Usaha Mikro dan Kecil Harus Mampu Tembus Pasar Global

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 09:32 WIB
loading...
Usaha Mikro dan Kecil Harus Mampu Tembus Pasar Global
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengajak pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) bisa beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19 .

"Caranya dengan meningkatkan pemasaran produk melalui daring atau marketplace," ucap Arif di Jakarta, Jumat (8/10/2020).

Menurut Arif, digitalisasi UMKM menjadi mutlak dilakukan karena UMKM yang eksis dan mampu mempertahankan omzet penjualannya adalah UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. ( Baca juga:Manfaatkan Pandemi Covid-19 untuk Berinvestasi )

"Peserta pelatihan dibekali materi umum, antara lain motivasi kewirausahaan, penyusunan bisnis plan, perkoperasian, dan Digital Marketing," ucap Arif.

Bahkan, lanjut Arif, ketika sudah menerapkan pemasaran online, tidak menutup kemungkinan pelaku UMK dapat menembus pasar global (ekspor).

"Harus punya keinginan dan mimpi ke arah sana. Dan UMK harus belajar bagaimana tata kelola melakukan ekspor. Ada pelatihan daring untuk itu," tukas Arif.

Arif pun merujuk website edukukm.id dan Rumah BUMN sebagai sumber pembelajaran bagi UMK untuk meningkatkan kualitas SDM. "Setelah pelatihan ini, saya berharap jaringan usaha bisa berkembang. Ingat, luasnya networking sangat penting dalam pengembangan UMK," imbuh Arif. ( Baca juga:Sembilan Sikap PBNU Terkait UU Cipta Kerja )

Arif meyakini, bila UMK selalu menambah ilmu dan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan, pasar dan kapasitas usaha akan meningkat. "Kita harus bisa memanfaatkan potensi yang ada di wilayah kita. Misalnya, untuk sektor peternakan sapi dan kambing, masih bisa berkembang hingga bisa memiliki industri olahan sendiri. Dari mulai industri olahan susu, hingga keju," jelas Arif.

Begitu juga dengan potensi pasar kopi yang masih bisa dikembangkan hingga ke mancanegara. "Masyarakat Timur Tengah dan Eropa sangat menyukai rasa kopi asal Indonesia. Masalahnya di kita adalah menyangkut suplai kopi yang masih kalah dari suplai dari Brazil dan Vietnam," ungkap Arif.

Bila UMK melakukan ekspor produk secara sendiri-sendiri, terbilang mahal ongkosnya. "Selain ekspor produk melalui perusahaan Off-Taker, UMK juga bisa berkongsi dalam wadah koperasi. Saat ini, langkah kemitraan menjadi hal yang penting dalam mengembangkan UMK," kata Arif.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1561 seconds (0.1#10.140)