Jangan Menyebut Resesi dari Definsi yang Simpel Saja

Jum'at, 25 September 2020 - 13:13 WIB
loading...
Jangan Menyebut Resesi dari Definsi yang Simpel Saja
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah menilai resesi sebenarnya tidak mudah begitu saja terjadi di Indonesia jika mengunakan definsi yang tak simpel. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyoroti kegaduhan isu yang menyatakan Indonesia akan terjerumus ke lubang resesi pada kuartal III-2020.

Secara sederhana, resesi diartikannya melalui pengertian rule of thumb Julius Shiskin, yakni kontraksi produk domestik bruto (GDP) secara tahunan selama dua kuartal berturut-turut. ( Baca juga:RI Pasti Resesi, Ayo Pak Jokowi Genjot Lagi Konsumsi! )

"Supaya gampang memahaminya, pakai rule of thumb. Biasanya kalau di dua kuartal berturut turut, pertumbuhannya negatif. Kenapa perlu rule of thumb? Secara substansial resesi ini sering kali terjadi tidak tiba tiba," ujar Febrio dalam diskusi virtual, Jumat (25/9/2020).

Menurutnya, definisi resesi secara substansial sebenarnya tidak sesimpel itu. Lantaran, resesi merupakan proses perlambatan ekonomi secara keseluruhan. Resesi bisa saja baru terjadi jika perlambatannya berkepanjangan, tergantung perlambatan ekonomi yang terjadi.

"Apakah perlambatan itu terjadi secara berkepanjangan? Itu baru disebut resesi," katanya.

Dia menambahkan, perhitungan resesi di Indonesia masih lemah lantaran jarang memainkan data terkini. Sebagai perbandingan, dia mencontohkan Amerika Serikat. ( Baca juga:Tiga Berkas Kasus Pemalsuan Surat Jalan Djoko Tjandra Dinyatakan Lengkap )

"Tapi perekonomian kita beda dengan di negara maju. Kita sering ngikuti Amerika Serikat, karena data mereka bagus. Tiap bulan bisa keluar data pengangguran berapa, kita cuma dua kali setahun. Jadi mereka bisa mengatakan reesesinya bulan berapa," tuturnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0949 seconds (0.1#10.140)