Ketidakpastian Masih Tinggi, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga di 4%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 4,0%. Faktor internal dan eksternal mendasari keputusan ini.
Ekonom Josua Pardede mengatakan, langkah BI menahan suku bunga tentunya dengan mempertimbangkan tingginya ketidakpastian eksternal yang masih mendorong keluarnya dana asing di pasar keuangan negara berkembang terkait tambahan stimulus fiskal AS, pemilihan presiden AS, pemulihan ekonomi domestik serta penanganan Covid-19 di dalam negeri.
"Volatilitas nilai tukar rupiah cenderung meningkat khususnya pada akhir September hingga awal Oktober," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (13/10/2020). (Baca juga: Gara-gara Virus Corona, Dortmund Alami Kerugian Ratusan Miliar Rupiah )
Sementara itu, investor asing masih membukukan net sell di pasar saham meskipun kepemilikan investor asing pada SBN cenderung meningkat dalam sebulan terakhir ini.
Disamping itu juga mempertimbangkan aktivitas ekonomi khususnya sisi permintaan yang masih lemah terindikasi dari rendahnya inflasi tahunan yang dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang terbatas, apalagi setelah pemda DKI memberlakukan PSBB sejak pertengahan September hingga awal Oktober.
"Penurunan suku bunga kebijakan BI saat ini belum akan terlalu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi yang lebih signifikan mengingat perilaku konsumsi masyarakat yang masih dipengaruhi oleh perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri," katanya.
Dia menambahkan, penurunan suku bunga acuan BI sebesar 100bps sejak awal tahun ini belum berimplikasi pada peningkatan permintaan kredit perbankan. (Baca juga: PSBB Transisi, Penentuan Operasional Bioskop di Jakarta Hari Ini )
"Oleh sebab itu, BI masih akan mempertahankan suku bunga kebijakannya dan mengoptimalkan kebijakan quantitative easing serta bauran kebijakan lainnya untuk mendorong stabilitas nilai tukar rupiah," tandasnya.
Sebagai informasi, sekitar pukul 14.00 WIB siang ini BI diagendakan menggelar jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Oktober 2020, salah satunya terkait suku bunga acuan.
Ekonom Josua Pardede mengatakan, langkah BI menahan suku bunga tentunya dengan mempertimbangkan tingginya ketidakpastian eksternal yang masih mendorong keluarnya dana asing di pasar keuangan negara berkembang terkait tambahan stimulus fiskal AS, pemilihan presiden AS, pemulihan ekonomi domestik serta penanganan Covid-19 di dalam negeri.
"Volatilitas nilai tukar rupiah cenderung meningkat khususnya pada akhir September hingga awal Oktober," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (13/10/2020). (Baca juga: Gara-gara Virus Corona, Dortmund Alami Kerugian Ratusan Miliar Rupiah )
Sementara itu, investor asing masih membukukan net sell di pasar saham meskipun kepemilikan investor asing pada SBN cenderung meningkat dalam sebulan terakhir ini.
Disamping itu juga mempertimbangkan aktivitas ekonomi khususnya sisi permintaan yang masih lemah terindikasi dari rendahnya inflasi tahunan yang dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang terbatas, apalagi setelah pemda DKI memberlakukan PSBB sejak pertengahan September hingga awal Oktober.
"Penurunan suku bunga kebijakan BI saat ini belum akan terlalu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi yang lebih signifikan mengingat perilaku konsumsi masyarakat yang masih dipengaruhi oleh perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri," katanya.
Dia menambahkan, penurunan suku bunga acuan BI sebesar 100bps sejak awal tahun ini belum berimplikasi pada peningkatan permintaan kredit perbankan. (Baca juga: PSBB Transisi, Penentuan Operasional Bioskop di Jakarta Hari Ini )
"Oleh sebab itu, BI masih akan mempertahankan suku bunga kebijakannya dan mengoptimalkan kebijakan quantitative easing serta bauran kebijakan lainnya untuk mendorong stabilitas nilai tukar rupiah," tandasnya.
Sebagai informasi, sekitar pukul 14.00 WIB siang ini BI diagendakan menggelar jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Oktober 2020, salah satunya terkait suku bunga acuan.
(ind)