Ini 5 Alasan Mengapa Investasi di Indonesia Menjanjikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini investor akan sangat tertarik untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. Menurut dia, setidaknya ada lima alasan mengapa investasi di Indonesia sangat menjanjikan dan menguntungkan.
Pertama, jelas dia, Indonesia menawarkan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan dengan kondisi makroekonomi yang stabil. Pascakontraksi akibat pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia diperkirakan bakal tumbuh 5% di tahun depan dan 6% secara rata-rata selama lima tahun ke depan.
(Baca Juga: Investasi Saham dan Obligasi Tetap Menguntungkan, Covid-19 Ada Batasnya)
"Inflasi juga terkendali, nilai tukar stabil, dan ketahanan eksternal kuat. Kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati terus menjadi dasar yang kuat dari kebijakan makroekonomi ini," ujar Perry di Jakarta, Selasa (27/10/2020).
Kedua, lanjut dia, Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan reformasi struktural demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Terkait hal ini, pemerintah mengesahkan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja untuk merampingkan investasi dan proses bisnis, penyederhanaan birokrasi, strategi yang jelas untuk manufaktur dan hilirisasi sumber daya alam, mengintegrasikan rantai pasokan lokal dan global, serta mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah.
Ketiga, Indonesia terus menawarkan investasi infrastruktur yang menjanjikan, baik di tingkat nasional, daerah, provinsi, dan kota. Keempat, mempercepat pendalaman pasar keuangan untuk memberi dukungan atas peningkatan kebutuhan pembiayaan investasi di Indonesia, termasuk penerbitan green sukuk untuk membiayai proyek-proyek hijau dan ramah lingkungan.
(Baca Juga: Kadin: Omnibus Law Reformasi Struktural Terbesar Pemerintah)
Kelima, Indonesia pada tahun ini mempercepat digitalisasi di seluruh aktivitas perekonomian sebagai mesin baru ekonomi domestik yang menjanjikan.
"BI bangga dan memiliki komitmen yang kuat untuk transformasi digital ini melalui implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang kami luncurkan pada Mei 2019," tandasnya.
Pertama, jelas dia, Indonesia menawarkan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan dengan kondisi makroekonomi yang stabil. Pascakontraksi akibat pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia diperkirakan bakal tumbuh 5% di tahun depan dan 6% secara rata-rata selama lima tahun ke depan.
(Baca Juga: Investasi Saham dan Obligasi Tetap Menguntungkan, Covid-19 Ada Batasnya)
"Inflasi juga terkendali, nilai tukar stabil, dan ketahanan eksternal kuat. Kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati terus menjadi dasar yang kuat dari kebijakan makroekonomi ini," ujar Perry di Jakarta, Selasa (27/10/2020).
Kedua, lanjut dia, Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan reformasi struktural demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Terkait hal ini, pemerintah mengesahkan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja untuk merampingkan investasi dan proses bisnis, penyederhanaan birokrasi, strategi yang jelas untuk manufaktur dan hilirisasi sumber daya alam, mengintegrasikan rantai pasokan lokal dan global, serta mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah.
Ketiga, Indonesia terus menawarkan investasi infrastruktur yang menjanjikan, baik di tingkat nasional, daerah, provinsi, dan kota. Keempat, mempercepat pendalaman pasar keuangan untuk memberi dukungan atas peningkatan kebutuhan pembiayaan investasi di Indonesia, termasuk penerbitan green sukuk untuk membiayai proyek-proyek hijau dan ramah lingkungan.
(Baca Juga: Kadin: Omnibus Law Reformasi Struktural Terbesar Pemerintah)
Kelima, Indonesia pada tahun ini mempercepat digitalisasi di seluruh aktivitas perekonomian sebagai mesin baru ekonomi domestik yang menjanjikan.
"BI bangga dan memiliki komitmen yang kuat untuk transformasi digital ini melalui implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang kami luncurkan pada Mei 2019," tandasnya.
(fai)