Pemerintah Targetkan 10 Juta UMKM Melek Digital Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami penurunan pendapatan yang amat tajam. Salah satu penyebabnya lantaran adanya pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi yang bertujuan memutus mata rantai penyebaran wabah tersebut. UMKM merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Pada 2018 sektor ini berkontribusi sebesar 60,34 % terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
UMKM juga menyerap 116 juta orang atau 97,02 % dari total pekerja di negeri ini. Namun, krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap keberlangsungan sekitar 64 juta pelaku UMKM. Percepatan transformasi UMKM melalui digitalisasi diyakini menjadi salah satu kunci bagi upaya pemulihan ekonomi di tanah air.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan UMKM yang masih bertahan dan tumbuh berkembang adalah UMKM yang terhubung dengan digital market place atau ekosistime digital. Pemerintah menargetkan sebanyak 10 juta UMKM akan terhubung dengan market place hingga akhir tahun 2020. "Sejumlah kendala masih dihadapi mulai dari banyaknya pelaku UMKM yang belum melek digital, kesulitan menggunakan fitur pada platform e- commerce, ketersediaan akses internet yang belum memadai," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (26/10/2020).
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Komite Penanganan COVD-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Raden Pardede menambahkan ditengah Pandemi Covid-19 kita telah menganggarkan sebesar Rp122 triliun untuk UMKM. "Kita tahu bahwa sejak kita mengalami Covid-19 kita menganggarkan 122 triliun dan sampai sekarang itu realisasinya sudah mencapai sekitar 91 triliun yang sudah dialokasi kepada UMKM," kata dia.
Dia menjelaskan, bantuan tersebut akan diberikan kepada bank yang nantinya didistubusikan kepada pelaku usaha. "Ada penempatan dana yang sangat signifikan diberikan kepada Bank-bank untuk kemudian bank tersebut menyalurkannya kepada UMKM kemudian juga ada Banpres produktif juga ada subsidi bunga kemudian ada penjaminan yang diberikan kepada kredit UMKM dan ada pembiayaan investasi, koperasi," ujarnya.
UMKM juga menyerap 116 juta orang atau 97,02 % dari total pekerja di negeri ini. Namun, krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap keberlangsungan sekitar 64 juta pelaku UMKM. Percepatan transformasi UMKM melalui digitalisasi diyakini menjadi salah satu kunci bagi upaya pemulihan ekonomi di tanah air.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan UMKM yang masih bertahan dan tumbuh berkembang adalah UMKM yang terhubung dengan digital market place atau ekosistime digital. Pemerintah menargetkan sebanyak 10 juta UMKM akan terhubung dengan market place hingga akhir tahun 2020. "Sejumlah kendala masih dihadapi mulai dari banyaknya pelaku UMKM yang belum melek digital, kesulitan menggunakan fitur pada platform e- commerce, ketersediaan akses internet yang belum memadai," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (26/10/2020).
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Komite Penanganan COVD-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Raden Pardede menambahkan ditengah Pandemi Covid-19 kita telah menganggarkan sebesar Rp122 triliun untuk UMKM. "Kita tahu bahwa sejak kita mengalami Covid-19 kita menganggarkan 122 triliun dan sampai sekarang itu realisasinya sudah mencapai sekitar 91 triliun yang sudah dialokasi kepada UMKM," kata dia.
Dia menjelaskan, bantuan tersebut akan diberikan kepada bank yang nantinya didistubusikan kepada pelaku usaha. "Ada penempatan dana yang sangat signifikan diberikan kepada Bank-bank untuk kemudian bank tersebut menyalurkannya kepada UMKM kemudian juga ada Banpres produktif juga ada subsidi bunga kemudian ada penjaminan yang diberikan kepada kredit UMKM dan ada pembiayaan investasi, koperasi," ujarnya.
(nng)