non-profit swasta yang didirikan oleh fotografer terkenal, pemenang penghargaan internasional, SebastiĂŁo Salgado, dan istrinya Lelia. Setiap karyawan Zurich akan menanam satu pohon untuk setiap orang dari 55 ribu karyawan Zurich di seluruh dunia, dan sisanya bagi pelanggan yang ingin menanam pohon melalui pembelian polis asuransi Zurich.
Zurich telah berhasil mengurangi separuh emisi CO2 per karyawan sejak tahun 2007 dan terus meningkatkan efisiensi operasional serta persentase energi terbarukan. Sisa emisi dari operasional Zurich diimbangi dengan kredit karbon dari konservasi keanekaragaman hayati rimba raya bersertifikasi REDD+ di Kalimantan, Indonesia. Dengan demikian, Zurich telah beroperasi sebagai bisnis dengan karbon netral sejak 2014. Reboisasi eksklusif ini akan membantu memulihkan keanekaragaman hayati melalui penanaman satu juta pohon, termasuk satu pohon untuk setiap karyawan perusahaan itu.
(nng)