Perang Dagang China-AS dan Pandemi Tunda Aksi BUMN Ini Melantai di Bursa

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 21:10 WIB
loading...
Perang Dagang China-AS...
PT Adhi Karya (Persero) Tbk menunda rencananya melantai di bursa yakni melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) bagi dua anak perseroan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk menunda rencananya melantai di bursa yakni melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) bagi dua anak perseroan yakni PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Persada Gedung. Penundaan penawaran saham ke publik tersebut disebabkan adanya faktor eksternal.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menjelaskan, aksi korporasi tersebut seharusnya dilakukan manajemen perseroan pada 2019 lalu. Meski begitu, terkendala oleh faktor eksternal berupa perang dagang antara China dan Amerika Serikat .

(Baca Juga: Adhi Karya Bangun Grand Central Bogor TOD )

Gesekan geopolitik tersebut, dinilai manajemen Adhi Karya sangat mempengaruhi dinamika market regional Asean dan nasional sehingga rencana itu ditunda pada 2020. Namun, kondisi sosial, ekonomi, dan kesehatan dalam negeri akibat pandemi Covid-19 tahun ini pun membuat pihak Entus tidak mengambil konsekuensi kerugian. Karena itu, rencana IPO dua anak perusahan akan dilakukan pada 2021.

"Inilah pengaruh lingkungan eksternal atau global, yang sekarang ini kita hadapi ini pun yakni pandemi Covid-19, kalau kita salah mengantisipasi bisa mengakibatkan rontoknya perusahaan untuk bisa berkembangan di tahap berikutnya. Makanya, IPO ini kita tunda ke tahun 2020, tetapi situasi seperti ini maka kita tunda ke tahun depan," ujar Entus dalam Webinar terkait masa depan BUMN pasca pandemi, Jakarta, Sabtu (10/10/2020).

Selain menunda rencana Go Publik dua anak perusahaannya, manajemen perseroan plat merah itu pun mencatat adanya target yang tidak tercapai dari penerbitan obligasi untuk menambah pendanaan perusahaan pada 2019 lalu.

(Baca Juga: Garap TOD Anak Usaha ADHI Caplok Anak Usaha COWL )

Entus mengatakan, pihaknya menerbitkan obligasi atau bond dengat target senilai Rp2 triliun. Namun, karena situasi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh 5,1%. Serta perang dagang China dan AS membuat perseroan hanya memperoleh harga obligasi sebesar Rp1 triliun.

"Di tahun 2019 kemarin bond atau obligasi yang diterbitkan juga tidak mencapai target Rp 2 triliun, tapi hanya Rp1 triliun, ini juga karena disebabkan faktor ekonomi yang mungkin bukan saja di Indonesia, tapi karena perang dagang antara China dan AS," kata dia.

Saat ini, lanjut dia, manajemen perseroan tetap mengelolah Adhi Karya untuk mencapai target dan visi perseroan. Di mana, dasar yang dijadikan pilar dalam penyusunan strategi dan sistem manajemen untuk mencapai target atau visi adalah, pengembangan sumber daya manusia (SDM), sistem dan proses bisnis yang dikembnagkan secara terus menurus dengan melihat perubahan yang terjadi di lingkungan bisnisnya Adhi Karya.

"Dan lingkungan bisnis ini tidak bisa kita batasi pada lingkungan bisnis tertentu, tetapi mulai dari global, regional, dan nasional," terangnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1503 seconds (0.1#10.140)