Kuartal I 2020, Ekonomi Jabar Anjlok Menjadi 2,73%

Selasa, 05 Mei 2020 - 19:42 WIB
loading...
Kuartal I 2020, Ekonomi Jabar Anjlok Menjadi 2,73%
Kepala BPS Jawa Barat, Doddy Herlando. Foto/Dok.
A A A
BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat pertumbuhan ekonomi Jabar pada kuartal I 2020 (Januari Maret) anjlok menjadi 2,73% (year on year). Angka ini jatuh sangat dalam dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2019 yang mencapai 5,39%.

Rendahnya angka tersebut berdasarkan pada besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga yang berlaku, yaitu Rp530,79 triliun. Sedangkan untuk dasar harga konstan sebesar Rp371,22 triliun.

"Biasanya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selalu di atas angka 5%. Baru dua kali berada di bawah 5%, yakni saat kuartal IV 2019 yang di angka 4,11% dan kuartal I 2020 di angka 2,73%. Ini adalah efek domino dari Covid-19," ujar Kepala BPS Jawa Barat, Doddy Herlando di Bandung, Selasa (5/5/2020).

Menurut dia, turunnya pertumbuhan ekonomi Jabar karena ketidakpastian perekonomian global yang terjadi sejak 2019, sementara industri Jabar merupakan industri yang berorientasi ekspor. Sehingga tekanan ekonomi internasional akan mempengaruhi Jawa Barat.

Ia merinci dari sisi lapangan usaha, penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jabar pada kuartal I 2020, ditopang sektor Informasi dan Komunikasi yang memiliki pertumbuhan 1,07%, diikuti Industri Pengolahan 0,70%, Konstruksi 0,43%, Jasa Pendidikan 0,27%, serta Transportasi dan Pergudangan 0,24%.

Namun, pertumbuhan ekonomi Jabar pada kuartal I 2020 yang turun sebesar 0,95% (q-to-q) tertahan oleh kontraksi pertumbuhan pada beberapa lapangan usaha yang memiliki kontribusi besar, seperti Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; dan Konstruksi.

Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 ditopang komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi, yakni 1,89%, Komponen PMTB 0,17%, sementara komponen lainnya 0,67%.

Pandemi Covid-19 yang terjadi pada Maret 2020 berdampak terhadap ekonomi Jabar. Seluruh komponen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pengeluaran mengalami kontraksi.

Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (59,51%); Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (11,22%); Komponen Ekspor Barang dan Jasa (6,85%); Perubahan Inventori (0,86%); Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (0,61%).

"Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga kontraksi 0,47% karena penurunan terhadap pendapatan dan daya beli masyarakat secara umum. Sementara Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai pengurang pertumbuhan mengalami kontraksi 23,87%," terangnya.
(bon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1770 seconds (0.1#10.140)