OJK Hakulyakin Bisa Memenuhi Target Jokowi di Tahun 2024, Soal Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Segara optimistis pihaknya dapat mencapai target inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024.
"Kami optimistis target 2024 bisa tercapai. Meskipun semakin tinggi angkanya, semakin berat mencapai target itu," kata Tirta dalam webinar di Jakarta, Kamis (15/10/2020). ( Baca juga:OJK: Masyarakat Makin Gandrung pada Layanan Digital Banking )
Dia mengatakan survei nasional untuk literasi dan inklusi keuangan yang terakhir dilakukan pada 2019 lalu mendata 12.700 responden dari 34 provinsi. Hasilnya indeks inklusi keuangan baru mencapai 76,19%.
Sementara Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif pada 28 Januari 2020 meminta target inklusi keuangan dinaikkan menjadi 90%.
Tingkat inklusi keuangan Indonesia yang sebesar 76,19% lebih rendah dibanding negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura 98%, Malaysia 85%, dan Thailand 82%.
Namun menurut Tirta inklusi mencapai 76,19% tersebut sudah naik dibandingkan survei yang dilakukan tiga tahun sebelumnya yang hanya di level 69%. "Ini sudah naik jauh dari tiga tahun sebelumnya 69%," katanya. (Baca juga:E-Commerce Jembatan bagi UMKM Daerah Masuki Pasar Nasional dan Global )
Dia menjelaskan OJK bersama stakeholder lainnya terus mengejar target 90% dengan mengadakan berbagai program, termasuk dalam Bulan Inklusi Keuangan yang jatuh setiap Oktober. Tidak hanya itu, dia menuturkan peran 35 kantor OJK di daerah juga sangat besar dalam mendorong peningkatan inklusi keuangan masyarakat dengan mengadakan 168 program.
Program-program itu di antaranya adalah business matching, gerakan menabung, penyaluran skema kredit melawan renternir, seminar nasional, webinar dan FGD edukasi, pameran UMKM, lomba dan kompetisi, Bike to BIK 2020, hingga olimpiade.
Lihat Juga: Genjot Inklusi Keuangan, MNC Asset Management dan BRI Danareksa Sekuritas Sosialisasikan Produk
"Kami optimistis target 2024 bisa tercapai. Meskipun semakin tinggi angkanya, semakin berat mencapai target itu," kata Tirta dalam webinar di Jakarta, Kamis (15/10/2020). ( Baca juga:OJK: Masyarakat Makin Gandrung pada Layanan Digital Banking )
Dia mengatakan survei nasional untuk literasi dan inklusi keuangan yang terakhir dilakukan pada 2019 lalu mendata 12.700 responden dari 34 provinsi. Hasilnya indeks inklusi keuangan baru mencapai 76,19%.
Sementara Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif pada 28 Januari 2020 meminta target inklusi keuangan dinaikkan menjadi 90%.
Tingkat inklusi keuangan Indonesia yang sebesar 76,19% lebih rendah dibanding negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura 98%, Malaysia 85%, dan Thailand 82%.
Namun menurut Tirta inklusi mencapai 76,19% tersebut sudah naik dibandingkan survei yang dilakukan tiga tahun sebelumnya yang hanya di level 69%. "Ini sudah naik jauh dari tiga tahun sebelumnya 69%," katanya. (Baca juga:E-Commerce Jembatan bagi UMKM Daerah Masuki Pasar Nasional dan Global )
Dia menjelaskan OJK bersama stakeholder lainnya terus mengejar target 90% dengan mengadakan berbagai program, termasuk dalam Bulan Inklusi Keuangan yang jatuh setiap Oktober. Tidak hanya itu, dia menuturkan peran 35 kantor OJK di daerah juga sangat besar dalam mendorong peningkatan inklusi keuangan masyarakat dengan mengadakan 168 program.
Program-program itu di antaranya adalah business matching, gerakan menabung, penyaluran skema kredit melawan renternir, seminar nasional, webinar dan FGD edukasi, pameran UMKM, lomba dan kompetisi, Bike to BIK 2020, hingga olimpiade.
Lihat Juga: Genjot Inklusi Keuangan, MNC Asset Management dan BRI Danareksa Sekuritas Sosialisasikan Produk
(uka)