Perbankan Syariah Dukung Industri Halal Berkembang di Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan statistik perbankan Indonesia dan perbankan syariah pada Juni 2020 aset bank syariah naik 9,22% atau lebih tinggi dari bank konvensional yang hanya tumbuh 4,98%.
"Dengan potensi tersebut maka industri bank syariah mempunyai market share sebesar 6,13%. Artinya ini menunjukan bahwa bank syariah masih menunjukan kinerja yang relatif baik dibandingkan bank konvesional di tengah pandemic," kata Direktur Utama BNI Syariah Abudllah Firman Wibowo saat webinar di Jakarta, Selasa (29/9/2020). (Baca: Alhamdulilah, Kinerja Bank Syariah Lebih Kinclong Dibanding Bank Konvensional )
Salah satu keunggulan perbankan syariah adalah adanya prinsip bagi hasil dimana terjadinya proses natural hedging atau kesimbangan alamiah antara pendapatan yang diterima akan dibagi hasil pada nasabah penyimpan dana. "Makanya ekonomi syariah ini tuntutan Allah yang diperuntukan bagi manusia," ujar dia.
Akan tetapi, masih ada tantangan dalam mengembangkan bank syariah yakni literasi dan keuangan syariah. Di tengah pandemi, lanjut Firman, kita juga harus beradaptasi dengan kondisi yang ada sekaligus mengoptimalkan peluang baru salah satunya ekonomi halal. (Baca juga: Potensi Industri Halal RI Capai Rp3.000 Triliun, Jangan Mau Cuma Jadi Konsumen )
Perbankan syariah memiliki peluang yang besar didukung oleh besarnya potensi bisnis industri halal. Berdasarkan riset dari State of the Global Islamic Economy Report tahun 2019, potensi bisnis industri halal sebesar USD2,2 triliun, terdiri dari halal food, fashion, media, tourism, pharmacy, cosmetics, dan umrah.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan inovasi dan kolaborasi. Inovasi digital saat ini meningkatkan peran bank syariah, tidak hanya dari sisi permodalan tapi juga untuk mempermudah sistem pembayaran.
BNI Syariah saat ini fokus untuk mengembangkan produk-produk digital diantaranya melalui uang elektronik HasanahKu dan fasilitas pembukaan rekening melalui Hasanah Online.
"Dengan potensi tersebut maka industri bank syariah mempunyai market share sebesar 6,13%. Artinya ini menunjukan bahwa bank syariah masih menunjukan kinerja yang relatif baik dibandingkan bank konvesional di tengah pandemic," kata Direktur Utama BNI Syariah Abudllah Firman Wibowo saat webinar di Jakarta, Selasa (29/9/2020). (Baca: Alhamdulilah, Kinerja Bank Syariah Lebih Kinclong Dibanding Bank Konvensional )
Salah satu keunggulan perbankan syariah adalah adanya prinsip bagi hasil dimana terjadinya proses natural hedging atau kesimbangan alamiah antara pendapatan yang diterima akan dibagi hasil pada nasabah penyimpan dana. "Makanya ekonomi syariah ini tuntutan Allah yang diperuntukan bagi manusia," ujar dia.
Akan tetapi, masih ada tantangan dalam mengembangkan bank syariah yakni literasi dan keuangan syariah. Di tengah pandemi, lanjut Firman, kita juga harus beradaptasi dengan kondisi yang ada sekaligus mengoptimalkan peluang baru salah satunya ekonomi halal. (Baca juga: Potensi Industri Halal RI Capai Rp3.000 Triliun, Jangan Mau Cuma Jadi Konsumen )
Perbankan syariah memiliki peluang yang besar didukung oleh besarnya potensi bisnis industri halal. Berdasarkan riset dari State of the Global Islamic Economy Report tahun 2019, potensi bisnis industri halal sebesar USD2,2 triliun, terdiri dari halal food, fashion, media, tourism, pharmacy, cosmetics, dan umrah.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan inovasi dan kolaborasi. Inovasi digital saat ini meningkatkan peran bank syariah, tidak hanya dari sisi permodalan tapi juga untuk mempermudah sistem pembayaran.
BNI Syariah saat ini fokus untuk mengembangkan produk-produk digital diantaranya melalui uang elektronik HasanahKu dan fasilitas pembukaan rekening melalui Hasanah Online.
(ind)