Hati-Hati! Pulang Liburan Pasar Modal Hadapi Resesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah diminta waspada karena sehabis liburan pasar modal menghadapi pengumuman resesi. Hal itu disebabkan karena pertumbuhan ekonomi diproyeksikan terkontraksi minus 2,9% pada kuartal III 2020. Director Business & Strategy BNI Sekuritas Arianto menegaskan dampak resesi akan berpengaruh signifikan terhadap ketidakpastian pasar. Sebab itu kondisi tersbeut perlu disiapkan antisipasi pemerintah.
"Tetap hati-hati, karena modal butuh bantuan dari pemerintah untuk memulihkan kepercayaan investor," ujar Arianto saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (30/10/2020).
Menurut dia perlu langkah konkrit yang harus disiapkan pemerintah agar pasar modal tidak diterjang sentimen negatif. Sementara untuk kalangan ekonomi bawah bisa jadi tidak terlalu pusing dengan istilah resesi karena hidup sudah sulit. "Masyarakat ekonomi bawah mungkin sudah tidak bisa membedakan resesi karena hidup sudah sulit. Harus ada langkah konkrit agar pasar modal jangan mendapatkan sentimen negatif," jelasnya.
Dia meminta agar investor lebih banyak meluangkan waktu memantau portofolio. Adapun investor memilih reksadana pendapatan tetap yang portofolionya berupa obligasi dan Surat Berharga Negara (SBN). "Namun demikian, bisa kembali lagi perlu melihat dulu portofolionya yang tertera dalam fund fact sheet reksadana," kata dia.
Tak senada, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, resesi hanya sebagai gambaran bahwa ekonomi suatu negara minus secara dua kuartal berturut-turut. Oleh karenannya, resesi tidak menggambarkan kondisi pasar modal secara keseluruhan. "Pasar saham berpengaruh jika ekspektasi investor menurun," jelasnya.
Simak Video: RI Diprediksi Segera Masuk Jurang Resesi
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
"Tetap hati-hati, karena modal butuh bantuan dari pemerintah untuk memulihkan kepercayaan investor," ujar Arianto saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (30/10/2020).
Menurut dia perlu langkah konkrit yang harus disiapkan pemerintah agar pasar modal tidak diterjang sentimen negatif. Sementara untuk kalangan ekonomi bawah bisa jadi tidak terlalu pusing dengan istilah resesi karena hidup sudah sulit. "Masyarakat ekonomi bawah mungkin sudah tidak bisa membedakan resesi karena hidup sudah sulit. Harus ada langkah konkrit agar pasar modal jangan mendapatkan sentimen negatif," jelasnya.
Dia meminta agar investor lebih banyak meluangkan waktu memantau portofolio. Adapun investor memilih reksadana pendapatan tetap yang portofolionya berupa obligasi dan Surat Berharga Negara (SBN). "Namun demikian, bisa kembali lagi perlu melihat dulu portofolionya yang tertera dalam fund fact sheet reksadana," kata dia.
Tak senada, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, resesi hanya sebagai gambaran bahwa ekonomi suatu negara minus secara dua kuartal berturut-turut. Oleh karenannya, resesi tidak menggambarkan kondisi pasar modal secara keseluruhan. "Pasar saham berpengaruh jika ekspektasi investor menurun," jelasnya.
Simak Video: RI Diprediksi Segera Masuk Jurang Resesi
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
(nng)