151 Vaksin Covid-19 Sedang Dikembangkan, 10 Sudah Uji Klinis Ketiga, Apa Saja?

Kamis, 15 Oktober 2020 - 12:24 WIB
loading...
151 Vaksin Covid-19...
Ilustrasi vaksin corona. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Holding Farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bio Farma (Persero) mencatat terdapat 151 vaksin Covid-19 yang masih pada tahap in preclinical trial. Dari 151 vaksin tersebut, 42 sudah masuk pada fase clinical trial (CT) dan 10 diantaranya pada CT III.

Divisi Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma Neni Nurainy mengatakan, 10 dari 151 vaksin Covid-19 yang masuk fase tiga uji klinis III diantaranya, vaksin Inactivated virus yang di produksi perusahaan Sinovac asal China. Uji coba vaksin dilakukan di Brazil dan Indonesia.

Vaksin Inactivated hasil produksi Wuhan Institute of Biological (Sinopharm) yang tengah diuji coba di United Arab Emirates (UAE). Kemudian, vaksin Inactivated virus hasil tangan dari Beijing Institute of Biological (Sinopharm) yang diuji coba di China.

( )

"Disusul vaksin viral vector hasil produksi AstaZeneca yang saat ini diuji coba di Amerika Serikat. Kemudian juga, vaksin viral vector hasil dari CanSino Biological Inc. Saat ini diuji coba fase III di Pakistan," ujar Neni dalam Ngopi BUMN, Jakarta, Kamis (15/10/2020).

Uji Coba vaksin yang lain adalah Gamaleya Research Institute yang uji cobanya dilakukan di Rusia. Selanjutnya, vaksin asal Janssen Pharmaceutical Conpanies. Uji coba vaksin ini dilakukan di USA, Brazil, Peru, Mexico, Philipina, dan Afrika.

Kemudian, vaksin buah tangan dari Novavax atau disebut vaksin protein subunit yang dilakukan di Irlandia Utara. Disusul oleh vaksin RNA dari Moderna yang dilakukan di negara bagian AS.

Terakhir adalah vaksin RNA yang diproduksi BioNTech dan dilakukan uji klinis fase III di tiga negara yakni, Amerika, Argentina dan Brazil.

Untuk diketahui, penelitian vaksin ini memiliki dua tahap preclinical trial dan clinical trial. Pada tahap preclinical trial, dilakukan pencarian anti gen yang stabil secara fisik dan kimia.

Pada tahap preclinical trial setelah anti gen stabil secara fisik dan kimia kemudian dilakukan uji coba kepada monyet dan hasilnya aman. Lalu, tim peneliti melakukan uji coba fase pertama, yakni dilakukan kepada 50 sampai 100 orang sukarelawan.

Pada fase 1, 50 orang yang dilakukan uji coba menghasilkan zat anti penyakitnya. Setelah fase 1 berhasil, harus dipublikasikan secara internasional kemudian masuk ke majalah ilmiah dan ke WHO melalui clinical trial.

Setelah dipublikasikan dan semua orang bisa membacanya, kemudian masuk fase 2, dengan jumlah subjek yang digunakan kurang lebih ada 400 orang. Hal tersebut untuk melihat keamanan dan efektifitas vaksin tersebut.

(Lihat juga grafis: Peneliti Belum Temukan Vaksin Covid-19 Khusus untuk Manula )

Untuk strategi penyediaan vaksin Covid-19, Bio Farma, mengambil skema jangaka pendek dan jangak panjang. Dalam jangka pendek, perseroan plat merah itu melakukan teknologi transfer sebagai proses hilir dengan melakukan formulasi atau filling dengan menggunakan bulk vaksin Vovid-19 dari calon mitra. Baik kerja sama dengan sinovac maupun Coalition for Epidemic Preparedness innovation (CEPI).

"Dalam jangka panjang, Bio Farma akan melakukan kemandirian vaksin, oleh karena itu pengembangan vaksinnya dari proses hulu dan kita melakukan kerja sama konsersium vaksin Covid-19 nasional atau merah putih. Kerja sama dengan Eijkman, badan Litbangkes, dibantu oleh Ristekbin dan badan BPOM sebagai aspek regulasinnya," tuturnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1373 seconds (0.1#10.140)