Hubungan Erick Thohir dan Rekan Pengusahanya Retak Akibat Kebijakan di BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku, ada sejumlah rekan bisnisnya kecewa terhadap kebijakan yang dia terapkan di BUMN . Kebijakan itu ihwal tender atau pengadaan proyek di perseroan plat merah.
Akibatnya, hubungan dia dengan sejumlah rekan pengusaha tidak berjalan mulus, meski saat ini Erick masih membuka diri untuk berkomunikasi. (Baca Juga: Menteri Erick Kerja Tanpa Pamrih Karena Cinta, Ehmm...untuk Siapa? )
"Kalau boleh jujur, ada teman-teman saya yang kecewa sama saya hari ini. Karena saya jelaskan kepada mereka policy yang saya lakukan ini tidak bisa berdasarkan kepentingan individu, tapi kebijakan yang lebih baik dan besar manfaatnya," ujar Erick dalam tayangan Kick Andy, dikutip pada Senin (28/9/2020).
Erick memang menetapkan sejumlah syarat bagi perusahaan swasta yang ikut melakukan pengadaan proyek yang digagas BUMN, salah satunya adalah ketersediaan fasilitas yang mumpuni. Karena itu, dia menegaskan tidak ada istilah saling tunjuk dalam tender proyek. Bila perusahaan swasta yang ingin terlibat harus mengikuti proses yang sudah ditetapkan.
"Misalnya, bagaimana saya meminta bahwa tender di BUMN tidak boleh saling tender, saling tunjuk kalau tidak bisa punya barangnya (fasilitas). Jadi, kalau ada teman pun yang punya proyek di BUMN harus terbuka atau transparan dan ikut proses yang benar," kata dia.
(Baca Juga: Erick Thohir Ngebet Revisi Undang-undang BUMN, Ada Masalah? )
Dia menjelaskan, langkah itu untuk menghindari tindakan semena-mena yang pada akhirnya merugikan masyarakat dan negara. Bahkan, secara terbuka dia menyebut tidak ingin menjadi bagian dari kelompok yang membuat kesalahan.
Karenanya, dia memilih untuk jujur atau menyampaikan secara terbuka kepada rekan bisnisnya perihal aturan main di BUMN yang dia buat. Di mana, kepentingan masyarakat lebih diutamakan ketimbang kepentingan kelompok.
"BUMN ini sepertiga dari ekonomi nasional, jadi kalau saya mementingkan 0,01 persen dibandingkan sepertiga ekonomi nasional, saya nggak mau jadi bagian yang salah di kemudian hari. Dan ini akan terlihat di suatu hari, mau diumpetin juga suatu hari akan terbuka, lebih baik kita terbuka dari awal," katanya.
(Baca Juga: Erick Thohir Panggil Ahok, DPR: Kalau Bikin Gaduh, Sikat Pak Menteri! )
"Tetapi di lain pihak saya bilang, jangan teman-teman swasta akhirnya ngakalin BUMN-nya. Saya terbuka menyampaikan, kalau ada kebijakan yang kurang ya, tidak selamanya kebijakan ini benar, tapi bermanfaat lebih besar, ini yang saya harapkan mereka lakukan dengan baik," lanjutnya.
Akibatnya, hubungan dia dengan sejumlah rekan pengusaha tidak berjalan mulus, meski saat ini Erick masih membuka diri untuk berkomunikasi. (Baca Juga: Menteri Erick Kerja Tanpa Pamrih Karena Cinta, Ehmm...untuk Siapa? )
"Kalau boleh jujur, ada teman-teman saya yang kecewa sama saya hari ini. Karena saya jelaskan kepada mereka policy yang saya lakukan ini tidak bisa berdasarkan kepentingan individu, tapi kebijakan yang lebih baik dan besar manfaatnya," ujar Erick dalam tayangan Kick Andy, dikutip pada Senin (28/9/2020).
Erick memang menetapkan sejumlah syarat bagi perusahaan swasta yang ikut melakukan pengadaan proyek yang digagas BUMN, salah satunya adalah ketersediaan fasilitas yang mumpuni. Karena itu, dia menegaskan tidak ada istilah saling tunjuk dalam tender proyek. Bila perusahaan swasta yang ingin terlibat harus mengikuti proses yang sudah ditetapkan.
"Misalnya, bagaimana saya meminta bahwa tender di BUMN tidak boleh saling tender, saling tunjuk kalau tidak bisa punya barangnya (fasilitas). Jadi, kalau ada teman pun yang punya proyek di BUMN harus terbuka atau transparan dan ikut proses yang benar," kata dia.
(Baca Juga: Erick Thohir Ngebet Revisi Undang-undang BUMN, Ada Masalah? )
Dia menjelaskan, langkah itu untuk menghindari tindakan semena-mena yang pada akhirnya merugikan masyarakat dan negara. Bahkan, secara terbuka dia menyebut tidak ingin menjadi bagian dari kelompok yang membuat kesalahan.
Karenanya, dia memilih untuk jujur atau menyampaikan secara terbuka kepada rekan bisnisnya perihal aturan main di BUMN yang dia buat. Di mana, kepentingan masyarakat lebih diutamakan ketimbang kepentingan kelompok.
"BUMN ini sepertiga dari ekonomi nasional, jadi kalau saya mementingkan 0,01 persen dibandingkan sepertiga ekonomi nasional, saya nggak mau jadi bagian yang salah di kemudian hari. Dan ini akan terlihat di suatu hari, mau diumpetin juga suatu hari akan terbuka, lebih baik kita terbuka dari awal," katanya.
(Baca Juga: Erick Thohir Panggil Ahok, DPR: Kalau Bikin Gaduh, Sikat Pak Menteri! )
"Tetapi di lain pihak saya bilang, jangan teman-teman swasta akhirnya ngakalin BUMN-nya. Saya terbuka menyampaikan, kalau ada kebijakan yang kurang ya, tidak selamanya kebijakan ini benar, tapi bermanfaat lebih besar, ini yang saya harapkan mereka lakukan dengan baik," lanjutnya.
(akr)