BTN Optimistis Target Kredit Rp30 Triliun Terpenuhi di Akhir 2020

Rabu, 30 September 2020 - 09:35 WIB
loading...
BTN Optimistis Target...
Foto/dok
A A A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) optimistis bisa memenuhi komitmen penyaluran kredit dari dana penempatan pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Perseroan mendapatkan tambahan penempatan dana pemerintah sebesar Rp5 triliun sehingga realisasi penempatan uang negara menjadi Rp10 triliun dari penempatan semula senilai Rp5 triliun. (Baca: Penyebab reeki Tidak Lancar dan Penawarnya)

Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan perseroan berkomitmen memenuhi target untuk menyalurkan pembiayaan hingga tiga kali lipat atau sebesar Rp30 triliun dari dana yang ditempatkan Pemerintah di BTN.

"Dengan tambahan tersebut, target penyaluran kredit Bank BTN untuk program pemulihan ekonomi nasional menjadi Rp30 triliun," ujar Pahala di Jakarta, kemarin.

Adapun porsi terbesar dari penyaluran pembiayaan tersebut adalah ke sektor perumahan sesuai dengan core business BTN. Pahala mengatakan perseroan akan terus berupaya memaksimalkan ekspansi kredit dengan tetap memperhatikan pengelolaan risiko yang baik. (Baca juga: Saatnya Menjadi Tuan rumah Industri Halal)

"Dalam merealisasikan penyaluran kredit, Bank BTN tetap memegang prinsip kehati-hatian agar rasio kredit bermasalah terjaga dan debitur juga tidak terbebani dengan cicilan di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini," ujarnya.

Pahala pun menjelaskan kredit kepada sektor properti yang disalurkan Bank BTN menyasar pada lebih dari 170 industri terkait di sektor pembangunan perumahan dan banyak menyerap tenaga kerja.

Sektor properti merupakan sektor yang banyak memanfaatkan bahan baku dari dalam negeri sehingga sektor inilah yang secara tidak langsung memperkuat ekonomi nasional, karenanya pada masa pandemi Covid-19 masih terus bergerak menyesuaikan diri.

"Bahan atau material yang digunakan untuk pembangunan rumah lebih dari 90 persen sudah diproduksi di Indonesia sehingga tentunya sektor ini cukup strategis," tuturnya. (Lihat videonya: Habiskan 300 M, Proyek Kota Baru Lampung Kini Jadi Kota Mati)

Di Indonesia masih banyak masyarakat yang membutuhkan rumah. Hal itu ditandai masih ada backlog sebesar 11,4 juta berdasarkan kepemilikan dan 7,6 juta berdasarkan hunian. Tentu masih besarnya backlog ini membuka peluang ekspansi bisnis properti. (Rakhmat Baihaqi)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1585 seconds (0.1#10.140)