Soal Merger Bank Syariah BUMN, Belum Ada Nama yang Digunakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga bank syariah anak usaha bank BUMN akan segera dimerger menjadi satu. Sebagai langkah awal, ketiga bank ini telah melakukan penandatangan conditional merger agreement (CMA) Bank BUMN Syariah. Meski begitu, Tim Project Management Office (PMO) belum memastikan akan ada perubahan atau pergantian nama baru.
Ketua Tim Project Management Office (PMO) sekaligus Wakil Direktur Bank Mandiri Herry Gunardi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah ada perubahan nama dari penggabungan ketiga bank syariah BUMN tersebut.
Herry menjelaskan bahwa hal-hal yang bersifat progresif dari mulai nama hingga skema ke depan pasca-CMA belum bisa dipublikasikan ke publik. Untuk pengunguman hasil merger sendiri akan dijadwalkan pada 20-21 Oktober 2020 mendatang. ( Baca juga:Ah Ternyata, 'Perkawinan' Bank Syariah BUMN Belum Sah )
"Skema merger tentunya ini tunggu tanggal 20 Oktober, nanti akan menyampaikan pengumuman merger plan. Ini masih kondisi merger, hal-hal advance dipertanyakan belum bisa diungkapkan sekarang. Tunggu tanggal 20-21 Oktober tahun ini, akan ke tahap pengumuman merger plan-nya," ujar Herry dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Selasa (13/10/2020).
Tim PMO juga menegaskan bahwa mereka belum bisa menyampaikan informasi lebih detail, mengingat induk-induk dari anak usahanya yang dimerger itu merupakan perusahaan terbuka. Selain persoalan nama, direksi dan komisaris atau penguasa baru di bank syariah hasil merger itu juga belum bisa disampaikan. ( Baca juga:Update Corona: 340.622 Positif, 263.296 Sembuh dan 12.027 Meninggal )
"Teman-teman, harap maklum kondisi kami, ini perusahaan Tbk. Kita tidak boleh mendahului informasi material ke publik sebelum step-step dilalui," ujarnya.
Meski begitu, tersiar kabar jika dalam penggabungan ini ada sejumlah divisi yang akan disinergikan, mulai dari sektor keuangan hingga branding perusahaan. Tiap-tiap divisi ini memiliki ketua, wakil ketua dan 3-4 orang anggota yang akan membantu.
Ketua Tim Project Management Office (PMO) sekaligus Wakil Direktur Bank Mandiri Herry Gunardi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah ada perubahan nama dari penggabungan ketiga bank syariah BUMN tersebut.
Herry menjelaskan bahwa hal-hal yang bersifat progresif dari mulai nama hingga skema ke depan pasca-CMA belum bisa dipublikasikan ke publik. Untuk pengunguman hasil merger sendiri akan dijadwalkan pada 20-21 Oktober 2020 mendatang. ( Baca juga:Ah Ternyata, 'Perkawinan' Bank Syariah BUMN Belum Sah )
"Skema merger tentunya ini tunggu tanggal 20 Oktober, nanti akan menyampaikan pengumuman merger plan. Ini masih kondisi merger, hal-hal advance dipertanyakan belum bisa diungkapkan sekarang. Tunggu tanggal 20-21 Oktober tahun ini, akan ke tahap pengumuman merger plan-nya," ujar Herry dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Selasa (13/10/2020).
Tim PMO juga menegaskan bahwa mereka belum bisa menyampaikan informasi lebih detail, mengingat induk-induk dari anak usahanya yang dimerger itu merupakan perusahaan terbuka. Selain persoalan nama, direksi dan komisaris atau penguasa baru di bank syariah hasil merger itu juga belum bisa disampaikan. ( Baca juga:Update Corona: 340.622 Positif, 263.296 Sembuh dan 12.027 Meninggal )
"Teman-teman, harap maklum kondisi kami, ini perusahaan Tbk. Kita tidak boleh mendahului informasi material ke publik sebelum step-step dilalui," ujarnya.
Meski begitu, tersiar kabar jika dalam penggabungan ini ada sejumlah divisi yang akan disinergikan, mulai dari sektor keuangan hingga branding perusahaan. Tiap-tiap divisi ini memiliki ketua, wakil ketua dan 3-4 orang anggota yang akan membantu.
(uka)