Berkah Bonus Demografi bagi Sektor Perumahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bonus demografi yang terjadi di Indonesia harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menggenjot potensi pertumbuhan ekonomi. Di sektor perumahan bonus demografi diyakini bakal membuat kebutuhan akan rumah meningkat pesat.
Kebutuhan rumah yang meningkat pesat tersebut tentu memunculkan peluang bisnis baik dari sisi suplai yang dikerjakan pengembang maupun pembiayaan yang ditangani perbankan. Bonus demografi menurut analis kebijakan ahli madya BKKBN Muktiani Asrie Suryaningrum sejatinya sudah berlangsung pada tahun ini. (Baca: Agar Doa Cepat Dikabulkan, Perhatikan Tiga Hal Ini!)
Dua orang usia produktif menangani kurang dari satu orang usia nonproduktif. Dari jumlah usia produktif tersebut, sekitar 25% didominasi oleh usia 14-24 tahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), bonus demografi yang didominasi oleh kaum milenial berusia 20-40 tahun, pada 2021 akan berjumlah sekitar 31,92% dan pada 2022 meningkat lagi di angka 32% dari total penduduk Indonesia.
“Jumlah usia produktif yang cukup besar di Indonesia ini pastinya jadi peluang bagi sektor perumahan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka akan rumah,” jelas Muktiani dalam diskusi virtual “Bonus Demografi dan Tantangan Pembiayaan Perumahan” di Jakarta kemarin.
Besarnya peluang dari bonus demografi yang bisa dimanfaatkan membuat BP Tapera bersiap. Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan, kesiapan Tapera untuk menangkap besarnya potensi bonus demografi yang sudah mulai terasa pada 2020 ini dengan cara membuka akses dan kemudahan bagi siapa saja yang ingin menjadi peserta dan mendapatkan manfaat dari kepesertaannya. (Baca juga: Wawancara Beasiswa Unggulan Kemendikbud Dilakukan Daring)
Tidak hanya itu, kemudahan akses untuk menjadi peserta ini juga akan mengarah pada dorongan sektor properti untuk dapat mengakomodasi demand yang terjadi. Menurut Adi, kehadiran BP Tapera di sisi demand side diyakini mampu menyediakan potential buyer untuk sektor perumahan. Melalui kontribusi ini, BP Tapera menjadi satu di antara penggerak pertumbuhan sektor sekunder di Indonesia.
“Tumbuhnya sektor sekunder di Indonesia diyakini mampu membuka lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja pada sektor tersebut. Pertumbuhan tersebut juga dapat mendorong investasi dan inovasi teknologi pada sektor sekunder,” ucap Adi.
Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sis Apik Wijayanto mengaku, perseroan telah menyiapkan berbagai strategi dalam memanfaatkan peluang bonus demografi . Apalagi, pihaknya siap menjalini kemitraan dengan BP Tapera dalam mengakselerasi kepemilikan hunian yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Kebutuhan rumah yang meningkat pesat tersebut tentu memunculkan peluang bisnis baik dari sisi suplai yang dikerjakan pengembang maupun pembiayaan yang ditangani perbankan. Bonus demografi menurut analis kebijakan ahli madya BKKBN Muktiani Asrie Suryaningrum sejatinya sudah berlangsung pada tahun ini. (Baca: Agar Doa Cepat Dikabulkan, Perhatikan Tiga Hal Ini!)
Dua orang usia produktif menangani kurang dari satu orang usia nonproduktif. Dari jumlah usia produktif tersebut, sekitar 25% didominasi oleh usia 14-24 tahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), bonus demografi yang didominasi oleh kaum milenial berusia 20-40 tahun, pada 2021 akan berjumlah sekitar 31,92% dan pada 2022 meningkat lagi di angka 32% dari total penduduk Indonesia.
“Jumlah usia produktif yang cukup besar di Indonesia ini pastinya jadi peluang bagi sektor perumahan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka akan rumah,” jelas Muktiani dalam diskusi virtual “Bonus Demografi dan Tantangan Pembiayaan Perumahan” di Jakarta kemarin.
Besarnya peluang dari bonus demografi yang bisa dimanfaatkan membuat BP Tapera bersiap. Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan, kesiapan Tapera untuk menangkap besarnya potensi bonus demografi yang sudah mulai terasa pada 2020 ini dengan cara membuka akses dan kemudahan bagi siapa saja yang ingin menjadi peserta dan mendapatkan manfaat dari kepesertaannya. (Baca juga: Wawancara Beasiswa Unggulan Kemendikbud Dilakukan Daring)
Tidak hanya itu, kemudahan akses untuk menjadi peserta ini juga akan mengarah pada dorongan sektor properti untuk dapat mengakomodasi demand yang terjadi. Menurut Adi, kehadiran BP Tapera di sisi demand side diyakini mampu menyediakan potential buyer untuk sektor perumahan. Melalui kontribusi ini, BP Tapera menjadi satu di antara penggerak pertumbuhan sektor sekunder di Indonesia.
“Tumbuhnya sektor sekunder di Indonesia diyakini mampu membuka lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja pada sektor tersebut. Pertumbuhan tersebut juga dapat mendorong investasi dan inovasi teknologi pada sektor sekunder,” ucap Adi.
Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sis Apik Wijayanto mengaku, perseroan telah menyiapkan berbagai strategi dalam memanfaatkan peluang bonus demografi . Apalagi, pihaknya siap menjalini kemitraan dengan BP Tapera dalam mengakselerasi kepemilikan hunian yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.